BAG 2 "Seoul and Y" (1)

89 22 12
                                    

Enam bulan sudah Jenny bersahabat dengan kehidupan barunya di Seoul. Ia rajin berhubungan dengan teman-temannya dan beberapa anggota keluarga Rodgers. Sekalipun para tante dan para om masih menghakimi tindakan gadis itu yang memilih kabur dua hari sebelum pernikahan ayahnya, sepupu-sepupu Jenny memahami dirinya lebih dari yang ia kira.  Mungkin karena rentang usia mereka tidak jauh berbeda, jadi lebih bisa berempati satu sama lain.

Michael juga sering menghubungi Jenny, walau 80% panggilannya ditolak oleh anak itu. Selama enam bulan ini Jenny belajar untuk merelakan yang sudah terjadi, biar bagaimana pun Michael tetap ayah kandungnya. Tapi untuk urusan menerima istri baru ayahnya dan fakta bahwa mereka adalah keluarga baru, itu hal yang terpisah. Tidak semudah itu. Jenny masih harus bergumul setiap kali nama Michael muncul sebagai panggilan masuk di layar ponselnya. Rasanya, selalu ada perasaan yang mengganggu setiap kali ia menjawab panggilan Michael. Entah itu rasa bersalah pada ibunya, atau prasangka buruk tentang ayahnya yang menikah 4 bulan setelah ibunya meninggal. Entahlah, intinya membuat Jenny tidak nyaman.

Kalaupun Jenny sesekali menerima panggilan Michael karena masih memiliki sedikit rasa kasihan, ia hanya akan menjawab dengan beberapa kata seperti "Halo", "Oh", "Iya", "Hmm", "Okay", "Dah". Ayahnya bilang, kandungan Brenda sudah hampir 9 bulan. Sebentar lagi mungkin akan melahirkan. Informasi seperti itu sebenarnya tidak ingin didengarkan oleh Jenny. Apa urusannya Jenny dengan kandungan istri baru ayahnya?

Sudahlah, berhenti membicarakan mereka. Lebih baik membicarakan hidup baru Jenny yang cukup damai. Omong-omong soal hidup baru. Menurut Jenny kehidupan disini tidaklah buruk, selain masih menemukan kesulitan untuk beradaptasi pada beberapa hal, segalanya cukup berjalan dengan baik. Yang paling penting, Jenny tidak perlu berurusan atau bertemu dengan orang-orang yang pernah menyakitinya dan ibunya. Itu saja sudah cukup menghilangkan 85 % beban hidupnya.

Hal lain yang membanggakan, sejak pindah ke Seoul, Jenny akhirnya memberanikan diri untuk kembali mengunggah video cover lagu di akun instagramnya setelah sekian lama ia vakum. Sebelum ibunya meninggal, akun instagramnya sudah mencapai 90 ribu followers berkat video-video cover lagu yang direkamnya saat iseng. Memang belum seberapa dibanding influencer lainnya yang lebih terkenal, tapi itu saja sudah luar biasa menurut Jenny.

Sejak ibunya meninggal, ia sama sekali tidak pernah mengunggah foto atau video apapun lagi. Lebih tepatnya, gadis itu sedang beristirahat dari kehidupan sosialnya yang semu. Ibunya sudah tiada, rasanya terlalu munafik mengeluarkan suara untuk menghibur orang lain disaat orang yang membutuhkan penghiburan adalah dirinya sendiri. Banyak orang yang menantinya saat ia vakum dari dunia maya. Kolom komentar di setiap postingannya penuh dengan pertanyaan.

Kabar baiknya, sejak bulan ke-2 Jenny tinggal di Seoul, gadis itu memutuskan untuk kembali menghibur orang lain lewat nyanyian dan petikan gitarnya. Kini followers Jenny susah mencapai angka 455 ribu dan terus bertambah. Apalagi setelah beberapa lagu ciptaannya sendiri yang direkam dengan peralatan sederhana menjadi viral berkat aplikasi TikTak. Orang-orang menyingkat namanya sebagai JennyRod, si cantik blasteran tiga negara dengan suaranya yang khas.

455 ribu, angka yang cukup membuatnya bangga sekaligus khawatir. Semakin banyak followers artinya semakin banyak menerima perhatian. Semakin banyak perhatian, maka semakin banyak tuntutan ini itu, baik dari orang yang menyukainya maupun orang yang tidak menyukainya. Mungkin inilah yang dihadapi influencer lainnya. Perasaan senang dan gelisah melebur menjadi satu. Tapi berkat itu semua, tak bisa dipungkiri Jenny sangat terbantu dengan pemasukan hasil endorsement yang diterimanya. Ia akhirnya bisa menghasilkan uang sendiri tanpa harus menerima kiriman ayahnya (setiap kali ayahnya mengirim uang saku, Jenny akan mengirimkannya kembali tanpa basa-basi). Ia juga tidak ingin menjadi beban yang menumpang hidup tanpa melakukan apapun di keluarga pamannya. Jadi, nyaman atau tidak nyaman, suka atau tidak suka, ia harus tetap aktif menyanyi. Setidaknya, sampai Jenny punya pekerjaan tetap.

Supremacy of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang