Mata panda

5 1 0
                                    



[Selamat membaca]

Suara lembaran kertas terdengar keras membolak-balik, selang beberapa menit setelah membaca. Pelan udara subuh menyegarkan ruangan luas bak menara istana putih milik sang raja. Tertutup sekujur tubuh wanita itu dengan balutan mukenah abu-abu, merengit dahi dan alisnya seolah dunianya telah masuk pada kisah dari buku yang dibaca.

Tak tebal satu jilid buku itu, namun untuk memahami satu halaman perlu beberapa kali pengulangan, kata-kata yang terajut begitu indah dan penuh makna, entah benar atau tidak pemahaman gadis itu, tentang setiap paragrafnya. Hanya sang pemilik kisah yang mengetahui setiap bait majas di bukunya. Terkadang itu hanya kiasan yang mengandung makna sebaliknya atau sindiran yang tak tahu untuk siapa.

Tubuhnya bersandar di dinding kamar, kemudian berpindah dari kasur ke ujung daun pintu kaca berteman hordeng tebal nan mengkilap, duduk bersila dengan memiringkan bahunya di tepi daun pintu itu terasa lebih nyaman. Merasa kram menghampiri gadis bermukenah abu-abu itu, ia menjulur kakinya keluar dari batas kamar, di balkon depan, remang-remang cahaya menyinari bukunya. Terhirup juga oksigen di awal pagi.

Teramat lambat sarah menyelesaikan buku itu, tak ada kesempatan baginya untuk sekedar membaca. Baru hari ini ia mencoba menyambungkan jalur cerita yang terjeda dan mengingat-ingat bab sebelumnya. Dari tahajud tadi sarah sudah mengulang dari awal bab yang telah samar-samar diingatnya. Tak punya kepuasan baginya sebelum melengkapi setiap ingatan per bab dari buku ini.

Saat itu juga, sarah terpandang sang kejora di ujung langit temaram. Pesona cinta yang bagaimana dapat mengantarkannya kepada kekasih? Jalur atau lembah mana yang harus dilewati?Bahkan sunyi telah memiliki derajat tinggi bagi dia yang ditelan duka kepahitan. Saat itu, kinerja otak tak berfungsi dan hanya memutar-mutar kaset rusak yang buram.

Kecemburuan yang tidak mendasar pada sandal yang dipakainya,pada selimut yang menemani malamnya, pada lilin yang selalu menerangi kamarnya. Jika rasa ini terus mengakar maka tidak ada lagi logika yang masuk dengan mudah ke akal pikiran. Semua tersortir dari rasa dan perasaan yang hanya ingin dia untuk selalu bersama.

Kata majnun di dalam buku itu, "apapun yang dapat mengingatkanku dengan kekasihku maka akan ku jaga, bahkan dengan anjing yang selalu melewati rumah layla." Perkataan sarah yang dirangkumnya. Terkesan aneh untuk logika dengan sebegitu parah seseorang mencinta. Tapi dari situ sarah mulai berfikir, ini adalah cermin cinta abadi dari sang pemilik cinta. Karena, kekuatan dan level cinta itu menurutnya lebih dahsyat, yang tidak memandang balasan dan umpan balik.

Sekali lagi gadis itu berfikir, bak menemukan mutiara raksasa dari palung mariana. Ia kobarkan penjabaran dari uraian isi rangkumannya sendiri. "Sungguh, aku baru tahu jika cinta tanpa pamrih itu ada, dan aku baru mengenalnya. Dari kisah itu, aku teringat yang selama ini aku lupa, kalau Allah telah lama memberinya dengan cuma-cuma. CINTA. Itu yang ingin disampaikan dari zaman ke zaman kan. Cintailah Aku maka aku akan mencintaimu, Ingatlah Aku, maka Aku akan mengingatmu juga. Maasyallah." Sahut gadis itu lirih dari setengah buku yang dirangkumnya.

Melirik jam di dinding kamar, setengah enam pagi, sarah berdiri dan menandai batas bacaannya. Lalu pergi mandi, setelah memakai baju dan jilbab sorongnya. Sarah membereskan kamar, membuka hordeng, menyapu kasur dan lantai, mematikan lampu balkonnya. Terdengar suara berat mengejutkannya, buru-buru sarah membuka pintu dan sangkaannya benar, itu mas rey yang memanggil.

Wajah segar dan pancaran mata tajam. Baju dan celana trainingnya yang kusut, olahraga pagi setelah subuh menjadi rutinitas mas rey setiap pagi. Setelah beberapa hari tinggal, sarah menemui hal-hal yang belum diketahui dari pria didepannya. Termasuk pagi ini, pria itu menggedor kamar di pagi buta, hanya menyuruh mengikutinya, entah kemana ia membawa gadis itu di rumah yang ukurannya dua kali lebih luas dari yang di jogja.

REYSA [Reyvan & Sarah] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang