2. Juna Anova Geantara.

44 16 14
                                    

Satu tahun kemudian ....

Semua orang fokus menatap kertas yang dibagikan oleh seorang guru paruh baya. Beberapa murid terlihat memelas karena sedang ulangan. Anak kelas 11 IPS 1 selalu menyerah kalau disuruh menjawab matematika.

Murid bernama Juna Anova Geantara menaruh pensil alis di atas bibir dan terlihat santai. Lima menit kemudian, pencil itu jatuh lalu menggelinding ke arah gadis di depan bangkunya.

Reettt!

Juna menggoyangkan kursi sampai terdengar suara gesekan. Beberapa murid serta guru pun melirik tajam. Kalau Juna berbuat onar, maka guru akan fokus memperhatikan mereka sampai tidak mempunyai kesempatan untuk menyontek.

"Heh, Juna itu bikin onar terus!"

"Iya, gara-gara dia, kita gak bisa nyontek."

"Tau gak, guys? Tadi Ibu MTK udah bengong. Eh, cecunguk Juna malah nyari masalah!"

"Ah, sial, si Juna berulah lagi!" umpat Clara sambil meremas telapak tangan.

Semua orang melirik satu sama lain. Pada akhirnya, guru menghampiri Juna dengan tatapan murka. Juna hanya tersenyum, lalu mengangguk pelan.

"Hukum pancung aja deh, Bu! Biar gak bikin onar terus. Saya bosan kalo berurusan sama dia!" dumel Clara.

Juna berdiri tegap lalu mengacak rambut gadis itu dengan perasaan gemas. "Enggak boleh jadi kompor!"

Gadis itu menepiskan tangan Juna, secepat kilat. "Dasar, pembuat onar! Ngapain rusak rambut kesayangan gue?"

"Karena rambut lo lucu, Clara."

"Heh, ini dirapikan selama dua jam."

"Lama amat, mau sisir rambut atau kerja rodi?"

"Mau baku hantam?"

"Jangan baku hantam, adu mekanik aja, Ra."

"Skuy! Gila banget kalo dirusak gitu aja."

"Galak banget, gue jadi merinding," celoteh Juna sambil menempelkan kertas berisi coretan di punggung gadis tersebut.

Semua murid di kelas XII IPS 1 cuma geleng-geleng karena Juna sangat usil pada Clara, meskipun sedang berada di depan guru.

"Juna Anova Geantara, nama kamu itu terlalu bagus! Apa enggak mau diganti jadi si jabrik pembuat onar?"

Semua guru yang mengajar kompak berpendapat kalau Juna adalah murid paling menyebalkan di kelas XII IPS 1. Murid di kelas ini terlalu rajin, cuma Juna yang sering membantah dan terlalu petakilan.

"Bu, jangan menistakan nama Juna lagi atuh!"

"Suka-suka Ibu dong!"

"Kemarin disebut Nanang, sekarang malah diganti jadi Jabrik?"

"Karena sikap kamu petakilan banget, kayak si Jabrik anak Pak Lurah."

"Nanti nama saya enggak seganteng macan asia lagi, dong?" protes Juna sambil menggoyangkan bangku Clara secara berulang-ulang.

"Memang, menggesek kursi selama puluhan kali saat ulangan itu keren?"

"Kalau Clara terima cinta saya, saya janji gak akan usil ke siapa pun lagi, Bu!" ucap Juna dengan begitu yakin.

Clara merecoki, "Ngeselin! Siapa juga yang mau sama lo?"

"Kamu payah! Cepat kumpulkan kertas ujiannya lalu berdiri di depan kelas!"

Wajah Bu Guru terlihat merah padam karena Juna memang sulit diatur. Namun, tangan kanan Juna masih saja jahil, yaitu mempermainkan kursi Clara di belakang pengawasan Ibu Guru.

JUNA AG ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang