Geng Sanggara hanya geleng-geleng saat melihat kelakuan teman mereka. Juna masih sempat mengupil di saat teman-temannya asyik menunggu pesanan.
“Jun, lo masih mengincar Clara?” tanya Arjun sambil menepuk pundak seseorang di sampingnya.
Valter pun melirik tajam, kemudian menjawab, “Lo ajak Juna ngomong, tapi kenapa pundak gue yang ditepuk?”
Arjun cengengesan lalu melirik Juna dengan ekspresi jahil. “Jun, lo masih mengincar Clara?"
"Emangnya sejak kapan gue pindah hati?"
"Sejak zaman prasejarah kali."
"Gue udah suka sama Clara sejak zaman Megalitikum!"
"Enggak capek ngejar cewek culas kayak gitu? Mengejar Clara cuma membuat lo sakit hati. Setiap kalimat yang keluar dari mulutnya bisa mencabik hati lo.”
Juna langsung terkekeh pelan lalu membalas, “Hahaha ... udah sinting, ya?"
"Lo yang sinting, dibilangin malah gak mau dengerin gue!"
"Hahaha ... lo juga mengincar Sasha enggak dapat-dapat, tuh! Mau nasehati orang lain segala."
"Sebagai sahabat, gue emang harus kasih tau lo, Juna. Lo jadi orang, malah songong banget."
"Arjun, gue bisa meluluhkan tembok keegoisan Clara. Dijamin!"
Areksa berdecak kesal kemudian menyela, “Kalau pun Dinosaurus lahir lagi, Clara enggak akan luluh sama lo!”
"Omongannya gede bener, kayak anak bahasa aja!" desis Juna.
"Gue yang anak bahasa. Ck, aneh!" gerutu Arjun sambil memakan makanannya.
“Istigfar! Nanti kualat."
"Lo yang kualat ke kita, Juna!" tukas Areska.
"Jangan sampai gue lempar inti bumi ke wajah kalian supaya gak ikut campur dalam urusan pangeran Anova kayak gue!” Juna malah tidak mau mendengarkan siapa pun.
“Ngomongnya Anova, gayanya Vayanto,” celetuknya.
“Astagfirullah, oon-nya kelewatan!” celoteh Juna sambil menjitak kepala Areksa kemudian bergegas bangkit dari tempatnya.
***
Juna berjalan mengambil pesanan, tetapi tidak sengaja melihat Clara sedang memarahi adik kelas. Jika lebih ditelusuri, adik kelas itu memang sudah melanggar aturan sekolah, yaitu memakai pakaian yang terlalu ketat. Juna tidak jadi mengambil pesanan dan memilih untuk mendekat.
“Jangan murahan! Seharusnya lo bisa menjadi contoh untuk murid lain. Lo mesti pake seragam rapi dan jadi contoh baik untuk anak lain!”
Gadis yang disebut murahan hanya tersenyum jahil kemudian menjawab, “Banyak omong!"
"Lo yang banyak omong, setan!"
"Mereka akan tetap mengganggap gue sebagai orang biadab, walaupun udah berbuat kebaikan."
"Seenggaknya lo udah berusaha mengubah diri, dasar penggoda!" pekik Clara.
"Lebih baik menjadi diri sendiri, walaupun udah disebut sebagai gadis murahan."
"Serius lo ngomong kayak gitu? Cih, mikir dua kali! Kalau udah berbuat salah, harusnya diperbaiki, jangan malah ngeyel kayak setan begini!"
"Duh, Kakak kelas tengil ini banyak omong banget."
"Lo berani sama Kakak kelas? Hah?"
"Udah, nyingkir, Clara!"
"APA LO KATA?"
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNA AG ( TAMAT )
Novela JuvenilTAMAT - PART MASIH LENGKAP. ✅ 'Playboy jahil itu siap mengubah suasana kelas seperti neraka!' Tragedi 30 September menciptakan trauma bagi keluarga korban. Murid cerdas sekaligus humoris bernama Juna AG berusaha setengah mati untuk menutupi luka. Ma...