Sabtu, 13 November 2021
Jam pertama kelas Abisha hari ini adalah mata pelajaran olahraga. Jadi, seperti biasa mereka akan pergi kelapangan. Karena ini merupakan jam pertama, jadi mereka dari rumah sudah mengunakan baju olahraga. Kecuali hari senin, karena pagi akan mengadakan upacara.
Abisha dan Fitri baru saja keluar kelas untuk pergi kelapangan. Amanda dan Aurin berada didepannya, bareng teman sekelasnya. Kalo dilihat-dilihat mungkin mereka kaya mau pawai.
" Lemes banget ya hari ini. Berasa nggak ada semangat-semangatnya. Kenapa, ya? Kangen doi kali, ya." Ucap Fitri dan diakhiri dengan gumaman kecil.
Abisha tersenyum sambil mengeleng kepala sedikit.
Di tengah perjalanan mereka mereka melihat Zia dan Nita. Mereka kelihatan baru sampai. Namun, ketika berlintasan, hanya tatapan sinis yang mereka dapatkan. Abisha dan Fitri binggung. Kenapa Zia menatapnya sinis. Ketika sudah sedikit menjauh. Fitri membuka suara.
" Dia kenapa? Kaya benci gitu liat kita?"
" Aku juga nggak tau! Perasaan kita nggak pernah buat salah apa-apa deh sama mereka."
" Tau! Ngobrol sama dia aja nggak pernah."
Zia dan Nita memang berbeda kelas. Namun mereka satu angkatan. Kelas Zia dan Nita berada disebelah kelas, Abisha. Namun, mereka tidak begitu akrap dikarenakan Abisha dan Fitri yang jarang keluar kelas.
" Udah, nggak usah dipikirin." Ucap Abisha.
Mereka langsung berkumpul dilapangan menunggu guru olah raga. Tiba-tiba pasya selaku ketua kelas datang dan menyuruh untuk pemanasan terlebih dahulu.
" Baris woy, baris..." Suruh Pasya sambil menuju segorombolan kelasnya.
" Pak Putra kemana?"
"Masih diruangannya. Bapak suruh kita pemanasan keliling lapangan basket 3 putaran."
" Whatt, the... Nggak bisa diskon?" Tanya Amanda .
" Udah murah! Cepetan mulai!"
"Tadi nyuruh baris!"
" Baris memanjang, supaya lebih rapi larinya kaya semut gitu ."
Amanda langsung memulai untuk mengelilingi lapangan begitu juga dengan yang lainnya. Sedangkan Abisha dan Fitri sudah mulai dari tadi.
***
Diposisi Zia dan Nita mereka sudah hampir sampai kekelasnya. Namun, entah kenapa Zia tetap jalan lurus dan membuat sang teman kebinggungan."Mau kemana? Kelas kita ini, bukan disana!" Ingat Nita.
" Lo duluan aja masuk kekelas. Gue mau samperin seseorang dulu." Ucapnya yang sudah menghadap temannya. Jarak mereka kurang lebih satu meter.
" Istirahat aja. Udah bel loh. Keburu guru masuk nanti."
" Lo tenang aja. Yaudah, gue kesana dulu." Ucapnya meninggalkan temannya itu.
"Mau kemana, sih?" Gumamnya lalu memutuskan untuk masuk kedalam kelas.
Zia langsung masuk kedalam kelas yang tidak berpenghuni. Tepat, disamping kelasnya. Entah apa tujuannya masuk kesana . Namun, ia langsung menuju salah satu tempat duduk yang tak lain tempat, Abisha. Ia lalu mengambil botol minuman dari dalam tas tersebut. Ia membuka tasnya mengambil sebuah obat . Ia tersenyum miring melihat obat tersebut.
" Akan gue jelasin kenapa gue lakuin ini nanti, kalau lo udah ngerasain efek dari obat ini." Batinnya tersenyum miring.
" Mungkin sakitnya lo nanti nggak akan sama sakitnya dikhianatin sama orang yang gue cintai." Kini wajahnya mulai sedikit merah menahan amarah. Entah ada masalah apa ia sampai berani melakukan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doctor [End]✔
Teen Fiction"Deg-degan?" tutur Daffin tiba-tiba. Abisha hanya bisa mengerutkan dahi. Binggung, sedari tadi dokter tersebut selalu nyerocos. "Kedengaran loh suara jantung kamu sampe sini. Kamu tau, kalo seseorang merasa deg-degan itu, mungkin saat itu ia lagi k...