[Selamat membaca]
Lama subuh ini kembali. Hati terus berdebar seakan menahan bendungan yang terus didesak oleh air hujan. Melayang pikiran lelaki tinggi itu, jauh melewati berbagai suhu langit, berteman angin kencang agar sinyal hatinya sampai pada seseorang yang diharapkan pertolongannya.
Tak biasa bagi pria beralis tebal itu. Menanti pagi sembari menerka berhasil atau tidak rencana yang diaturnya. Belum sempat melihat hpnya, reyvan terbangun lebih awal, memaksakan diri adalah tantangan baru, mengisi pagi dengan absen sholat di awal waktu. Bagi reyvan, hidupnya sekarang telah berputar lebih baik. Menjalankan perintah dari sang maha esa. Dan menjadi seorang muslim yang baik, itu harapannya.
Namun dalam pernikahan ini, dia gak akan main-main. Kekhawatiran yang terus menghantuinya adalah rasa cinta, reyvan gak pernah tahu apa yang dirasakan gadis itu saat ini. Bahkan hati pria tampan itu, terus ia kosongkan dari orang asing. Yaah, cara satu-satunya, yang ia pilih saat ini. Menyembuhkan luka tidaklah mudah, perlu waktu agar semua luka itu tertutup sempurna.
Setelah membaca al-quran di balkonnya, reyvan memeriksa hpnya, kalau saja sarah telah memberi jawaban. Di lihat jelas layar hpnya, ada notifikasi dari gadis yang baru ia lamar mendadak beberapa hari lalu. Tertulis:
"Assalamu'alaikum, mas aku setuju. Besok pagi kita bisa bahas masalah ini!" singkat pesan itu muncul di hp reyvan.
Menghela nafas yang tertahan. Pria tinggi itu, mengucap syukur tak terkira. Pagi ini, matahari menyapa dengan sinar merah lalu disambut oren padam. Beranjak naik ke permukaan langit bumi. Embun yang hadir, pelan-pelan diganti dengan hangatnya sang penjaga langit siang. Wajah segar taman yang langsung diperoleh matanya. Mood yang berubah drastis, pikirannya hanya ingin segera selesai.
Reyvan mandi. Lalu pergi, dengan membawa mobilnya meluncur cepat di jalanan. Ia ingin pernikahan ini berjalan dengan baik dan berkah. Yaa, ini hanya saling menguntungkan, dan setelah pernikahan dinda usai. Reyvan akan membantu sarah keluar dari keterbatasan hidup yang ia derita. Kalau bisa, sampai ia memiliki usaha sendiri dan dirasa cukup. Maka reyvan akan menceraikannya. Selama menjadi suaminya reyvan akan terus menafkahinya. Itu rencana lain yang reyvan rahasiakan.
Tak perlu melakukan tugas seperti suami-istri biasanya. Mereka hanya fokus memperbaiki diri dan mengasah potensi diri. Namun reyvan hanya ingin sarah lebih berani untuk mengerahkan semangatnya, agar kesulitan selama ini tak ia rasakan lagi. Setidaknya untuk makan sehari-hari itu terpenuhi tanpa terlilit hutang lagi.
Berhenti di sebuah kafe. Ia mengeluarkan laptopnya lalu memesan minum. Dengan santai ia melihat kontak perempuan itu. Memikirkan kesempatan yang hadir, reyvan akan berbicara dengan hati-hati.
"Assalamu'alaikum, hallo." mengubah posisi duduk
"Wa'alaikumussalam, iya mas." sarah menjawab
"Baik saya langsung saja yaa, sarah. Dua hari mendatang saya akan menyiapkan segalanya, dari mahar, baju pengantin, penghulu dan saksi. Juga para pekerja rumah akan hadir, untuk menyaksikan lamaran hingga waktu akad ditentukan nanti. Ku harap orang tuamu merestui pernikahan ini. Kamu sudah bilang kan?" tanya reyvan
"Iya, sudah. Mereka menerima niat baik mas rey."
"Alhamdulillah, aku ingin segera menyelesaikan pernikahan ini. Setelah itu kita akan pergi ke jakarta. Aku akan mengenalkanmu dengan mama ku. Tapi maaf beliau gak bisa datang, karena masih dalam proses pengobatan."
"Baik mas, tapi mama mas rey sakit apa?'
"Sakit lambung. Tapi tenang aja, masku akan datang." jawab reyvan
KAMU SEDANG MEMBACA
REYSA [Reyvan & Sarah] [END]
RomancePerjuangan hidup selalu dirasakan setiap manusia, setandar dewasa menjadi lalu lintas untuk terbangun dari permainan masa kecil. Memaksa untuk dewasa lebih cepat adalah pilihan sarah, berjuang sejak SMA mengambil keputusan dan pengorbanan usaha bagi...