Banyak typo, maklumkan❤
Lalice Shanetta Carolie dan Jeykey Gaharu, dua manusia berbeda kelamin ini tak pernah akur jika bertemu. Pasti ada aja yang namanya adu bacot. Satunya galak satunya lagi sombong, sifat mereka ketika bertemu.
Banyak hal yang s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Haiii!!"
"Haii,"
"Pas banget dong kita, hahaha,"
"Seger banget tuh muka?" kata Mina sembari menatap wajah Lalice dengan aura yang berbeda.
"Mau ulangan masa kusam." jawab Lalice tersenyum tipis.
Lalice tak sengaja bertemu dengan Mina dan Chaeyon, di depan sekolah. Tampaknya dua sahabatnya itu berangkat bersama.
"Kalian berangkat bareng??"
Mina mengangguk. "Chae nebeng sama gue tadi. Dari semalem dia udah spam chat ke gue."
"Hehehe," Chaeyon menyengir membuat Lalice terkekeh menggelengkan kepala.
Mereka terus berjalan memasuki sekolah dengan langkah yang sejajar, sembari membuka obrolan pagi ini.
"Lu sendiri naik apa?" tanya Chaeyon.
"Bus,"
"Tumben ngga dianter supir??"
"Supir gue lagi nganterin bokap nyokap ke luar kota."
Chaeyon dan Mina menganggukkan kepala. "Kenapa ngga sama bang Rafka??"
"Dia kebo banget, malesin." jawab Lalice dengan kesal membuat dua sahabatnya tertawa kecil. Pokoknya kalau Lalice bicara soal Rafka tidak pernah indah.
"Lagian ribet banget ya, kita ngga boleh bawa kendaraan segala." dumel Mina mengingat chat dadakan dari wali kelas mereka di grup, semalam.
Ya, hal ini selalu diterapkan di SMA BRAGASA ketika sedang masa ujian. Semua guru menyepakati untuk tidak memperbolehkan muridnya membawa kendaraan ke sekolah sampai masa ujian selesai. Dan mereka memiliki alasan kuat untuk menyepakati ini.
"Mapel hari ini apa sih??" tanya Chaeyon saat mereka sudah melangkahkan kakinya di lantai 2, menuju ruang kelas yang mereka tempati untuk hari ini.
"Ketauaan ngga belajar kan lu?" tanya Lalice seraya menunjuk muka Chaeyon.
Chaeyon menggeleng polos dengan cengiran. "Lu belajar emang?"
"Enggak,"
Chaeyon dan Mina sontak memukul pelan lengan Lalice berbarengan. Sang empu pun terkekeh geli.
"Dia mah chatan mulu sama cowoknya."
Ucapan Mina membuat Lalice cepat menengok ke cewek itu. Mukanya mulai merah dan keringat dingin mengingat kejadian malam tadi. Ia merasa ucapan itu menjuru padanya.
