Hari ini Daffin memberanikan diri untuk pergi kerumah, Abisha. Entah sudah berapa minggu ia tidak melihat gadisnya itu. Hari ini merupakan hari sabtu. Jadi, hari ini Abisha tidak masuk sekolah, karena Abisha sekolah dari Senin-jum'at.
Daffin mengetok pintu sambil mengucapkan salam. Tidak lama pintu terbuka dan menampakan, Deeva.
"Eh, ada pak Dokter. Masuk dulu, pak."
Daffin hanya tersenyum lalu masuk kedalam mengikuti, Deeva.
"Daffin...," Ucap Dewi baru saja keluar dari kamar bersama, Abizar.
"Tente," ucapnya lalu menyalimi, Dewi.
"Om dokter ngapain kesini? Cari kakak Izar, ya?"
"Eh, dek, nggak boleh gitu, ya. Duduk dulu, Daffin. Tente buatin minum dulu."
Daffin sedikit tersenyum,"Iya,"
"Izar mau ikut, bunda?" Tanya Dewi.
"Izar disini aja bunda, temenin om dokter."
Deeva yang duduk disofa memutar bola matanya malas mendengar, Abizar.
"Yaudah, bunda kedapur dulu."
Dewi langsung menuju dapur, sedangkan Abizar menghampiri Daffin dan duduk disebelahnya. Deeva memilih main hp saja. Kadang-kadang ia tersenyum sendiri. Begitulah ABG.
"Om Dokter kesini cari kakak Izar, ya?" Tanya Izar lagi. Entah apa yang ada dipikiran Abizar sampai-sampai bertanya itu lagi. Padahal bunda'nya sudah bilang tidak boleh.
"Izar, bunda bilang apa tadi? Nanti kakak bilang bunda ya kalo izar nanya gitu lagi sama pak dokter." Sahut Deeva.
"Tuh'kan om dokter, kakak Izar yang itu galak, selalu nakalin Izar dan bikin Izar nanggis." Adunya pada Daffin.
"Dasar, bocah caper," kesal Deeva dalam hati. Deeva hanya menatapnya tajam dan dibalas oleh Abizar dengan tatapan tajam juga.
Daffin terkekeh melihat 2 bersaudara itu." Kak Abisha kemana? Kok, nggak ada?" Tanya Daffin.
"Nggak tau, Izar belum liat kak Ata hari ini."
"Abisha ada dikamar!" Sahut Dewi membawa nampan berisi 4 gelas air minum.
Dewi memberi satu minum kepada Daffin dan selebihnya untuk Dewi, Abizar dan Deeva.
"Kamu kesini mau ketemu, Abisha?" Tanya Dewi sambil duduk disofa depan, Daffin.
" Iya, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan, itupun kalo tante izinkan."
"Yaudah, tante panggil dulu, ya."
Daffin hanya mengangguk sambil sedikit tersenyum. Ia sangat berharap Abisha mau menemuinya. Ia sudah sangat rindu dengan gadisnya itu.
Daffin mengelus kepala Abizar yang meminum airnya sedari tadi. Sungguh, Izar akan diam jika sudah makanan ada didirinya. Sedangkan Deeva, memainkan hp dengan posisi menyandar, gelas berada ditangan kiri sedangkan hp tangan kanan. Entah ia menganggap Daffin berada disana atau tidak.
***
"Abisha... bunda masuk, ya?"
Dewi mengetok beberapa kali pintu kamar Abisha, lalu memutuskan untuk masuk karena tidak ada jawaban.
"Ada apa, bun?" Tanya Abisha yang duduk dimeja belajarnya sambil membuka video kajian. Sebenarnya tadi Abisha ingin membukakan pintu, namun keburu Dewi masuk kedalam.
"Ada Daffin diluar, mau ketemu katanya."
Abisha diam, dia tidak mau bertemu Daffin lagi. Untuk saat ini, ia ingin menjauhi yang namanya pria. Kecuali keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doctor [End]✔
Teen Fiction"Deg-degan?" tutur Daffin tiba-tiba. Abisha hanya bisa mengerutkan dahi. Binggung, sedari tadi dokter tersebut selalu nyerocos. "Kedengaran loh suara jantung kamu sampe sini. Kamu tau, kalo seseorang merasa deg-degan itu, mungkin saat itu ia lagi k...