Menarik ulur waktu

3 1 0
                                    

[Selamat membaca]

"Dimas." Sarah tersentak dan tak percaya. Ia pun melirik ke sumber suara.

"Sar, maaf tadi aku lagi telpon." teriaknya.

Sarah tersenyum malu. Langsung saja koko membawa dimas dan sarah kembali lagi ke arah restoran.

"Oh, jadi mas dimas kawan mas koko. Sehat mas? Bagaimana kabar bunda dan ayah?" berjalan berdampingan yang koko di tengah-tengah mereka.

"Alhamdulillah, baik. Kamu?

"Alhamdulillah, baik mas."

"Ini kaya takdir ya. Dunia ternyata gak begitu luas."

"Ya, ya, ya...Seolah ini adalah garis takdir kalian. Ingat ada orang di sini, jangan di angurin dong. Kayak kalian berjalan berdua aja." Geram koko ke dimas. "Eh tunggu sarah, jadi kapan kamu kenal dimas?"

"Dari kecil. Rumah kami dekat."

"Oh, kawan kecil toh. Ok....ayo sar! Kamu harus temanin kawan kecilmu makan siang dulu, baru lanjut jalan keliling pantai. Lagian kenapa sendirian, mana rey?" Bergegas menuju restoran. Sementara sarah pasrah mengikuti dua pria itu. Dia juga penasaran, apa mas rey sudah selesai atau belum. Dan pertanyaan koko tersebut hanya dijawab dengan senyumannya saja.

"Kapan kamu pulang sar?" Dimas bertanya saat sudah mereka bersama masuk ke resto, lalu mengambil meja di luar agar bisa menikmati udara laut segar.

"Belum tau, mas."

"Kamu kesini sama siapa? Apa suami kamu juga ikut?Mana?Aku belum sempat kenalan, pas kamu nikah aku di luar kota." Sambil mencari, mana tahu ada. Tanpa sadar mereka duduk bertiga di meja yang berjarak tiga meja dari rey dan dinda.

Sarah melirik meja rey yang serius berbincang dengan wanita itu. Dimas mengikuti, langsung saja koko memberi tahu.

"Itu yang namanya rey dim. Suami sarah." menunjuk lurus dari deretan meja mereka. "Tapi, itu sama dinda. Pantas kamu sendirian jalan." koko heran dan menatap sarah.

"Oh, itu lagi ada urusan. Entah pribadi atau kerja, saya pun kurang tau." menekuk muka gadis itu dengan gores senyum.

"Mas, ayo makan siang." sarah memanggil pelayan resto. "Ayo mas dimas, mas koko. Katanya lapar tadi." mengalihkan perhatian.

"Ok, selagi masih disini dim, aku bayarin, cepat pesan! Lagian kamu terlambat, jadi gak bisa nginap lama. Nanti kita udah berangkat. Cepat! Jangan sungkan-sungkan bro." koko mencairkan suasana.

Di sisi lain. Rey tidak fokus dengan ungkapan dinda yang terus menginginkan kembalinya hubungan mereka. Dan beberapa kali melirik sarah dengan pria yang tak dikenalnya.

"Rey, rey.." dinda geram dengan sikap dingin pria itu.

"Iya, Dengar.... Gini, sekarang kita putus dengan baik-baik din. Aku udah ikhlas dengan semua keadaan kita. Jadi, jangan terus membuat aku merasa terbebani dengan perasaan tulus kamu. Sekarang ikutlah jalan yang telah kamu pilih." rey menyudahi kata-kata perpisahannya.

"Baik, dengan semua obralan kita tadi. Aku juga gak ingin merusak rumah tangga kamu. Tapi aku tak akan lupa untuk berusaha nunjukin kalau aku tidak seperti yang kamu tuduhkan. Karna aku gak selingkuh rey." dinda bertekad. "Kamu harus ingat, sejauh mana kita pergi. Aku tetap sayang sama kamu rey." ingin menggenggam tangan pria itu, namun rey langsung melerainya menjauh.

"Dinda, cukup! Kalau memang benar dengan rasa percaya diri mu itu tentang hubungan kita yang lalu. Maka, aku berdoa agar yang memfitnah kamu berhasil ditemukan. Tapi, jangan lagi kamu bertingkah memelas seperti ini. Aku gak ingin terus dalam bayang masa lalu. Ok." rey tegas menyudahi hubungan mereka.

REYSA [Reyvan & Sarah] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang