29. Kami adalah Sanggara!

10 8 18
                                    

Clara Leodra bermalam di rumah salah satu murid LEGANTARA HIGH SCHOOL. Kalau ini adalah kasus penculikan, bapak Clara siap melapor pada pihak berwajib.
______________________________

Clara Leodra dikabarkan diculik oleh salah satu murid Legantara High School berinisial JNG.
________________________________

JNG masih belum menanggapi berita tentang penculikan Clara Leodra. Dia kabur?
________________________________

Berita yang sudah tersebar berhasil menyulut emosi dalam dadanya. Dia yang selalu banyak bicara langsung diam seribu bahasa dan tidak peduli pada anak-anak Sanggara padahal mereka sedang mengajaknya untuk tertawa. Geng Sanggara yang berkumpul di satu meja pun ikut terheran-heran terhadap sikap bungkam Juna.

"Dia kerasukan apa, sih? Kenapa dia diam aja?" tanya Natasha dengan ekspresi khawatir.

"Kerasukan dedemit kali," balas Valter sambil membuka halaman buku yang dibawa.

"Juna, lo mau kita rukyah?" tawar Areska sambil meraih gelas berisi air dan hendak mencipratkannya pada wajah Juna. Namun, Arjun bergegas melarangnya.

Arjun segera menyodorkan layar handphone pada Geng Sanggara. Mereka semua fokus menatap layar handphone Arjun. Setelah menatap HP tersebut, semua orang langsung terdiam. Suasana seakan berubah menjadi senyap dalam hitungan dua menit saja. Semua orang terdiam. Arjun sampai khawatir atas sikap sahabatnya. Dia sampai menepuk pundak Juna, tetapi tidak mendapatkan respon baik. Juna menepisnya, kemudian beranjak dari bangkunya.

"Lo mau ke mana?" tanya Valter sambil menarik pergelangan tangan Juna.

Laki-laki humoris menepis tangan Valter secara kasar, kemudian berjalan ke ruang kelas. Geng Sanggara masih menatap punggung teman satu perjuangannya, meskipun Juna sudah masuk ke kelasnya.

"Dia harus kita dampingi," ujar Natasha dengan ekspresi memerah karena menahan kekhawatiran.

Areska mengangguk, kemudian berujar, "Dia kasihan banget. Kita enggak bisa terus diam aja."

"Arjun, lo adalah sahabat terdekat Juna. Lo pasti tahu, tindakan apa yang harus kita ambil," tutur Valter sambil menutup buku yamg tengah dibaca.

Arjun hanya terdiam dan bingung harus menjawab apa. Geng Sanggara yang lain masih belum mengetahui masalah terbesar dalam hidup Juna. Laki-laki yang sering candaan ringan pada mereka belum memberitahu info tentang kehidupan kelamnya.

Setelah berpikir cukup lama, Arjun memutuskan untuk memberitahu kisah hidup Juna yang sebenarnya. Dia mulai menatap sahabat-sahabat secara satu-persatu. Valter, Natasha, dan juga Areska pun mendengarkan penjelasan dari Arjun tanpa menyela.

"Juna adalah orang baik, tapi dia selalu berpura-pura bahagia. Kita bisa menganggap dirinya sebagai laki-laki munafik. Orang yang selalu menebar senyuman, tapi hatinya remuk karena sedang menahan luka," jelas Arjun sambil tersenyum hambar, "Juna itu bukan orang kaya, tapi pekerja keras. Dia selalu bangun di pagi buta demi menjalankan usaha kecil-kecilan seperti mengantar barang pada calon penjual bawang, menjadi pemandu anak SD, menjadi guru konseling untuk anak TK di sekitar rumahnya, sekaligus menjadi anak berbakti."

"Panjang betul penjelasan dari lo. Langsung ke intinya aja! Kasih tahu kami, kenapa cowok sinting bernama Juna selalu murung?" sela Areska sambil menggaruk kepala bagian belakang.

Natasha menjitak kepala Areska dengan perasaan jengkel, kemudian berujar, "Arjun lagi menjelaskan, kenapa lo menyela, setan?"

"Ibu Juna sebenarnya masih sakit. Belum ada tanda-tanda sembuh padahal Dokter udah bilang kalau Ibu Hesti akan segera sembuh dalam tiga hari. Mungkin, Dokter udah salah analisa. Clara juga sedang menginap di rumah Juna. Gadis culas itu enggak mau pulang ke rumah karena lagi punya masalah sama Bapaknya. Sekarang, malah tersebar gosip kurang baik tentang kehidupan Juna. Ada juga gosip yang berkata kalau Juna itu menculik Clara," ungkap Arjun sambil melipat jemari-jemari tangannya.

JUNA AG ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang