Abisha baru saja pulang. Ia melangkahkan kaki untuk masuk kedalam rumah. Sempat mengucapkan salam, namun tidak ada yang menjawab. Mungkin ibunya lagi berada didapur, pikirnya. Abisha langsung menuju dapur dan ternyata benar. Disana, ibunya sedang menunggu Abizar makan.
"Kakak, udah pulang?" Tanya Abizar, adik Abisha yang berumur 5 tahun.
"Iya," Balas Abisha sambil berjalan mendekati, Dewi. " Bun," Ucapnya sambil ingin menyalimi, Dewi. Abisha berjalan mendekati Abizar yang berada disamping, Dewi.
"Makan apa nih adek, kakak?" Ucapnya sembari duduk disamping, Abizar.
"Nasi,"
"Nggak pake lauk?" Tanya Abisha terkekeh.
"Ada, nih ayam."
"Kak Iva belum pulang?"
"Belum,"
"Aduh, kak, Kasian adek mau makan. Kakak ganti baju dulu sana. Abis itu makan. Bunda, siapin."
Abisha hanya terkekeh. Dia memang suka menjahili adiknya yang satu itu. Kadang Abisha jadi gemas sendiri.
"Iya," Balasnya sambil terkekeh. Abisha bangkit dan mencium pipi Abizar begitu saja. Sedangkan Abizar matanya melotot melihat kearah, Abisha.
"Kakak," Tegur Dewi.
"Iya, maaf! Abisnya gemesin...! Oya, bun, nih obatnya!" Ucapnya sambil memberikan obat kepada, Dewi.
Dewi hanya bisa geleng-geleng. Lalu mengambil obat tersebut." Makasih, ya!"
" Iya, Ata kekamar dulu,"
Abisha langsung menuju kamarnya untuk menganti baju dengan pakaian santai. Abisha duduk dimeja belajar untuk mengecas hpnya. Tiba- tiba ia mendengar suara seperti orang menjatuhkan diri dikasur. Abisha langsung menoleh dan ternyata itu Adeeva, adiknya. Mereka memang tidur satu kamar, karena kamar Adeeva sedang direnovasi.
"Tumben Lo kak pulang jam segini? Biasanya mau ashar baru sampe!"
"Kakak tadi cuman anter surat deket sekolah, kakak! Jadi, habis dari sana langsung pulang."
"Owh...," Jawabnya lalu tersenyum memandang langit kamar.
"Pasti ngehaluin adik kelas?"
"Yaampun, lo tau nggak sih, kak? Dia itu manis banget, punya lesung pipit 2 dipipi. Dalem banget lagi," Ucapnya masih dengan tersenyum-senyum. Itu sudah kebiasaan Adeeva ketika bertemu, Abisha. Selalu membahas adik kelasnya. Mungkin Itulah yang dinamakan kasmaran.
" Kamu sukakan sama dia?"
" Nggak, kok!"
" Buktinya kamu selalu bahas adik kelas kamu terus. Sukakan pasti?" Goda Abisha.
" Huh, gue juga tau kali, pasti kakak juga ada naksir'kan sama temen sekelas, kakak? Ngaku aja, udah!"
" SOTOYYY.... mengalihkan pembicaraan banget."
Ucapnya sembari bangkit dan keluar dari kamar. Terdengar suara tawa, Adeeva.
Abisha langsung menuju dapur untuk makan siang.***
Daffin baru saja sampai dirumah sepulang dari rumah sakit. Sekarang jam menunjukan pukul setengah 7 malam. Daffin memarkirkan motornya. Lalu masuk kedalam dan langsung menuju dapur. Daffin melihat neneknya duduk ditempat makan. Makanan dimeja sudah siap, tinggal makan saja. Daffin tau, pasti neneknya menunggu dirinya.
"Assallamuallaikum, nek!" Salamnya sambil berjalan menuju neneknya . Daffin meraih tangan neneknya lalu menciumnya.
"Waallaikumussallam,"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doctor [End]✔
Teen Fiction"Deg-degan?" tutur Daffin tiba-tiba. Abisha hanya bisa mengerutkan dahi. Binggung, sedari tadi dokter tersebut selalu nyerocos. "Kedengaran loh suara jantung kamu sampe sini. Kamu tau, kalo seseorang merasa deg-degan itu, mungkin saat itu ia lagi k...