[Selamat membaca]
Bulan tak kelihatan malam ini, awan kelabu memayungi bumi. Para pohon berseru hebat tertawa dan bersenang karena doa mereka terkabul cepat. Surut semangat hidup gadis yang asik duduk memandang tetes rahman terjun indah dari tempat mereka lahir, terdengar musik khas mereka dari hantaman genteng-genteng rumah atau dari benda mana saja yang ditemuinya.
Menarik para makhluk bumi untuk berhenti sejenak dan memandangnya. Tak habis pikir, para manusia sudah mengetahui kedatangannya. Kemudian berlari menghindar dari pertemuan yang berhasil membasuh jernih setiap pemikiran mereka tentang dirimu. Ada yang kesal karena terhambat waktu oleh kedatanganmu, ada yang bersyukur namun tak acuh saat kau menghampirinya. Banyak yang tak sesuai ekspektasi, tapi kau-hujan, tetap datang memberi warna langit dan bumi. "Aku hanya sendiri dan menjawab pikiran ini sendiri, pikiranku rubama kolam, aku bisa memilih mengisi air sungai dan ikan lele atau air laut dan para nemo berhias batu karang berwarna."
"Deras banget hujannya ya mbak." gadis cabi itu duduk menemani.
Sarah menoleh"iya, mah." kembali melihat langit.
"Besok.... mbak lebih lama lagi pulangnya. Deg Degan yaa mbak? Walau cuma kita yang tahu dan beberapa tetangga. Tapi tetap aja, ini kali pertama, kan...mbak."suara parau sukma menyatakan rasa sedihnya.
Sarah terdiam sesaat, menghirup nafas panjang dan memilih kata terindah yang akan ia sampaikan kepada adik semata wayangnya. Jarak duduk yang tersisa antara mereka, membuat gadis yang meratap hujan itu, mendekat dan merangkul pundak adiknya. Senyum percaya diri disuguhkannya segera.
"Sukma...kamu jangan pernah merasa bersalah. Jadikan diri kamu orang yang selalu sabar dan dekat dengan sang maha Esa. Agar hidup ini lebih ringan. Mbak bukan orang yang terhina karena pernikahan ini. Hanya sebagian yang memandang sinis. Tapi mereka hanya berkomentar tanpa menyelesaikan solusi dari jepitan hidup kita. Mbak punya pilihan dan ini yang lebih menguntungkan." panjang nasehat sarah sampaikan.
"Iya mbak, nanti kalau udah lulus SMA, aku mau belajar bisnis yaa mbak." semangat sukma membara.
"Hemm, belajar yang semangat yaa. Mbak akan dukung, tapi harus hati-hati."
Lamunan mereka berhenti dan disambut suara adzan isya memanggil. Dua malam ini sarah dan sukma juga mbok libur mengaji ke rumah ustadzah neneng, tapi mendapat daftar PR hafalan yang harus ditumpuk setorannya.
Setelah sholat berjamaah dirumah, mereka makan malam. Seharusnya lebih cepat tapi malam ini telat hingga larut. Walau acara besok sederhana, mbok menyiapkan dengan sebaik mungkin. Dari kamar sarah yang diubah bak kamar para raja dan ratu, terlihat berbeda dari kamar yang lain. Kalau dibandingkan dengan mereka yang memiliki kamar mewah sungguhan, takkan pernah kamar ini menjadi perbandinagan sesuai dengan mereka para pemilik harta.
Mbok sangat antusias menyambut hari esok, tak ingin berlarut pada kesedihan yang menimpa mereka. Toh, ini bukan pelacuran atau menjual anak tanpa tanggung jawab. Melihat mas reyvan yang sopan melamar sarah seminggu lalu, merubah pandangan mbok kepada kisah baru cucunya. Walau mbok tahu suatu saat perpisahan mungkin saja terjadi. Namun berharap keajaiban kecil terjadi.
Seakan hari esok mbok telah ikhlas melepaskan sarah kepada pria yang baru dikenalnya. Kedudukan diantara reyvan dan sarah tak seimbang. Sebuah keajaiban kalau hati ini dipilih seorang bangsawan terpandang. Nan tampan rupawan, menoreh decak kagum tersimpan dari gadis pemilik mata hitam berbinar.
Rumah dihias lebih rapi dari biasanya, semua lemari dan susunan perabotan dipindah agar luas. Para tamu yang diundang sebagian terdiri tetangga dekat. Mbok sudah menyiapkan segala jenis kue bolu berwarna, brownies, bolu pandan, bolu pisang, dan berbagai makanan lain untuk pencuci mulut tamu yang tak ingin makan berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYSA [Reyvan & Sarah] [END]
RomancePerjuangan hidup selalu dirasakan setiap manusia, setandar dewasa menjadi lalu lintas untuk terbangun dari permainan masa kecil. Memaksa untuk dewasa lebih cepat adalah pilihan sarah, berjuang sejak SMA mengambil keputusan dan pengorbanan usaha bagi...