#36 kenapa seperti ini?

136 10 0
                                    

2 minggu setelah sadar dari koma, Abisha sudah bisa pulang dari rumah sakit. Abisha mengalami Amnesia karena pada bagian kepalanya terluka parah. Bagian kakinya juga ada yang retak dan membuatnya harus memakai kursi roda.

Abisha sekarang sedang berada didalam kamarnya. Tepatnya dirumah ayah dan bundanya. Ia memilih pulang kesana karena ia belum yakin bahwa ia sudah menikah.

Daffin sempat sedih melihat kondisi, Abisha. Apalagi ia tidak sama sekali menginggat, Daffin. Daffin masuk kedalam kamar, Abisha. Terlihat Abisha sedang berada didepan meja belajar. Ia memegang satu buah buku daery. Pelan-pelan Daffin mulai mendekati, Abisha. Semenjak Abisha sadar, Abisha tidak mau berbicara dengan, Daffin

Flashback on

Daffin dan Abisha masih berada diruang rawat. Abisha hanya diam, semenjak ia sadar dan tau bahwa ia mengalami amnesia, Abisha hanya diam dengan wajah binggung. Bukan apa, Abisha hanya merasa asing dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Dewi menceritakan sedikit masa lalu yang Abisha alami kepada, Abisha. Yang lain hanya mendengarkan dan menatap iba kearah, Abisha. Waktu itu semuanya berkumpul. Sahabat Abisha, keluarga bahkan ada pasya dan Azka.

"Ini Daffin suami kamu,"terang Dewi pada, Abisha. Saat itu Daffin berdiri disamping Dewi yang duduk dikursi samping brankar. Abisha hanya menatap Daffin dengan tatapan datar. Ia sama sekali belum bicara ketika Dewi bercerita. Abisha melihat keselilingnya, entah kenapa ia melihat wajah-wajah orang disekitarnya terlihat tegang.

"Abisha udah nikah?" tanyanya kembali menatap, Dewi. Dewi mengangguk, namun Abisha masih ragu. Ia diam, mencoba menginggat memori-memori yang entah hilang kemana. Abisha memegangi kepalanya. Sakit, rasanya kepalanya ingin pecah.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Dewi panik. Bahkan Fitri sampai menanggis tidak tega melihat keadaan, Abisha.

"Abisha," Daffin mendekati Abisha dan langsung memeluk, Abisha. Airmatanya ikut mengalir. Ia tidak bisa melihat Abisha seperti itu. Dewi meminggir sedikit dan menghampiri Lukman yang tidak jauh dibelakangnya.

"Sakit," jawabnya. Air matanya sudah mengalir. Ia tidak mampu menahan sakitnya. Tiba-tiba Abisha pingsan. Daffin yang sadar langsung mengatur posisi Abisha untuk berbaring. Karena posisi Abisha tadi sedang terduduk.

Daffin langsung memeriksa keadaan, Abisha. Sedangkan yang lain disuruh untuk menunggu diluar oleh seorang suster.

Skip

Daffin menunggu Abisha yang sedari tadi belum sadar. Yang lainnya memilih untuk pulang, karena jam juga sudah menunjukan pukul 8 malam. Abisha mulai sedikit membuka matanya. Ia memandangi sekitarnya. Abisha melihat ada seorang dokter tertidur sambil memegangi tangannya. Abisha spontan menarik kasar tangannya. Daffin langsung tersadar dan melihat kearah Abisha yang berusaha untuk duduk.

"Abisha, kamu sudah sadar?" tanya Daffin.

Daffin yang melihat Abisha sudah duduk berniat ingin membantu Abisha untuk mengubah posisinya supaya lebih nyaman.

"Biar aku bantu." Daffin sudah bangkit dan hendak memegang, Abisha. Namun tangannya ditepis, Abisha. Awalnya Daffin kaget, namun melihat ekspresi Abisha datar ... ya, Daffin mengerti.

Daffin kembali duduk. Memandangi wajah Abisha yang sama sekali tidak melihat kearahnya. Ia hanya diam dengan pandangan lurus kedepan.

"Kamu mau sesuatu? Makan, minum, at...,"

"Kamu pergi," potong Abisha. Pandangannya masih kedepan. Daffin hanya diam, tidak menyanggka kata-kata itu keluar dari mulut, Abisha.

"Abisha, aku disini jagain kamu. Istri aku ...!Apa kamu masih tidak percaya kalau aku ini suami kamu. Apa bukti yang udah aku tunjukin sama kamu belum cukup jadi bukti?"

The Doctor [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang