33] Besok

3.8K 697 59
                                    


V O M E N T

V O M E N T

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cklek.

"Widiiihh, mau kemana lu?? Tumben feminim gini."

Rafka tiba-tiba membuka pintu kamar Lalice tanpa permisi. Sang pemilik kamar itu sedang bersiap-siap ke acara ulang tahun teman seangkatannya.

"Jangan berisik deh.."

Cowok itu menghampiri sang adik yang berada di depan kaca rias. Ia memegang wajah Lalice dari belakang. "Sumpah sih? Lu pake make-up?"

"Alay, kayak ngga pernah liat gue pake make-up aja."

"Nah lu kayak gini aja dek, cantik—"

Lalice langsung mencubit perut Rafka lumayan kencang. "Terus gue biasanya jelek, gitu?!"

"Yaa engga, lebih cantik aja gitu."

Jujur, kalau tidak ada gengsi, sekarang juga Rafka akan bilang bahwa adiknya ini kelewat cantik. Walau Lalice hanya make-up tipis-tipis.

"Awaas, lagian ngapain coba di kamar gue??" Lalice berdiri lalu berjalan ke kasurnya. Mengambil high heels yang tingginya hanya 4 cm.

"Mau sila" Rafka menarik kunciran pita di rambut adiknya.

"Sakiiitt, bodoh!" Lalice melempar bantal kecil ke Rafka. Lalu ia membenarkan kunciran pita itu di rambutnya.

"Lu mau ke mana emang? serius nih gue."

"Ultah temen."

Rafka mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia bergegas keluar dari kamar adiknya. Namun saat di ambang pintu ia menoleh ke belakang. "Nanti bawain gue makanan ya!!"

"Lo kira hajatan."

Rafka tertawa geli seraya benar-benar keluar dari kamar adiknya.

"Rafkaa! Kebiasan emang ngga pernah ditutup lagi pintunya!" kesal Lalice. Satu kebiasaan sang abang yang Lalice benci.

Ia pun berjalan ke arah kaca full body. "Cocok ngga yaa gue pake ini?" gumam Lalice.

Dress coklat bermotif di atas lutut, surai hitam yang dibiarkan tergerai, serta beberapa helai rambut yang ia kuncir kecil di tengah menggunakan pita hitam dari kiriman kemarin. Sungguh berbeda.

Setelah siap semuanya, ia memasan grab car untuk berangkat ke pesta ulang tahun Tzuyu, malam ini.

Dengan hati-hati ia menuruni anak tangga.

"Waduuhh~ anak bunda satu ini, cantik banget sih malem ini sayang?" ujsr Stefani yang berdiri di ujung tangga.

Lalice tersenyum, "Ya kan mau ke pesta bun,"

"Itu kadonya bunda taro di ruang tamu."

"Makasih bundaa!" Lalice mencium kedua pipi bundanya sejenak.

Cover The Taste || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang