Supremacy of Love

BAG 5 "Suneung and Mr. Xu"

Jenny merangkai beberapa kata pada kolom chat di ponselnya. Calon penerima rangkaian kata itu adalah Edward Xu, sang pemilik helm. Jae Hyun mengatakan ia tidak bisa mempertemukan Jenny dan Yanzhen dalam waktu dekat, karena sahabat sekaligus bosnya itu sedang berada di Shanghai untuk mengurus beberapa hal.

Sejak mengetahui fakta bahwa pemuda itu adalah orang hebat yang cukup terkenal, Jenny jadi merasa ia memiliki level yang terlalu jauh dengan Yanzhen. Ya memang sih Jenny juga terkenal, tapi tetap saja berbeda. Jenny terkenal karena nyanyiannya, sementara pria ini terkenal karena prestasi dan kejeniusannya. Sekalipun kau mengatakan 'semua sudah punya rezeki masing-masing, atau punya keahlian masing-masing', tetap saja levelnya berbeda.

Anak itu bahkan sempat berpikir untuk mengatur janji lebih dulu dengan sekretaris Yanzhen untuk bisa bertemu dengannya.  Tetapi Jae Hyun berkata lebih baik menghubunginya secara pribadi, kemudian memberikan ID WeChat Yanzhen kepada Jenny. Demi mengubungi pria itu, Jenny bahkan rela mengunduh aplikasi WeChat di ponselnya.

Sejujurnya, pandangan Jenny mengenai pria itu sudah berubah. Dari yang sebelumnya menganggap pria itu cuma orang asing yang tak sengaja bertemu dengannya, menjadi ibarat seorang staff yang menghadap kepada atasannya untuk memohon pengampunan karena melakukan kesalahan dalam bekerja. Sebuah hubungan professional yang tetap menghormati sekalipun Jenny tidak menyukainya. Ya, itu adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkannya.

Setelah mengetik beberapa kata dalam Bahasa Inggris, ia berhenti sejenak lalu menghapusnya kembali. Dia mengulang berkali-kali, sampai menemukan kata yang cocok. Setelah dirasa cukup, ia menekan tombol 'send'. Begini kira-kira isi pesannya :

[Selamat malam bapak Edward Xu, atau Yanzhen yang saya hormati, perkenalkan saya Jenny Rodgers, mungkin bapak tidak mengenali nama ini. Sebelumnya saya minta maaf karena saya mendapatkan ID bapak dari Jae Hyun, sepupu saya. Saya memiliki alasan yang masuk akal menghubungi bapak, harap bapak baca sampai habis.

Beberapa waktu lalu kita pernah bertemu secara tidak sengaja dalam sebuah insiden. Apakah bapak ingat dengan anak SMA yang menabrak bapak di depan mini market Mapo-gu dekat Halte bus? Itu saya. Saya berterimakasih atas bantuan bapak sehingga saya boleh sampai dengan tepat waktu ke sekolah. Tetapi akibat kecerobohan saya, TANPA SENGAJA saya membawa lari helm bapak, yang belakangan saya ketahui harganya lebih tinggi dari biaya sekolah saya selama 5 tahun dan jumlahnya di dunia juga lebih sedikit dari jumlah teman saya. Maksud saya menghubungi bapak adalah untuk mengembalikan helm ini secara langsung. Namun, saya harap bapak tidak salah paham, kalaupun saya mendapati harga helm ini hanya 20 ribu Won, saya tetap akan mengembalikannya. Meski butuh waktu lama bagi saya untuk menemukan ID bapak.

Jae Hyun, sepupu saya, yang secara kebetulan ternyata adalah pegawai bapak mengatakan bahwa bapak sedang tidak berada di Seoul saat ini. Jadi, jika bapak berkenan apakah saya boleh menanyakan kapan kepulangan bapak dari Shanghai? Saya ingin mengembalikan helm ini secara langsung, sekaligus menyampaikan maaf dan terima kasih saya dalam etiket yang baik, serta menjelaskan beberapa hal yang mungkin menyebabkan kesalahpahaman. Saya tidak memiliki maksud lain, saya benar-benar murni hanya ingin mengembalikan helm ini.

Terimakasih atas kesediaan bapak membacanya sampai habis, saya harap bapak dapat mempertimbangkannya. Saya menunggu balasan dari bapak. Sekali lagi, terimakasih dan maaf jika saya mengganggu. Selamat Malam]

Sebuah pesan yang sangat formal, tetapi setidaknya dia sudah mencoba menyampaikannya dengan baik. Jenny menunggu beberapa saat, tetapi pesannya tak kunjung dibaca. Mungkin si penerima pesan sedang sibuk. Gadis itu melanjutkan pelajarannya, karena waktu ujiannya tinggal satu bulan lagi. Sebelum tidur, ia berselancar sebentar mencari tahu tentang si pemilik helm tersebut di Internet, untuk mempersiapkan diri bertemu dengan orang penting itu.