BAG 26 "He knew something"

97 13 17
                                    


11.43 malam 24 Desember, Jenny turun dari lantai dua untuk membuat susu vanila hangat yang mungkin bisa membantunya tertidur malam ini. Tidak usah tanya kenapa gadis itu kesulitan untuk tidur, ini semua karena manusia bernama Xu Yanzhen. Tidak salah Jenny memasukkan nama pemuda itu dalam daftar paling berbahaya bagi pikirannya.

Jenny sedang memanaskan air dengan ketel listrik saat sebuah suara terdengar dari pintu kamar Yanzhen. Seseorang keluar dari kamar itu. Jae Hyun atau Yanzhen ya? Lampu ruang tengah tidak menyala, jadi yang terlihat dari orang itu hanya bayangan hitam.

"Apa kau sedang memanaskan air?"

Jenny benci dirinya yang langsung mengenali suara Yanzhen dari detik pertama. Ampun deh, niat hati mau tidur nyenyak malah bertemu dengan orang yang membuatnya susah tidur. Kasihan.

Pemuda itu semakin mendekat sampai Jenny bisa melihat wajahnya dengan bantuan sedikit cahaya dari lantai dua. Sepertinya Yanzhen terbangun karena haus.

"Iya," jawab Jenny berpura-pura memperhatikan ketel yang sebenarnya tidak perlu diperhatikan itu.

"Boleh minta sedikit?"

"Boleh."

Mereka menunggu beberapa saat, sampai bunyi tanda mendidih terdengar. Jenny menuangnya ke gelas Yanzhen, baru kemudian ke dalam gelasnya sendiri yang sudah berisi susu bubuk dan setengah sendok gula.

Mereka menyesap minuman masing-masing dalam diam. Yanzhen meletakkan gelasnya setelah ia menghabiskan satu gelas penuh, kemudian mengunci tatapannya pada Jenny yang belum selesai dengan susu vanila hangatnya. Ia menunggu gadis itu menghabiskan minumannya.

Beberapa detik kemudian, Jenny selesai dan menyadari Yanzhen menatapnya dengan wajah serius.

"Kenapa melihatku begitu?"

"Sekarang katakan."

"Katakan apa?"

"Katakan kenapa kau menghindariku belakangan ini? Apa aku melakukan sesuatu yang membuatmu marah?"

Jenny mengeryit, kenapa pemuda ini tiba-tiba jadi peka? Maksudnya, dia memang peka sih. Tapi masa sepeka ini?

Sekarang apa? Jenny harus jawab apa? Masa tiba-tiba bilang 'aku suka padamu, karena itu aku menghindar agar tidak ketahuan'? Tidak lucu kan?

"Kapan aku menghindar? Kau salah paham, aku cuma lagi banyak pikiran. Kau juga tidak melakukan kesalahan apapun yang membuatku harus menghindar." Jenny mencoba meyakinkan Yanzhen, 'karena kesalahannya datang dariku', lanjut gadis itu dalam benaknya.

"Yakin?"

"Eng," angguk Jenny.

"Terus kenapa tadi tidak jadi memberikanku kado?" Yanzhen menyilangkan kedua lengannya.

Wow, dia bahkan sadar Jenny sudah menyiapkan hadiah? Ini sih antara dia memang peka atau jiwa narsistiknya yang sedang keluar.

"A-aku belum menyiapkan kado apapun. Akhir-akhir ini aku sibuk. Mungkin nanti, Januari." Oh Tuhan. Lancar sekali kebohongan ini.

"Aku tahu ranselmu tadi berisi kado ku."

????
Sekarang Jenny curiga, mungkin sebenarnya Yanzhen bukan seorang jenius, tapi cenayang. BAGAIMANA DIA BISA TAHU?

"Kau terlalu percaya diri. Itu cuma sepatu yang baru ku beli kemarin, tadinya aku mau menukarkannya tapi tidak jadi karena sudah terlalu malam."

Meski sudah tertangkap basah, itu tidak menghalangi Jenny untuk terus mengarang. Astaga, sejak kapan Jenny bisa berbohong selancar ini.

Supremacy of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang