#33 Penyesalan

139 10 0
                                    

Abisha hari ini pergi kerumah ayah dan bundanya. Abisha hanya pergi sendiri, karena Daffin sedang bekerja. Abisha menaiki sepeda motor sendiri yang Daffin siapkan untuk dirinya. Daffin sebenarnya menyuruh Abisha untuk naik taxi dan pulangnya Daffin yang akan menjemput. Namun, Abisha menolak. Bukan apa, Abisha hanya tidak ingin merepotkan Daffin, apalagi ia bekerja seharian. Jika harus menjemput Abisha, kasihan Daffin.

"Assallamuallaikum," salam Abisha sambil mengetok pintu. Beberapa menit Abisha menunggu akhirnya pintu terbuka.

"Waallaikumussallam," jawab Dewi dari dalam lalu membuka pintu.

"Loh, kak ...," ucap Dewi sedikit terkejut.

Abisha tersenyum lalu menyalimi, Dewi. Dewi mengajak Abisha masuk kedalam dan duduk diruang tamu. Disana ada Abizar yang sedang bermain hp. Abisha langsung menghampiri Abizar, sepertinya tadi Dewi sedang memberi makan, Abizar.

"Kak Ata? Kok disini?" tanya Abizar sedikit kaget melihat Abisha yang sudah ada didepannya. Dewi tersenyum dan duduk disofa sambil mengambil piring yang berisi nasi.

"Nggak boleh, emang? Izar nggak kangen sama, kakak?"

"Nggak!" balasnya santai, lalu membuka hpnya kembali.

Abisha hanya bisa pasrah. Anak kecil itu jika sudah bertemu hp, bagaikan orang yang lupa dunia.

"Dikit lagi, aaa...!" ucap Dewi ingin menyuapkan nasi kepada, Abizar. Abizar menurut saja. Ia langsung membuka mulut dan memakan makanannya

Abisha duduk disamping, Abizar. "Deeva kemana, bun? Kok, sepi?"

"Ada, main hp dikamar!"

"Owh.... oya, Ata lupa, tadi Ata'kan bawa sedikit cemilan buat, Izar. Ata keluar dulu, ya ... bun, ambil cemilannya."

Dewi mengangguk dan sedikit bergumam. Abisha beranjak dan langsung mengambil cemilan dimotornya. Abisha masuk dengan membawa kantong berukuran sedang. Abisha membawanya diatas meja dan kembali duduk.

"Seharusnya kamu nggak usah repot-repot sampe bawain cemilan segala kesini."

"Nggak papa, bun."

Dewi hanya tersenyum "Gimana hubungan kamu sama, Daffin?" tanya Dewi penasaran. Kenapa Dewi jadi ingin menanyakan tentang cucu

"Alhamdulillah,bun ... Kita baik-baik aja." jawab Abisha sedikit tersenyum.

"Bunda mau nanya, deh! Kamu udah berikan hak, Daffin?"

Abisha sedikit terkejut mendengar tuturan bundanya. Sungguh ia sangat malu membahas tentang itu.

"Udah buatin ayah sama bunda cucu'kan? tambah Dewi tersenyum jahil membuat Abisha jadi salting.

"Tunggu kabar baiknya aja, bun." balas Abisha. Dewi tersenyum mendengar tuturan, Abisha.

***

Abisha dalam perjalanan pulang. Ia mengendarai motor dengan wajah yang terus tersenyum. Entah kenapa ia ingin segera sampai dirumah.

Tiba-tiba sebuah motor menghadangnya. Abisha mengerem mendadak. Kaget . Untung ia menggunakan motor dengan kecepatan sedang. Jika tidak, sudah bisa dibayangkan apa yang akan terjadi.

Abisha menaikan kaca helmnya. Hatinya mulai was-was ketika melihat seorang pria menghampirinya.

"Abisha ...," sapa Pria itu tersenyum hangat. Abisha kembali menutup kaca helmnya dan beniat ingin pergi menghindari pria yang tidak lain adalah Danil. Namun, kunci motornya tiba-tiba diambil, Danil.

Abisha sedikit ketakutan. Apalagi ia berada didaerah yang terlihat sepi.

"Danil, tolong balikin. Aku mau pulang." pinta Syifa yang sudah membuka kaca helmnya.

The Doctor [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang