[Selamt membaca]
Sukma lagi asik memelototi nilai-nilai try outnya minggu lalu yang baru saja dibagikan, dengan bangga senyum di bibirnya merekah sempurna. Perjalanan keluar kelas menuju bangku biasa gadis gemuk itu duduk menunggu dita. Sukma dan dita beda kelas, tak hilang arah pandang gadis berjilbab putih itu kepada kertas-kertas soal. Mengecek satu demi satu jawabannya yang salah. Jika sukma merasa puas sekarang mungkin untuk selanjutnya ia akan biasa saja atau malah meremehkannya.
Sukma harus terus menyadarkan dirinya untuk selalu belajar dan tak puas dengan hasil. Agar ia bisa meloncat ke tebing yang lebih tinggi lagi. Dan terus seperti itu hingga kakinya menjadi beku tak mampu berjalan. Dari hati yang terus merasa kurang dan semangat belajar terjaga adalah hal penting untuk memupuk jiwanya menjadi pribadi seorang pelajar sejati. Semua yang dialami tidak bisa menentukan hasil dari usaha. Tapi mempelajari setiap proses alami dari setiap masalah yang dihadapi. Merupakan hal penting untuk siapa saja yang cepat menyadarinya.
Tak lama menunggu, dita keluar berlari menuju bangku sukma yang sibuk membaca ulang kertas itu.
"sukma.... gimana nilaimu?" dita memperlihatkan hasil try outnya ke sukma.
"alhamdulillah, wahhh. nilaimu bagus dit. Aku gak nyangka kamu akhirnya bisa matematika. bahkan nilaiku dibawahmu. ajari aku yaa." puji sukma
"ahhh, kamu ini suk, terlalu berlebihan. Aku aja diajari kamu. Bagaimana pula aku yang mengajarimu." balas dita merendah
"ok, gak masalah kita akan saling belajar dari soal ini, beberapa hari lagi try out kedua dimulai. Kita harus lebih semangat. ok." semangat sukma membara
"yes.... aku siap suk. Ayo kita pulang." mereka pulang dengan banyak menceritakan hari-hari atau menyanyikan lagu kesuka mereka.
Sebelum sampai pintu gerbang sekolah, sarah dan dita berpapasan dengan dwi yang terdiam terpaku pada gertakan rasa kecewa seorang pria berjaket levis. Tak henti-henti ia menasehati dwi dengan masalah yang sering ia lakukan akhir-akhir ini. Dari bolos sekolah, telat ikut try out pertama gara-gara begadang. Dan hasilnya nilai itu benar -benar tak pantas dilihat. Ocehan itu terdengar begitu keras. Sehingga orang-orang memperhatikan dwi dan pria berjaket levis.
Dita berhenti sebentar, katanya ada janji dengan kakak kelas. Mereka berdiri dengan jarak yang agak jauh dari dwi dan pria berjaket levis itu. Sukma yang santai menemani dita menunggu. Akhirnya ditinggal oleh sahabatnya agak beberapa jarak dari tempatnya berdiri.
Tampak bayangan datang ke arah gadis gemuk itu, spontan melirik. Dwi telah berada di dekatnya, mungkin dia ingin lewat atau mengumbar wajah judesnya. Tapi wajahnya malu dan susah ingin mengungkapkan kata, itu yang terlihat. Tak berapa lama, dwi mengambil napas dalam dan melirik pria berjaket levis itu, untuk memastikan. Sukma memberanikan diri untuk langsung menegur tingkah aneh gadis judes itu.
"ada apa dwi, mau ngomong sesuatu?"
"hmmm... sukma. Pertama, aku mau minta maaf karna sikapku yang gak baik ke kamu dan dita, lalu aku mau minta tolong." menyodorkan tangan untuk salaman
Sukma membalas dengan senang hati niat baik dwi."apa yang bisa aku bantu dwi?"
"minggu depan kita try out yang kedua, kamu lihat nilaiku jelek, jadi bisa yaa, aku minta ajarin kamu. Please...kamu lihat cowok dibelakang aku."menunjuk ke belakang
Sukma mendongak ke arah yang ditunjuk oleh dwi."iya aku lihat."
"itu mas ku, dia marah besar. Jadi tolong ya suk."dwi menangkupkan jari tangan didadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYSA [Reyvan & Sarah] [END]
RomancePerjuangan hidup selalu dirasakan setiap manusia, setandar dewasa menjadi lalu lintas untuk terbangun dari permainan masa kecil. Memaksa untuk dewasa lebih cepat adalah pilihan sarah, berjuang sejak SMA mengambil keputusan dan pengorbanan usaha bagi...