27] Alasan Lain

3.6K 615 24
                                    

Ternyata Lalice mengikuti perintah seorang Aditama yang menyuruhnya keluar dari restoran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata Lalice mengikuti perintah seorang Aditama yang menyuruhnya keluar dari restoran. Alasannya ia tidak mau Adi membongkarnya di waktu yang tidak tepat.

Pastinya teman-temannya bingung atas perginya Lalice ini, tanpa alasan yang jelas. Tadinya Lalvane ingin ikut balik juga, namun Lalice menahannya. Ia berkata,

"Gue ngga pa-pa. Kalian lanjutin aja lagi, gue ke markas duluan ya."

Dia berkata seperti itu supaya teman-temannya tidak membatalkan makan bersama pasangan masing-masing. Lalvane pun pasrah dengan terus bertanya dalam otak tentang ketuanya.

Tapi yang paling bingung diantara mereka adalah Jeykey. Sebab cowok itu dapat melihat dari mimik wajah tak santai Lalice saat hendak meninggalkan mereka.

Lalice baru sampai di markas Lalvane. Ia terdiam sebentar di atas motor. Entah pikirannya sudah bercampur aduk sekarang. Dengan helaan nafas kasar ia turun dari motornya menuju pintu markas.

Meraba saku belakang celananya untuk mencari kunci markas. Sayangnya dia lupa. Kunci markas tadi dititipkan oleh Chaeyon.

Sreekk..

Dengan cepat Lalice menoleh ke arah pintu pager yang tiba-tiba dibuka. Matanya menagkap jelas laki-laki yang sedang berusaha membuka kaitan pager.

Tubuh perempuan itu kembali menegang sama seperti di restoran sebelumnya. Laki-laki tersebut berjalan ke arah Lalice setelah membuka pager.

"J-jey...." Lalice menatap cowok itu sendu. Ia benci dirinya saat ini yang tak dapat menahan emosional.

"Cari kunci?"

Lalice diam, mengapa cowok ini tau. Lalice mengangguk kecil. Dan mengapa juga cowok itu ada di sini.

"Nih." Jeykey mengangkat kunci di tangannya.

Baru hendak Lalice mengambil. Jeykey langsung menarik kunci itu kembali.

"Ih cepet, gue lagi ngga mau berantem." geram Lalice.

"Ada masalah apa?" Lalice tersentak dengan pertanyaan Jeykey ini.

Lalice menggeleng, "Ngga ada. Udah, mana kuncinya? Siniin."

Jeykey mengangkat kedua alisnya. Tangannya masih menggenggam kunci di belakang badannya.

"Kalau gitu, kenapa tadi lo pergi dalam keadaan panik?"

"Enggak! Siapa yang panik? Mood gue lagi ngga beres aja."

Jeykey diam, sorot matanya menatap Lalice tajam namun tak mematikan. Lalice yang ditatap seperti itu pun berpura-pura biasa saja. Ia menetralkan sikapnya, seperti Lalice yang biasanya cowok ini kenal.

Lalice mencondongkan tubuhnya ke depan. "Kok lo perhatian banget sama gue?" tanya Lalice dengan senyum mengejek.

Namun cowok itu masih berekspresi sama. Datar sambil terus menatapnya.

Cover The Taste || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang