Berita mengejutkan

5 2 0
                                    


[Selamat membaca]

Cahaya gemintang telah tampak, garis merah berganti hitam. Awal malam dimulai dengan nyaring suara jangkrik di taman sebelah. Mukenah putih bertabur corak pudar menandakan begitu lama bersamanya. Rak putih tinggi di belakang punggungnya berdiri gagah, saling berhadapan antara reyvan dan sarah. Meja kecil jadi pembatas mereka.

Ibu jumi tak ingin kehilangan momen bersama antara pekerja dan majikannya. Duduk dengan kursi berdampingan dengan sarah. Di dalam hatinya terbungkus bahagia setelah sekian lama mendekam dalam jeruji indah tanpa suara. "Setidaknya mas reyvan berinteraksi dengan orang yang tinggal seatap dengannya." ucap dalam hati

Setelah reyvan diajarkan sarah cara sholat dengan berbaring. Lalu mengambil air wudhu. Sementara tangan yang diperban hanya diusapkan air di atasnya. Itu yang sarah pelajari dalam beberapa kondisi tertentu.

Entah berapa lama pria beralis tebal itu, meninggalkan sholat. Reyvan begitu kecewa dengan kisah cintanya. Sedih, kacau dan tak stabil menjadi sarang kusut di hati dan pikirannya. Kemarahan yang membuat reyvan hilang arah, dan menjauh dari Dia sang Maha Cinta. Hingga ketukan pintu itu terbuka tanpa penghalang yang mengganjalnya. Merdu ayat-ayat suci quran dilantunkan oleh si gadis yang merawatnya. Angin segar tembus memenuhi sanubarinya. Dan tak terasa air mata karena dosa tergenang di pelupuk mata.

Itulah manusia, Allah selalu memberi kasih sayangnya, tanpa henti selama waktu masih ada. Sekarang hanya manusia yang memilih mengambil hidayah itu atau tidak. Menatap dengan khusuk quran di depannya. Ini awal baru untuk melupakan segala yang mengecewakan. Termasuk pemilik senyum manis itu.

"Sekarang kita mulai dengan ta'awudz yuk."

Pria yang baru saja dilihat berapi dengan amarahnya tadi sore, kini tampak sejuk di pandang mata. Baju koko hitam paduan sarung coklat kotak-kotak penampakan baru bagi sarah. Kopiah hitam bercorak emas menjadi pelengkap untuk menutupi rambut hitamnya yang berponi. Perubahan yang benar-benar tak bisa ditebak, pantas saja ibu jumi dan pak mul sudah berhati-hati agar gadis itu tidak baperan dulu. Sehingga memutuskan kontrak kerja dari rumah itu.

Tak lama mereka membaca ayat demi ayat surah al-baqoroh dengan seksama tiga lembar sudah cukup menjadi awal kebiasan baru. Setelah itu sarah dengan mukenah yang masih dipakainya ke dapur, begitu pula bu jumi. Menyiapkan makan malam majikannya.

Saat semua sudah selesai, sarah pergi ke lantai atas. Ibu berdaster itu pun ikut. Mungkin ada hal yang ingin disampaikannya. Pintu reyvan terbuka lebar menandai akan ada yang datang. Sarah meletakkan makan malam di meja biasanya. Tapi reyvan menyodorkan tangannya yang diperban.

"ohhh, bentar yaa mas."sarah pergi ke kamar sebelah dan mengambil kursi plastiknya.

"ok, bismillah."lirih gadis itu menyuapi reyvan.

Ibu jumi hanya diam menunjukkan wajah bingung. Lalu bertanya ke sarah."kenapa tangan mas reyvan?"

"hmmm, ini luka tadi bu." Melihat tanganya. "aku teringat lagi bu jumi. Saat itu aku gak kuat menahan amarahku dan membiarkan kenangan menyakitkan itu masih ada dikamarku."

"kenangan? maksud mas vas bunga itu?" mencari vas bunga.

"iya, aku pecahin bu." rayvan menyambut suapan sarah.

Tak ada layaknya debaran saat disuapin orang yang baru dikenal pria itu. Memang cukup sulit baginya memulai sebuah ikatan kembali. Mereka bekerja harus profesional membantu satu dengan yang lainnya. Lalu digaji.

Sementara sarah tetap dengan skill aktingnya. Tampak biasa saja, padahal debar jantungnya tak karuan. Sesekali sarah membuang nafas pelan dengan mencuri sedikit gerak untuk memperbaiki posisi duduk lalu memalingkan muka ke belakang.

REYSA [Reyvan & Sarah] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang