Assallamuallaikum,
Buat teman-teman jangan lupa follow akun @Delika5 , ya! Supaya nggak ketinggalan part terbarunya, heheh!___________________________________
Daffin baru saja keluar dari masjid yang ada didekat gedung pernikahan tersebut. Mereka disana melakukan salat isya. Karena pas ditengah perjalanan tadi mereka mendengar suara azan dan memutuskan untuk salat dimesjid dekat gedung saja.
Abisha duduk diteras masjid menunggu dokter Daffin yang belum keluar. Matanya menelusuri setiap tempat. Ramai sekali, hanya itu yang ada dipikirannya.
"Abisha, sudah lama?" Tanya Daffin duduk disamping, Abisha. Daffin memasang sepatunya.
"Lumayan."
"Yaudah, yuk." Ajak Daffin yang sudah siap.
Abisha mengikut Daffin masuk kedalam gedung. Abisha memandang takjub tempat tersebut.
"Bagus, ya? Mau kalo nikah nanti kaya gini dekornya?"
"Tergantung mood."
Daffin mengangguk-angguk, mau bicara disana sangat banyak orang, bahkan banyak orang sibuk dengan suara masing-masing. Belum lagi suara musik.
"Mau makan?"
Tentu saja Abisha mau, perut Abisha juga rasanya sudah bunyi-bunyi dari tadi.
"Terserah bapak,"
"Yaudah, ikut saya."
Daffin berjalan kearah meja yang sedikit sepi. Setidaknya bisa memudahkan mereka untuk makan dengan tenang. Tidak seperti tempat tadi, pengap!
"Duduk," titah Daffin
Abisha menurut saja. Didepannya ada sepasang kekasih dan disampingnya ada Bapak dan Ibu beserta seorang anaknya.
Daffin mengambil 2 piring makanan yang sudah disiapkan. Setelah selesai mengambil makan, Ia lalu berjalan menuju Abisha dan memberikan salah satu piring.
Setelah itu Daffin pergi untuk mengambil minum.
Abisha memandang makanannya, ada nasi ayam, telur, entah apalagi.
"Kenapa? Kamu nggak suka itu?" Tanya Daffin sambil membawa 2 gelas diatas meja lalu langsung duduk.
Daffin lupa menanyakan kepada Abisha sebelum mengambilkannya makanan.
"Suka!" Jawab Abisha .
"Yaudah, makan. Habis ini kita pulang."
Daffin mulai melahap makanannya yang lebih sedikit dari, Abisha. Sebenarnya Abisha sedikit agak kesal karena Daffin terlalu banyak mengambilkannya makanan. Padahal disana masih banyak makanan lain, entah kenapa Daffin memilih nasi putih yang ditambah beberapa lauk.
Abisha makan sedikit lambat, apalagi makan ditempat seperti itu. Huh, taulah kalian, ya!
10 menit Daffin sudah menghabiskan makanannya. Sedangkan Abisha, setengah saja belum habis.
"Kamu lambat sekali makannya."
Abisha menatap Daffin kesal" Biasa perempuan." Jawabnya Asal.
Daffin hanya tersenyum, ia melihat keseliling yang sepertinya semangkin ramai.
Ia menatap Abisha makan. Seperti orang kesusahan. Abisha yang sadar langsung menatap Daffin balik.
"Kenapa?" Tanya Daffin.
"Bapak yang kenapa?"
"Saya baik-baik aja."
Abisha menarik napasnya pelan. Untuk menghadapi Daffin memang butuh kesabaran yang tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doctor [End]✔
Подростковая литература"Deg-degan?" tutur Daffin tiba-tiba. Abisha hanya bisa mengerutkan dahi. Binggung, sedari tadi dokter tersebut selalu nyerocos. "Kedengaran loh suara jantung kamu sampe sini. Kamu tau, kalo seseorang merasa deg-degan itu, mungkin saat itu ia lagi k...