Juna menelan ludah sendiri karena sedang dihadapkan dengan tragedi perkelahian di antara orang tercinta dengan adik kelas. Dia melihat adik kelas sedang mendorong pundak Clara sampai terjatuh menuju tanah. Kakak kelas yang selalu membuat mereka emosi akhirnya tumbang dan mereka bahagia kalau melihat gadis itu sedang terluka. Tidak ada sedikit pun niat untuk menolong. Beberapa anak malah sibuk menertawakan.
Mata Clara sudah berbinar-binar, hatinya sakit karena dipermainkan oleh bocah-bocah ingusan. Adik kelas yang sudah ditertibkan malah tidak tahu berterima kasih dan membalas ketegasannya dengan tindakan tidak senonoh. Setelah emosi sudah berada di puncaknya, Clara langsung bangkit kemudian hendak balas mendorong pundak gadis itu. Namun, Juna segera berlari dan menghentikan langkah gadis itu.
"Kalian pergi aja, ya?" pinta Juna kepada adik kelas yang sudah berani menghancurkan sepeda Clara, "maaf kalau Clara sering membuat kalian emosi. Dia cuma gadis yang sulit mengendalikan emosi."
"Tolong nasehati pacar Kakak dong! Jadi orang, jangan terlalu rese! Kita di sini pakai uang masing-masing, kita enggak numpang hidup sama Kakak kelas," perintah salah satu adik kelas sambil menunjuk wajah Clara.
Clara menepis tangan adik kelas itu secara kasar kemudian menjawab, "Gue bukan pacar Juna!"
Juna langsung membungkam mulut Clara secara perlahan sambil berujar, "Lain kali, jangan membuat masalah lagi sama gadis cantik ini, ya? Kalian juga harus sedikit dewasa lho ... kan, kalian sudah dewasa. Jangan sampai dimarahi OSIS terus karena enggak mau mengikuti peraturan sekolah. Semangat belajarnya, ya! Kalau ada yang cinta sama kegantengan Kak Juna juga boleh chat pribadi, kok! Kakak wellcome sama semua cewek termasuk adik kelas secantik kalian."
Mereka menatap Juna dengan ekspresi tidak percaya. Ada yang berbicara kalau sebenarnya Juna itu sangat mengagumi karakter Clara, tetapi laki-laki humoris itu tidak buta karena cinta. Dia masih membedakan kebenaran dan keburukan. Kalau Clara tidak sengaja melakukan hal buruk, Juna selalu mencegahnya.
Clara ingin menangis di tempat, tetapi Juna malah memegangi tangannya yang lain. "Gue mau memberikan mereka pelajaran! Jangan halangi jalan gue terus! Mereka pikir, Kakak kelas adalah bahan permainan. Woi, lihat saja kalo besok mereka pergi ke gerbang!" sergahnya, tetapi adik kelas cuma menoleh sambil tertawa kecil.
"Udah, Ra! Anggap aja mereka masih anak-anak," balas Juna dengan nada tenang sambil melepaskan tangannya.
Setelah tangannya dilepaskan oleh Juna, Clara langsung mendorongnya sekuat tenaga. Juna pun tersungkur ke atas aspal lalu merintih kesakitan. Lututnya pasti lecet karena gesekan tersebut. Clara cuma menelan ludah, tetapi tidak menolongnya. Hati kecil sedikit ketakutan. Namun, gadis ini yakin bahwa Juna adalah laki-laki terkuat di Legantara High School.
"Kenapa lo selalu ikut campur dalam urusan gue?"
"Karena gue enggak mau lo terjebak dalam masalah."
"Masalah utama dalam hidup gue adalah lo, Juna. Bisa enggak lo menjauh dari gue?"
"Tanpa menjauh pun, jarak di antara hati kita udah jauh, kok, Ra. Ibarat matahari dan bulan. Kita emang gak ditakdirkan menyatu."
"Bagus, akhirnya lo sadar diri."
Juna memegangi pergelangan tangan Clara kemudian berkata, "Kalau lo udah enggak bisa menahan amarah, coba ingat Tuhan, Ra!"
"Enggak ada hubungannya antara Tuhan sama amarah gue. Lebih baik, lo menyingkir aja! Gue pulang! Awas, jangan halangi jalan gue! Aish, kenapa lo jungkir balik kayak kesetanan gitu? Heh, nyingkir! Teettttt! Tettttt!" teriak Clara sambil meniru suara klakson mobil lamborghini.
Juna berhenti menghadang langkah gadis tersebut kemudian membalas, "Hidup tanpa Tuhan bagaikan air di atas daun talas, yaitu enggak akan menyerap pada tanaman lain dan kehilangan arah. Pada akhirnya, air di atas daun talas akan tersungkur ke atas tanah."
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNA AG ( TAMAT )
Подростковая литератураTAMAT - PART MASIH LENGKAP. ✅ 'Playboy jahil itu siap mengubah suasana kelas seperti neraka!' Tragedi 30 September menciptakan trauma bagi keluarga korban. Murid cerdas sekaligus humoris bernama Juna AG berusaha setengah mati untuk menutupi luka. Ma...