Tepat pada pukul 10.25, bel sekolah berbunyi pertanda saatnya untuk istirahat.
Dengan segera Leya memasukkan buku-buku serta peralatan lainnya ke dalam tas sebelum pergi ke arah kantin bersama teman-temannya.
Setelah selesai Leya berdiri dan melangkah ke arah meja Suhaa. Ia lalu berdiri di samping meja lelaki itu dan menyentuh dahi kekasihnya.
Suhaa yang tadinya hanya duduk melamun langsung tersadar kembali dan menatap Leya dengan ekspresi terkejut.
"Demamnya udah turun, Suhaa udah bertenaga juga." Leya tersenyum saat mengetahui Suhaa telah sembuh dari sakitnya.
"Oh iya, kalian duluan aja ke kantinnya.. Leya mau ke kantor dulu, tadi Bu Lastri nyuruh Leya buat ambil beberapa berkas, nanti Leya nyusul." Setelah mengatakan itu, Leya berlari kecil keluar dari kelas.
Sementara itu, Suhaa Zaki dan juga Dela yang ditinggal, hanya bisa diam dengan ekspresi bingung.
Suhaa sendiri langsung menempelkan dahinya ke meja dengan helaan napas yang membuat Zaki berdecak kesal saat mendengarnya.
"Lu kenapa lagi, hah? Mau adu nasib lu sama gue?" Zaki menatap Suhaa dengan kesal sambil melipat kedua tangannya ke dada.
"..cantik," gumam Suhaa hingga membuat Zaki dan Dela menatap Suhaa dengan tatapan aneh.
"Gue cantik? Tobat woe, gue nggak mau pacaran ama cowok homo kek lu!" ujar Zaki dengan nada tinggi di akhir kalimat.
"Bukan lu yang cantik bego, amit-amit gue suka sama cowok bau bawang kek lu," Suhaa spontan memukul meja saat membalas kalimat Zaki.
"Yang gue maksud tuh.. Leya yang, cantik," balas Suhaa malu-malu.
Suhaa kembali menempelkan wajahnya ke meja dan kembali menghela napas berat.
Zaki menatap Suhaa dengan jijik, "Gitu aja meleyot, dah kena penyakit bucin ni anak. Jauh-jauh Del, ntar lu ketularan."
"Nggak apa-apa ketularan, asal nggak nge-bucinin lu," ejek Dela kepada Zaki dan langsung lari keluar kelas menuju kantin.
"Wah bener-bener ni anak, bikin gue es mochi, awas aja lu! Gue tulis nama lu di buku Death note. Woe Dela, jangan lari lu!" Zaki ikut berlari ke arah kantin dan meninggalkan Suhaa sendiri di dalam kelas.
Ditinggal sendiri, Suhaa kembali menghela napas, ia tak tahu mengapa ia menjadi seperti ini. Padahal ia sudah sering disentuh oleh Leya sebelumnya, tapi ia baru merasa malu dan senang saat mereka telah berpacaran.
"Gue emang udah gila kali ya. Dah lah, nyusul Leya aja deh." Suhaa berdiri dari posisi duduknya dan meninggalkan kelas menuju ke arah kantor untuk bertemu Leya.
***
***
Kembali dari sekolahan tepat jam 3 siang, Leya membanting tubuhnya ke atas ranjang lalu meraih ponselnya. Ia penasaran dengan unggahan terbarunya bersama Suhaa, apakah akan kembali ramai.Ketika melihat postingannya, Leya tersenyum senang. Baru saja ia menunggahnya lima belas menit yang lalu, tapi sudah sangat banyak yang memberikan like dan komentar di postingannya.
Leya melihat-lihat komentar dari orang-orang, ia kembali tersenyum saat mendapati komentar yang enak dipandang oleh mata Leya.
Sampai ia berhenti di sebuah komentar dengan inisial anonymous21 yang mengatakan hal-hal aneh.
Akun itu menceritakan tentang sifat pribadi Leya, seolah-olah pemilik dari akun itu mengenal baik Leya dari dalam dan luar.
Bahkan akun itu mengatakan jika Leya adalah alasan mengapa Suhaa libur dari pekerjaannya selama sehari.
Leya langsung bangkit dari posisi berbaringnya menjadi posisi duduk di atas ranjang. Ia masih membaca semua komentar yang ditulis oleh orang itu.
Komentar itu berisi:

KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Suhaa (END)
RomantikWARNING! (Peringatan!) Please everyone who sees this, please stop and never plagiarize/copy other people's work!!! I beg you so much! whoever it is! (Siapapun yang melihat ini, tolong berhenti dan jangan pernah menjiplak/menyalin karya orang lain...