12. Manusia Sosial.

15 9 18
                                    

Tombol bintang nganggur, tuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tombol bintang nganggur, tuh.
Jangan lupa pencet tombol bintang sebagai bentuk menghargai penulis, ya!

~ Selamat membaca.

***

Danu dan Clara sedang berjalan ke kelas 10 IPA 7 karena ditugaskan untuk merazia beberapa siswa. Para guru tidak hadir karena sedang ada rapat penting. Saat di tengah-tengah perjalanan, Clara sudah mendapat halangan, yaitu anak-anak nakal yang bersi kukuh tidak mau masuk kelas. Akhirnya, Clara terpaksa menyentak kemudian menggebrak meja adik kelasnya sendiri sampai mereka tersentak kaget. Tidak ada seorang pun yang berani membantah gadis berambut pendek itu. Suasana di kelas sangat sepi dan razia pun dimulai.

"Ngapain lo bawa lipstik? Mau jadi PSK? Heh, yang duduk di sana! Lo harus pake baju yang rapi! Masukin bajunya! Jangan pernah bawa cermin di sekolah! Mau ngapain bawa make up ke Legantara High School? Jangan ke sekolah demi uang jajan doang!" sentak Clara sambil memeriksa tas seorang murid dengan begitu kasar, "lo bawa apaan, nih? Kenapa celana lo terlalu pendek? Mana ketat lagi!"

"Ya suka-suka gue, siapa lo? Bukan orang tua gue aja sok-sokan ngatur!" bantah seorang murid sambil duduk di bangku paling belakang.

Clara langsung menunjuk wajah adik kelas tersebut sambil berteriak, "Heh, lo siapa? Anak daerah mana lo? Sini, songong amat, sih!"

"Enggak usah ikut campur!" sela murid itu dengan begitu enteng.

Clara segera meraih penghapus lalu melemparkannya menuju wajah murid yang sudah melawan. Gadis itu berhasil membuat wajah adik kelas tersebut menjadi begitu hitam. Murid yang lainnya menatap Clara dengan tatapan ngeri karena tidak pernah membayangkan amarah Clara akan seperti ini.

"Ra, kelihatannya, murid itu meledek lo, deh," ujar Danu sambil tersenyum sinis karena tahu bahwa Clara mudah terpancing amarah.

Gadis itu mencengkeram kedua tangan dan bersiap untuk melakukan aksi kedua, yaitu ingin menampar siswi yang sudah kurang ajar dengan cara menjulurkan lidah ke arahnya. Benar kata orang kalau murka gadis berambut pendek itu lebih seram daripada dihukum oleh ketua OSIS. Kalau ada di posisi murid tersebut, kalian pasti akan merinding dan tidak kuasa menatap Clara. Mata cantik yang sedang melotot ke arah kalian seolah membuat tubuh kaku dan tidak mampu berkata-kata lagi.

Clara memberikan tatapan menusuk untuk kedua kalinya lalu berteriak, "Kenapa lo melawan kakak kelas? Udah jadi sok jagoan? Petantang-petenteng, anak kayak lo lebih cocok jadi tukang palak di pasar, eh, bukannya lo emang suka memalak anak lain, ya?"

"Gue enggak terima, sahabat gue dipermalukan kayak gitu!" balasnya dengan begitu berani.

"Gue adalah seksi kedisiplinan di OSIS dan sudah kewajiban gue untuk menertibkan kalian!"

"Bagi gue, lo adalah cewek yang enggak tahu sopan santun! Kasar berkedok mendisiplinkan! Cewek kayak lo enggak pantas menjabat apapun," ledeknya sambil meludahi wajah Clara, "cuih!"

JUNA AG ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang