Suasana canggung yang mencekam dan cukup menyiksa itu untungnya tidak berlangsung lama, ponsel Kyung Seok berdering bak penyelamat memecah keheningan.
Si pemilik ponsel segera menerima panggilan dan mulai berbicara dengan orang di seberang telepon. Sepertinya dari teman yang disebut oleh Kyung Seok tadi, melihat bagaimana pemuda itu bergegas meraih sling bag-nya.
"Teman ku sudah di bawah. Aku akan pergi sekarang," pamitnya setelah menutup telepon.
"Oh, sudah di bawah ya? Baiklah. Ini obatmu, keterangannya sudah tertera. Aku akan mengabari kalau polisi memintamu untuk bersaksi. Apa kau bersedia?"
"Tentu. Kapanpun kalian membutuhkan kesaksianku."
"Terimakasih. Jangan sungkan menghubungiku kalau kau butuh sesuatu, aku akan senang membantu. Mari bertemu di waktu yang baik." Yanzhen mengulurkan kantongan putih berisi obat, bersamaan dengan kartu bisnis milik pemuda itu di atasnya.
Cuma perasaan Jenny saja atau kau juga merasa Yanzhen saat ini terlihat sangat berkarisma? Okay, hentikan imajinasi liar ini. Jangan terlalu terbawa peran, Jenny.
"Baik. Terimakasih," angguk Kyung Seok sebelum kemudian mengalihkan padangannya pada Jenny.
"Aku tidak apa-apa. Serius. Tidak usah pasang wajah menyesal begitu dong. Menolongmu itu pilihanku, dan aku tidak menyesal sedikitpun. Kan sudah tugasku sebagai seorang senior. Istirahatlah setelah ini, kau sudah bekerja keras."
Jenny berjalan ke arah di mana ia meletakkan gitar milik Kyung Seok kemudian mengangkatnya dan berdiri di dekat pintu.
"Iya, aku mengerti, sekarang biarkan aku mengantar Senior sampai ke bawah demi pikiranku yang lebih tenang."
"Hei..." Kyung Seok mendekat.
"Aku tidak apa-apa. Yang terluka kan cuma lengan kiriku, tangan kananku masih bergerak dengan sempurna. Lihat?" Kyung Seok menggerakkan tangan kanannya dengan bebas."Kau ingin membalasku?" tanyanya.
"Tentu saja," balas Jenny.
"Kalau begitu, tolong setidaknya bantu aku terlihat seperti senior yang keren. Dengan kau mengantarkanku ke bawah, itu hanya akan mengurangi kekerenanku. Mengerti?" Ia meraih gitar miliknya dari tangan Jenny.
"Apa hubungannya aku mengantarkan senior ke bawah dengan senior terlihat keren?"
"Tidak tahu, tapi pokoknya ada. Aku pergi ya." ucap Kyung Seok tersenyum mengangkat kedua alisnya sebelum berbalik menatap Yanzhen yang masih berdiri di dekat brankar."Mari, tuan Xu." Ia menunduk ke arah Yanzhen yang kemudian dibalas oleh pemuda itu. Tak lama setelahnya, Kyung Seok pergi dan meninggalkan Jenny yang hanya terdiam memandangi punggungnya menghilang di ujung lorong.
"Sudah selesai melihatnya? Ayo, aku masih harus ke toilet dulu sebelum kita ke kantor polisi."
Yanzhen yang entah sejak kapan berdiri di sebelah Jenny, bersuara tepat di telinga gadis itu."......" Jenny menoleh dan memandangi Yanzhen dalam diam. Wajahnya penuh dengan tanda tanya.
"Apa?"
"Apa yang barusan terjadi?"
"Yang mana?"
"...???"
Yanzhen berdehem beberapa kali sebelum akhirnya melangkah keluar ruangan. Menolak untuk memberi jawaban pada pertanyaan Jenny.
Jenny yang ditinggal kebingungan mengekor di belakang Yanzhen dan berusaha mengejar langkah pemuda itu.
"Apa kau tidak akan menjelaskan apapun?"
"Menjelaskan apa?"
"Sikapmu tadi?" Jenny masih berusaha mengejar agar jarak mereka tidak terlalu jauh, seolah tidak akan mendapatkan jawaban apapun jika ia tidak mengejar pemuda itu sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Supremacy of Love
ChickLitApa yang kau lakukan jika ayahmu yang baru saja ditinggal mati ibumu empat bulan lalu, memperkenalkan pacar barunya dan mengatakan bahwa mereka akan menikah bulan depan? Kalau Jenny,gadis itu memilih untuk kabur. Terimakasih pada Michael, ayah Jenn...