Pertemuan kita

4 1 0
                                    


[Selamat membaca]

Mereka telah ditunggu oleh dua pasangan itu. Di tepi pagar berdampingan dengan laut langsung. Itu tempat yang indah untuk memulai makan dan menikmati lautan.

"Ayo! Sarah, Rey. Silahkan dipesan!" bayu menyodorkan menu.

Rey memesan yang tak terlalu berat untuk makan malam pertama mereka, pria berbaju lengan pendek itu juga selalu memesan jus mangga kesukaannya serta kopi hitam penutupnya. Sarah dan rey sama, mereka memesan nasi goreng dan minum yang sama kecuali kopi hitam yang tak ingin sarah minum malam ini.

"Bagaimana? Memang terbaikkan pilihan suamimu ini sar. Pemandangan yang indah, udara sejuk dan pelayanan yang memuaskan. Yaa.... ini baru hari pertama, tapi tenang. Besok akan lebih mengasikkan, aku rencana ingin berenang dan bersepeda mengitari pulau ini. Kalian harus ikut yaa!" dinda memulai perbincangan. Bayu memandang istrinya dengan tulus dan menyimak. Sambil mengangguk-ngangguk.

"Iya mbak, aku juga baru tau tentang pulau ini. Dan dekat lagi dengan jakarta. Kirain hanya gedung-gedung saja. Kalau sudah diatur kaya gitu saya ikut mbak. Pasti seru kan." sarah membalas riang. melirik rey disampingnya.

Pesanan mereka telah datang. Mereka menikmati makanan dengan lahap. Hingga pada perbincangan hangat itu, bayu bertanya bagaimana awal sarah dan rey bertemu lalu menikah. Sontak saja rey berhenti makan, kemudian meminum hampir setengah jusnya. Sarah pun tak pernah memikirkan akan ditanya hal tersebut. Kali ini apa yang harus ia utarakan, takut kalau yang disampaikan beda dengan mas rey. Kemudian rey membuka bibir dengan santai, karena jawaban itu telah tersusun rapi di pikirannya.

"Kami dipertemukan saat di rumahku. Sarah datang ingin bersilaturahmi dengan mamaku. Pada saat itu, kami kenalan dan banyak kesamaan. Dari hobi membaca buku, membuat puisi, makan-makanan yang sama-sama kami suka, salah satunya jus mangga. Yang paling aku suka, kami bisa berkompromi dan menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Dan juga dia orang yang sangat terbuka. Hingga, akupun meminangnya dalam tempo dekat." rey bertahan dengan tatapannya kepada wanita disampingnya, itu adalah ungkapan yang paling spontan dan terasa nyata yang benar-benar diucapkannya pada gadis itu. Dan tak ada hal keraguan dari nada bicaranya.

Sarah pun hanya menatap sekilas rey yang tak bergerak bagai patung yang telah di kutuk karena dirinya dan hanya memandang lama ke arah gadis itu. Suasana pun mulai hangat lagi. Dari ketegangan yang tak terduga tadi. Rey menangkap secuil gores cemburu dari dinda yang mengompori dirinya dengan pertanyaan yang membuat rey tersandung bahkan tersungkur karena pertanyaanya. Tapi kali ini dia yang memakan bara api cemburunya sendiri. Kekasih siapa yang gak tau bagaimana sikap kekasihnya yang sedang cemburu, ngambek, bahagia dan sedih. Tak perlu diutarakan rey langsung, pria itu yang sangat tahu tentang kekasih hatinya.

Sampai acara makan itu selesai. Dan waktu isya pun sudah masuk. Mereka kembali ke cottage mereka dengan perut terisi. Hingga di pertigaan jalan mereka berpisah menuju kamar masing-masing.

Rey tak ingin menatap punggung mantan kekasihnya itu, ia beringsut masuk menuju kamar mandi dan mengambil air wudhu. Sarah pun masuk ke kamar dengan menutup pintu, lalu mengganti pakaian dengan baju yang diberi mama padanya. Celana dan baju kulot dengan atasan lengan panjang berbahan dingin, longgar. Cocok untuk di rumah. Tak banyak perbincangan malam itu, Rey dan Sarah sholat berjamaah di kamar. Setelah sholat isya, Rey keluar, katanya ada urusan. Tapi gak tau apa.

Malam itu terasa dingin membeku di ujung jari kakinya. AC kamar ini memang membuat mata dan tubuhnya ingin terlelap tidur. Tapi Rey belum juga kembali, cukup lama Sarah menunggu. Akhirnya pria itu datang dengan ucapan salam diiringi ketukan pintu tiga kali. Sarah bergerak membuka pintu dengan menjawab salam dari suaminya. Pria itu berhenti di ruang tamu, sembari menyandarkan punggung di sofa dan menyalakan tv. Suasana hening sesaat, sekilas kemudian Sarah yang masih berdiri didepan pintu kamar dan hanya memandang pria berjaket itu menyeruput secangkir kopi dari gelas plastik. Yang dibawa pulang dari resto.

REYSA [Reyvan & Sarah] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang