35] Terbalas

4.4K 770 184
                                    

V O M E N T !

Begitu ponsel terbuka, Lalice langsung seperti batu yang hanya diam tak bergerak sedikit pun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu ponsel terbuka, Lalice langsung seperti batu yang hanya diam tak bergerak sedikit pun. Tangan yang memegang ponsel pun sudah tak berdaya rasanya. Jantung bekerja berkali lipat lebih cepat dari sebelumnya.

Hancur sudah tembok pertahanan yang bertahun-tahun ia tutupi rapat-rapat.

Bagaimana ia tidak terkejut, ketika ponsel Jeykey terbuka dan langsung berada di layar kamera depan. Dan ya, wajahnya yang muncul di sana.

Awalnya cewek itu kebingungan dan tak paham sema sekali maksud dari ini. Tapi setelah beberapa detik ia langsung mengerti.

"Ngga jelas," ucap Lalice seraya memberikan ponsel tersebut ke pemiliknya.

"Kok dikasih gue? Udah ngomong buruan ke dia." kata Jeykey dengan sambil tersenyum tipis yang tak terlihat.

"Lo suka banget bercanda yaa??" tanya Lalice dengan sedikit kesal.

Jeykey menggelengkan kepalanya, Lalu ia menaruh kedua sikunya di meja dan menyanggah dagunya di kedua kepalan tangannya. Ia menatap Lalice serius.

"Gue suka sama dia dari lama." Jeykey mengalihkan dari pertanyaan Lalice dan bicara lambat setiap katanya. Seolah ia sedang curhat.

"Tapi sayangg.. Dia katanya suka sama orang lain, tapi gue juga ngga tau siapa yang disuka. Berharap sih gue. Percaya diri dulu aja ya kan?"

Jeykey menatap setiap inci wajah Lalice. Sementara cewek itu tengah memakan pizza dengan gerakan yang salah tingkah.

"Cantik kan dia??" tanya Jeykey pada Lalice.

Stop! Lalice menyerah. Ia benar-benar sudah tidak sanggup menahan banyaknya kupu-kupu yang tak hentinya bertebangan memasuki setiap organ dalam tubuhnya.

Lalice berdiri dari duduknya. Lalu tanpa berkata apa pun cewek itu pergi begitu saja membuat Jeykey spontan mengikutinya. Untung saja pesanan sudah terbayar tadi.

"Berhenti-berhenti!!"

Jeykey menahan pergelangan Lalice saat cewek itu terus berjalan sampai hendak menyebrang.

"Mau ke mana, hm?" tanya Jeykey seraya menaikkan kedua alisnya. Kemudian ia menarik Lalice lagi untuk ke area parkiran Cafe.

"Lepasin! Gue mau pulaangg!!" Lalice berusaha melepaskan cengkeraman itu. Tetapi Jeykey tetap saja menariknya.

Begitu sampai di parkiran Cafe. Lalice berdiri tegak di depan Jeykey dan begitu pun Jeykey.

"Ngapain kabur?"

"Males sama lo!!"

"Kenapa sama gue? Gue kan cuma minta tolong sama lo buat sampein perasaan gue ke orang yang gue suka. Udah itu doang."

"Tau ah," Lalice memalingkan wajahnya ke arah lain. Terlalu berat disaat seperti ini untuk saling bertatapan dengan cowok itu.

Beberapa menit mereka saling diam. Tentu saja membuat Lalice jenuh apalagi mereka kini posisinya berdiri, tepat di sebelah mobil Jeykey.

Cover The Taste || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang