Langit sudah mulai gelap saat mereka kembali ke rumah Jenny. Gadis itu akhirnya mengembalikan helm 3,6 Milyar milik Yanzhen. Ia juga berniat untuk mengembalikan helm yang tadi siang dibeli oleh pemuda itu, namun pemuda itu menolaknya. Ia meminta Jenny untuk menyimpannya.
"Simpan saja, terlalu jelek. Kau boleh memilikinya," kata Yanzhen.
"Kau tahu ini jelek tapi kau tetap membelinya?"
"Remaja perempuan suka memelihara barang yang kelihatan jelek di mata pria," jawab pemuda yang sedang menyimpan helm 3,6 milyar di jok motornya itu.
"Sebenarnya kalau mau memberi ini sebagai hadiah ulang tahunku, tinggal bilang saja. Kenapa repot-repot cari alasan?" 1-0. Jenny sepertinya sudah nyaman berbicara dengan sahabat kakak sepupunya ini, sampai berani menyerang dengan kata-kata narsis begitu. Yanzhen menutup jok motornya dan berbalik menatap Jenny dengan santai.
"Ku sarankan kau berhenti menonton drama, delusimu itu sudah akut. Aku sedikit takut." 1-1.
"Kalau ku bilang helm ini jelek, apa kau bersedia menukarnya dengan helm yang barusan kau masukkan? Yang satu itu cukup indah dimataku." 2-1. Jenny melakukan serangan kembali. 'Mau jawab apa lagi?' batinnya.
"Kalau mau, ambil saja. Tapi, seingatku tadi seseorang berkata 244 juta Won terlalu membebaninya." 2-2. Jenny lupa, Yanzhen tidak peduli dengan helm 3,6 milyar itu. Jenny mengerutkan bibirnya, pemuda ini ini jago berdebat.
Yanzhen naik ke motor dan menyalakan mesinnya.
"Simpan saja sebagai hadiah," kali ini nada bicaranya lebih serius, tapi ekspresi wajahnya masih saja datar. Setelah dipikir-pikir, semakin dilihat Jenny semakin merasa ekspresi pria ini terkadang mirip anjing Husky yang tidak terlalu ramah itu.
"Itu masih bisa diganti dalam satu bulan. Hubungi aku jika kau ingin menggantinya, kita bisa kembali ke toko tadi. Aku pergi!" tambah pemuda itu sebelum akhirnya meninggalkan halaman rumah Jenny. Jenny kebingungan untuk sesaat sampai akhirnya menyadari motor pria itu sudah tidak di depannya lagi. Sebelum pemuda itu semakin jauh, Jenny sempat berteriak untuk mengatakan terima kasih dan hanya dibalas dengan lambaian tangan oleh pria yang sudah melajukan motornya itu.
Saat Jenny masuk kembali lagi ke rumah. Jae Hyun, Ara, paman dan bibinya memberikannya kejutan dengan lagu selamat ulang tahun dan kue di tangan mereka. Jenny hanya menangis, tidak tahu harus berkata apa. Kejutan dari mereka mengisi sedikit kehangatan di hatinya yang menyimpan berjuta kerinduan pada ibu dan sahabat-sahabatnya.
Ia juga menerima beberapa pesan ucapan dari teman-temannya. Hana dan yang lainnya menanyakan apakah hari ini ulang tahunnya (entah dari mana mereka bisa tahu), dan menyesal tidak memaksanya untuk tetap ikut tadi siang. Mereka memaksa untuk bertemu esok hari, khusus merayakan ulang tahun Jenny. Jenny mengiyakan dan meminta maaf karena tadi siang membatalkan janji begitu saja.
Michael kembali menghubunginya, tapi Jenny masih belum terlalu siap untuk menjawab telepon ayahnya itu. Jadi Michael mengirimkan pesan dengan ucapan selamat ulang tahun, dan permintaan maaf karena tadi siang membuat anak itu kesal. Syukurlah Michael ternyata menyadarinya. Jenny membalas ayahnya dengan kata terima kasih dan tidak apa-apa, sekarang perasaannya sudah lebih baik.
Sedangkan Assassin, sahabat-sahabatnya itu mengajak Jenny melakukan Zoom meeting untuk merayakan ulang tahun Jenny secara virtual. Keempatnya sedang berkumpul di satu tempat dan secara khusus membeli kue ulang tahun lengkap dengan lilinnya seolah-olah Jenny juga ada situ bersama mereka. Jenny kembali menangis menyaksikan ketulusan teman-temannya, diikuti oleh Alita dan Sara yang menangis di seberang sana. Hanya Edo dan Ryan yang mempertahankan mata mereka tetap kering demi sebuah title yang melekat pada mereka, 'jantan'. Setelah itu, mereka bermain game secara virtual.
Saat hari semakin malam dan Assassin selesai dengan agenda virtual party mereka, Jenny menatap jam dinding serta tempat tidurnya secara bergantian. Ia tidak menyangka hari seperti ini akhirnya bisa kembali datang. Hari dimana jam masih menunjukkan pukul 10 malam, dan dirinya sudah diizinkan untuk bermalas ria diatas tempat tidur. Jenny melompat ke atas tempat tidur, membenamkan kepalanya diatas bantal untuk sejenak, sebelum kemudian membalikkan seluruh tubuhnya menghadap ke langit-langit kamar.
"What a day," gumamnya tersenyum. Gadis itu merenungkan segala yang terjadi hari ini. Berbagai macam perasaan menghinggapinya sejak pagi tadi. Tidak buruk, pikirnya. Secara keseluruhan ia cukup senang, tidak sesedih tadi pagi. Ia kemudian menghitung dengan jarinya, 7 Jam. Ia menghabiskan waktu 7 jam dengan Yanzhen hari ini. Dan pembicaraan mereka tadi siang, kalau dipikir-pikir, cukup menyenangkan. Menghibur perasaannya dengan baik. Awalnya Jenny berpikir ia tidak akan banyak berbicara dengan Yanzhen. Mengingat bagaimana kesan Jenny tentang pria berwajah datar itu selama ini, ia sama sekali tidak menyangka Yanzhen bisa mengeluarkan kalimat-kalimat panjang tadi dari mulutnya. Lebih tidak menyangka lagi, dirinya bahkan dengan sukarela membuka mulut untuk menceritakan seperempat dari masalah hidupnya pada pemuda ketus itu.
Jenny kembali merenungkan perkataan Yanzhen tadi siang. Seperti yang diharapkan, dia menjadi VP Engineering bukan tanpa alasan. Kemampuan memimpinnya, baik dari segi komunikasi dan perasaan, cukup bagus. Walau kadang ketus dan menusuk, pemimpin yang tegas memang seperti itu kan? Sekarang Jenny menyadari betapa dirinya saat ini sangat mirip seperti seorang staff yang tadinya membenci atasan galaknya beralih menjadi mengagumi.
Tanpa sadar gadis itu tersenyum mengingat cara Yanzhen berbicara. Kejam, tapi tidak buruk. Menarik. Sejurus kemudian ia tersadar, ' Bentar. Apanya yang menarik, jen? Ngapain lu senyum-senyum? No, no, no. Jangan mikir macem-macem, Inget prinsip. Cinta cuma pembodohan.' Guman Jenny sambil memukul ringan kepalanya. 'Idihhh, cinta? Kata siapa?' Ia bergidik geli membalas gumamannya sendiri. Gadis gila.
Kemudian ia berusaha mengalihkan pikirannya dengan berselancar di Instagram untuk membaca DM-DM berisi ucapan ulang tahun dari followersnya. Saatnya kembali ke dunia per-instagram-an, followersnya sudah menunggu terlalu lama. Jenny meraih ukulelenya yang terparkir rapih di atas lemari, dan mulai merekam sebuah nyanyian merdu nan singkat untuk diupload di reels.
------------------------------------------------------------
Hai, terimakasih sudah membaca. Jangan lupa comment, vote dan follow. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Supremacy of Love
ChickLitApa yang kau lakukan jika ayahmu yang baru saja ditinggal mati ibumu empat bulan lalu, memperkenalkan pacar barunya dan mengatakan bahwa mereka akan menikah bulan depan? Kalau Jenny,gadis itu memilih untuk kabur. Terimakasih pada Michael, ayah Jenn...