[Selamat membaca]
"Sarah, ternyata majikan kamu posesif yaa. Kayak dijagain pacar gak sih." indah mengejek, sembari mengeluarkan belanjaan.
"Apaan sih indah. Kan memang benar, kalau aku itu tanggung jawab majikan. Yaaa.... wajar aja kok." merapikan isi dompetnya.
"Iya juga. ehhh kamu beli apa aja tadi. Mau lihat dong." membuka nasi bungkus.
"Ini.... cuma buku novel aja. Aku penasaran banget sama kisah nabi yusuf-zulaikha. Aku juga udah ada yang layla-majnun, tapi belum dibaca-baca. heeeee." menunjukkan.
"Ok, kalau udah baca aku pinjam ya. Makan siang dulu yuk! Beres-beres bentar. Baru ku antar pulang, sekalian ke Bank. Kamu mau transfer uang kan."mengunyah makanannya.
"Indah aku ngantuk kali. Ku tinggal tidur ya. Nanti bangunin sebelum azan ashar. Ih, agak pusing kepalaku indah. Daa." sarah tertidur pulas, meninggalkan indah yang lagi makan.
"Gapapa kan sar, kapan lagi kita main bareng ke mall. Tenang nanti ku beresin kok"
Kamar ini lengkap, untuk indah yang tinggal sendirian sudah cukup. Dari meja belajar, kasur, lemari baju dua pintu, cermin, kamar mandinya nyaman dan pastinya biaya yang gak murah. Ac tak ketinggalan. Dapur juga tersedia. Kulkas, dispenser. Serta alat masak. Kompor gas ada juga.
Indah sangat rapi dalam berbenah. Menjadi teman yang selalu ada dalam suka-duka. Kebetulan jarak dari kampus juga lumayan dekat. Sarah tidur pulas. Mungkin kecapekan berkeliling pasar dan mall. Sekalian mengisi kulkas dan makanan di kosan.
Adzan ashar terdengar dari jarak yang cukup jauh. Indah mandi dan sholat duluan. Membiarkan sarah yang belum terbangun. Setelah indah selesai, sahabatnya masih nyenyak dalam mimpi. Karna janjinya kepada majikan sarah. Terpaksa indah membangunkannya.
"Sarah.....sarah..."menggoyangkan badannya."Bagun...sholat ashar. Jadi gak?Mau pulang?" Masih menggunakan mukenah, indah membangunkan pelan sahabatnya.
"Haaaa... udah ashar, iya... aku wudhu dulu. Pinjam mukena yaa." sarah bergegas ke kamar mandi.
Barang-barang disiapkan. Mereka berangkat. "Kita ke Bank sebentar yaa indah." sarah bicara dari motor.
"iya." sambil mengangguk.
Setelah keluar dari Bank, ia menelpon sukma untuk mengambil uang yang sudah di transfer. Tak lupa mengingatkan adiknya, agar sebagian uang itu. Dibayarkan ke juragan bodi bulan ini.
Dalam perjalanan pulang. Sarah membahas buku yang diberi dimas, dengan senyum malu. Gadis pemilik mata berbinar itu terpapar kasmaran yang tak jelas. Melihat sahabatnya, indah memberi nasehat kecil, agar tak terlalu menaruh harapan besar. Tapi jika berdoa hal yang baik menuju pernikahan yang halal, yaa gak papa. Sarah yang mendengarkan sahabatnya, merasa diberi tameng dari perasaan yang menggebu.
"Indah, makasih yaa. Udah mampir dan ngajak aku jalan-jalan. Besok kalau ada waktu luang, aku mampir ke kosan kamu. Aku masuk dulu." mengambil barang belanjaan.
"Iya, jaga diri baik-baik yaa. Kalau ada apa-apa, kabarin aja. Aku pasti akan usaha untuk bantu dan datang kesini." melontarkan nasehat hangatnya.
"Iya, dah sana pulang!"
"Ok. Assalamu'alaikum." indah melambaikan tangan
"Waa'alaikumussalam. daa" membalas lambaian
Setelah sampai, Sarah melihat bu jumi yang menyapu halaman, pak mul yang asyik dengan korannya. Berlari kecil masuk rumah, lalu menuju kamar atas. Berlalu dan menyapa semua yang dilewatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYSA [Reyvan & Sarah] [END]
RomancePerjuangan hidup selalu dirasakan setiap manusia, setandar dewasa menjadi lalu lintas untuk terbangun dari permainan masa kecil. Memaksa untuk dewasa lebih cepat adalah pilihan sarah, berjuang sejak SMA mengambil keputusan dan pengorbanan usaha bagi...