Kesepakatan ustazah Neneng

5 2 0
                                    

[Selamat membaca]

Sore hari mulai merapat ke tepi, sarah pulang membawa buah jeruk dan lauk untuk makan malam. Mengucap salam gadis itu membawa masuk barang bawaannya ke dapur using. Rumah setengah batu lalu di sambung dengan papan. Telah lama menemani mereka hingga dewasa. Susunan letak tak banyak berubah, kompor berdampingan dengan lemari serbaguna tempat menyimpan makanan dan beras. Didepannya meja makan, dilengkapi pintu belakang yang mengarah langsung ke kebun mereka yang tak terlalu luas.

Di samping meja ada jendela kayu, dengan tirai yang menutupi setengah badannya. Bentuk curam dari atap dapur, jadi terlihat rendah. Terkadang jika matahari telah turun seperti saat ini, cahaya keemasan akan menerangi dapur itu. Lembut suara pintu terbuka dari kamar si mbok, dengan mata yang masing memicing ia menegur gadis itu yang lama duduk di meja makan, meminum segelas air untuk sekedar mengisi kemarau yang berkepanjangan di tenggorokan.

"assalamu'alaikum, mbok. ini sarah beli lauk dan buah. mbok udah makan?" sarah menawari

"iya, alhamdulillah. baru sampai ya." mbok duduk dengan hati-hati di samping gadis itu.

"iya mbok. alhamdulillah sarah dapat rezeki lebih dan cepet tadi pagi."

"alhamdulillah. Kalau gitu mbok ke kamar mandi dulu yaa, persiapan mau ngaji nanti malam." mbok menepuk bahu sarah sekalian berdiri meninggalkan sarah.

"iya mbok, sarah juga mau masak air minum."

Perjalanannya belum usai, ini langkah awal. Nanti malam gadis itu juga akan pamit menghadap ustazah neneng.

Sebenarnya ia tak ingin terlewatkan untuk menuntut ilmu yang sangat ia sukai ini. Kita tahu hidayah sangat banyak telah Allah subhanahu wata'ala berikan kepada kita. Baik itu sekedar nasihat atau teguran yang kita sendiri tak mampu mengerti tanda-tanda dari kekasih hati.

Jika di pikir sinyal hidayah itu amat luar biasa, mampu mengubah orang yang lemah menjadi jauh lebih kuat, orang yang negatif dalam hidup menjadi lebih bijaksana dalam menyelesaikan segala bentuk pikirannya. Seolah Allah subhanahu wata'ala berbicara "kau milikku aku yang menjagamu, memberi rezekimu lalu aku pula yang menguburkanmu." tapi kebanyakan kita masih banyak kekhawatiran yang teramat besar. Padahal hal itu belum tentu terjadi, sehingga gak ada satupun dari kehidupan kita yang berubah lebih baik dari sebelumnya.

Dan itulah yang masih dipelajari oleh si sarah, menata hati dan pikiranya. Bukankah itu semua perlu latihan yang cukup lama? Sehingga kita mampu menfilter pikiran dan tindakan kita untuk menghadapi masalah hidup.

Warna kemerahan mulai tampak dipadu dengan biru tua, menjadikan bintang kejora lebih bersinar dari kejauhan. Sukma dan sarah bersiap untuk pergi ke masjid, sementar mbok sudah lebih dulu menunggu di ruang tamu sambil mengulang hafalannya.

"mbok kami dah siap, yuk sebelum adzan maghrib nih."

"udah semua,yuk!"

***

Awal pertemuaan ngaji malam ini, mereka mengikuti ceramah ustad Saiful setelah magrib yang dihadiri oleh para remaja dan masyarakat sekitar, lalu dilanjutkan dengan sholat isya. Seperti biasa ngaji mereka di mulai dari para ibu-ibu yang telah dari tadi mengulang hafalannya. Dari batas ngaji mereka.

Ceramah yang telah berlangsung tadi, terngiang-ngiang di dalam pikiran sarah. Tema yang dibahas juga menarik, tentang cinta kepada Allah dan Rosulullah. Ustad saiful sangat enak dalam membawakan materi yang beliau bahas.

Kata-kata indah yang sarah ingat" Dari Sayyidina Anas Radhiyallahu Anhu, Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda," Tiga perkara yang jika terdapat pada diri seorang muslim, ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu mencintai Allah Subhanahu wata'ala dan Rasul-Nya lebih dari pada segalanya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah subhanahu wata'ala, takut menjadi kafir kembali sebagaimana ia takut dilemparkan ke dalam api".

REYSA [Reyvan & Sarah] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang