Daffin sudah bersiap-siap ingin pulang. Ia sudah berjanji ingin menjemput istrinya yang belanja diminimarket.
"Dok, saya duluan." pamitnya kepada dokter Farhan.
"Iya, pengantin baru mah, nggak bisa jauh-jauh dari istri. Kangen mulu bawaannya." goda Dokter Farhan.
"Apa sih, dok." balas Daffin terkekeh. Memang benar, sih! Lanjutnya dalam hati.
"Saya dulu juga gitu. Jadi, kamu nggak bisa bohong."
"Apa sih, dok. Yaudah saya pulang duluan. Assallamuallikum." Daffin langsung bergegas keluar. Setidaknya nanti ia bisa membantu istrinya belanja.
"Waallaikumussallam. Pulang juga, Deh. Lagian jam kerja juga udah habis. Kangen istri." gumamnya terkekeh.
Daffin berjalan menuju parkiran sedikit tergesa. Namun, langkahnya terhenti mendengar suara Wulan memanggilnya.
Wulan tersenyum, membuat Daffin bertanya kenapa, dalam hatinya. Padahal sekarang ia sedang buru-buru.
"Selamat, ya ... atas pernikahan kamu. Semoga menjadi keluarga sakinah mawadah wadahmah."
Daffin sedikit tersenyum."Aamiin, maaf waktu itu nggak ngundang kamu. Soalnya saya cuman undang keluarga dan kerabat yang bersangkutan saja."
"Tidak apa-apa! Saya mengerti."
"Makasih! Kalau gitu saya duluan. Assallamuallaikum,"
"Waallaikumussalam." balas Wulan.
Daffin menjakankan motornya menuju minimarket yang Abisha bilang. Abisha sudah sampai disana sekitar 20 menit yang lalu katanya. Ia tidak mau membuat istrinya kerepotan belanja sendiri.
***
"Abisha," panggil seseorang. Suaranya tidak asing. Abisha menoleh dan didapatinya Azka dibelakangnya.
"Azka,"
Abisha dan Azka berada ditempat cemilan. Abisha sudah belanja barang dapur dan pesanan neneknya. Ia hanya ingin mencari sedikit cemilan, dan beberapa makanan ringan untuk stok dirumah.
"Apa kabar?" tanya Azka canggung. Lukanya kembali hadir, dan sekarang ia akan menanyakan itu langsung kepada, Abisha. Mumpung lagi ketemu.
"Alhamdullillah, baik. Kamu sendiri?"
"Alhamdullillah,"balas Azka.
"Kamu kuliah dimana? Kok nggak pernah liat kamu sama Manda atau Aurin dikampus?" Azka, Pasya, Aurin dan Manda memang satu kampus. Namun, mereka cuman berbeda jurusan.
"Aku nggak kuliah." jawabnya tersenyum.
Azka tersenyum kecut. Kenapa hatinya begitu sakit."Aku dengar kamu sudah menikah? Kenapa nggak ngundang? " tanya Azka. Terlihat bahagia, namun nyatanya sakit.
Entah kenapa jantung Abisha berdesir mendengar kata itu. Apa mungkin karena Abisha pernah menyukai, Azka?
"Maaf, soalnya hanya keluarga yang diundang. Aku juga cuman undang Fitri dan suaminya, terus Aurin dan Manda"
"Kamu sudah bahagia. Semoga menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah."
"Aamiin ... terima kasih, Azka."
Azka sedikit tersenyum"Aku duluan, assallamuallaikum." Azka mengambil satu kerupuk dan mengambil Air botol sebelum pergi.
"Waallaikumussallam,"
"Maaf jika aku masih menganggumimu. Tapi jujur, rasa itu hanya sebatas kagum. Tidak lebih! Karena menurutku, Rasa kagum itu tidak akan hilang, kecuali sosok
yang membuat kita kagum berubah."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doctor [End]✔
Ficção Adolescente"Deg-degan?" tutur Daffin tiba-tiba. Abisha hanya bisa mengerutkan dahi. Binggung, sedari tadi dokter tersebut selalu nyerocos. "Kedengaran loh suara jantung kamu sampe sini. Kamu tau, kalo seseorang merasa deg-degan itu, mungkin saat itu ia lagi k...