Jenny, Michael, Jaehyun dan Ara, tiba di rumah pukul 7.40 setelah Seoul trip yang super singkat, namun cukup membuat lega (karena sepanjang perjalanan, Jenny dan ayahnya sibuk bercerita seolah mengejar setiap detik yang terbuang selama bertahun-tahun).
Mulai dari Jenny yang menceritakan kehidupan SMA dan kuliahnya (berhubung Jenny dan Michael cukup jarang untuk saling berbagi cerita, mengingat renggangnya hubungan rumah tangga Nathalie dan Michael dulu), sampai Michael yang menceritakan awal mula dirinya bertemu dengan Nathalie di Bali saat Nathalie masih bekerja sebagai intern PR di perusahaan kakeknya.
Melihat bersemangatnya Michael menceritakan Nathalie membuat Jenny mengeluarkan pertanyaan yang sudah lama bertengger di pikirannya. "Kalau papa emang secinta itu, apa yang terjadi sama kalian berdua? Kenapa papa kok selama ini kaya ngejauh dari aku dan mama?"
Michael menatap putrinya dengan penuh arti, seolah sudah menduga pertanyaan itu akan keluar dari mulut Jenny, cepat atau lambat.
"Looks like it's finally time for you to be ready enough to know." tatapan sendu milik Michael, seolah menjadi pengantar bagi Jenny, bahwa kalimat selanjutnya yang keluar dari mulut ayahnya itu, bukanlah cerita yang menyenangkan.
"Semua berawal dari kehilangan pertama kita. Saudara kembar kamu..."
Tunggu dulu, barusan Michael bilang apa? KEMBAR?
"Kembar pa?" Jenny mengerutkan keningnya, mencari kebenaran dari mata ayahnya. Memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar, atau sedang berhalusinasi.
Michael mengangguk memberi konfirmasi pada pertanyaan Jenny. Anggukan kecil itu cukup untuk membuat Jenny berharap dirinya sekarang hanya bermimpi. Sayangnya tidak, ia tidak sedang bermimpi. Michael melanjutkan cerita yang tidak pernah Jenny bayangkan akan menjadi bagian dari kisah hidupnya.
Guess what.. Jenny seharusnya punya dua adik laki-laki. Satu yang seusia dengannya, satu lagi 5 tahun lebih muda darinya. Tahu apa yang lebih mengejutkan? Mereka tak punya kesempatan untuk lahir.
Ada perasaan sesak yangg merambat di dada saat Jenny tahu mereka berdua tak pernah lahir dan bernafas di dunia. Kata Michael, kelahiran Jenny ke dunia ini adalah mujizat terbesar yang pernah disaksikannya. Detak Jantung Jenny nyaris tidak terdeteksi dalam perut Nathalie, sampai-sampai Dokter yang menangani Nathalie saat itu sempat mengeluarkan pernyataan bahwa keluarga harus mempersiapkan diri untuk merelakan dua anak kembar yang sudah sangat dinantikan oleh keluarga Rodgers saat itu. Tapi keajaiban terjadi, Jenny selamat.
"Kamu tau ngga mamamu dulu tuh cinta banget sama kerjaannya?"
Jenny mengangguk, "Aku denger-denger mama dulu workaholic ya pa?"
"Banget. Papa jatuh cinta sama mama kamu, selain karena dia emang cantiknya luar biasa, ya karna papa lihat mama kamu tuh selalu kasih yang terbaik di kerjaannya. Itu pesona mamamu. She's too good sampe-sampe semua orang bergantung sama dia. Waktu hamil kamu dan adik-adik kamu pun, dia tetep kerja kaya biasanya. Kalau menyangkut kerjaan, ngga ada yang bisa ngalahin keras kepalanya mamamu."
Tentu saja Michael tidak melewatkan cerita saat dirinya dan Nathalie bertengkar hebat setelah baru saja kehilangan adik Jenny untuk kedua kalinya (saat itu Jenny masih berusia 5 tahun) dan bagaimana mulut brengseknya itu mengeluarkan beberapa kalimat bodoh yang pada akhirnya menjadi bumerang dalam rumah tangga mereka.
"Dua kali, nat. Dua kali kita kehilangan anak kita. Jadi tolong, tolong berhenti peduliin semua orang di perusahaan sebelum kamu mampu buat lebih peduli sama diri kamu sendiri dan anak yang kamu kandung! Bisa? Mereka bukan cuma punya kamu nat, mereka juga punya aku! Kamu sadar ngga kamu egois? Cuma mentingin kerjaan, kerjaan, kerjaan terus. Sekarang kita udah kehilangan dua anak, salah siapa? Salahku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Supremacy of Love
ChickLitApa yang kau lakukan jika ayahmu yang baru saja ditinggal mati ibumu empat bulan lalu, memperkenalkan pacar barunya dan mengatakan bahwa mereka akan menikah bulan depan? Kalau Jenny,gadis itu memilih untuk kabur. Terimakasih pada Michael, ayah Jenn...