Jenny tidak bisa menyembunyikan perasaannya saat dirinya membuka email yang menyatakan bahwa ia diterima sebagai mahasiswa baru jurusan Ekonomi di Seoul National University.
Bulan lalu, setelah pengumuman skor dikeluarkan dalam situs resmi negara, Jenny segera mendaftar ke jurusan impiannya yang sebelumnya telah ditulis oleh anak itu di atas sticky notes miliknya. Skor yang didapat dalam ujian Suneung cukup memuaskan. Perjuangannya terbayar, anak itu benar-benar diterima.
Setelah Jenny memberitahu pada sahabat-sahabatnya di group Assassin, mereka sedikit kehilangan kendali di dalam sana. Notifikasi Whatsapp dengan berbagai macam reaksi kian bermunculan di ponsel Jenny. Mereka turut senang serta memberikan ucapan selamat kepada Jenny, tetapi di sisi lain mereka cukup menyayangkan karena mereka tidak bisa berkumpul seperti yang seharusnya. Kemungkinan mereka juga akan semakin jarang untuk bertemu secara fullteam karena Ryan, Alita, Sara dan Edo juga sudah masuk semester pertama di universitas dengan lokasi yang berbeda-beda di Indonesia. Jenny mengatakan tidak apa-apa, cepat atau lambat mereka memang harus mengalaminya, yang perlu mereka lakukan adalah tetap saling berhubungan dan mendukung satu sama lain. Keempat sahabatnya setuju.
Jenny juga memberitahu kelulusannya pada Michael melalui pesan dan ayahnya itu membalas dengan ucapan selamat. Setelah bulan lalu Jenny mengatakan pada ayahnya bahwa berkuliah di sini adalah mimpinya, Michael mulai berhenti mendesak Jenny untuk pulang ke Indonesia. Jenny cukup lega dengan itu. Jujur saja, dia sudah tidak terlalu menyimpan dendam lagi pada ayahnya setelah pembicaraannya dengan Yanzhen dua bulan lalu. Walau prinsipnya tentang 'cinta' masih tetap sama, cinta cuma pembodohan dan ekspektasi semu. Jadi lebih baik menghindar.
Itulah kenapa Jenny menolak Ik Jun, saat Ik Jun menyatakan perasaannya sebulan lalu. Kaget kan? Sama, Jenny juga kaget. Padahal selama ini pertemanan Jenny dan Ik Jun cukup dekat, sayang sekali Jenny harus memilih untuk menjauh. Padahal Ik Jun anaknya cukup baik, tapi mau bagaimana lagi. Jenny memang sekeras kepala itu.
Kembali ke kabar bahagia Jenny. Keluarga pamannya juga tidak lepas dari sukacita yang menghinggapi anak itu. Jadi untuk merayakan kebahagiaannya, mereka mengadakan acara barbeque dinner dadakan di halaman belakang yang dicetuskan oleh Paman Seok Do yang baru pulang dari kantor ketika ia mendengar kabar bahagia itu. Tidak ada perencanaan, hanya bermodalkan sebuah kakao chat yang ditujukan kepada Jae Hyun untuk memintanya membelikan beberapa kilo daging premium sebelum ia pulang. Untungnya kakak sepupu Jenny itu sedang tidak lembur hari ini, jadi sekitar jam 7 seharusnya dia sudah sampai.
"Bibi, apa bahan-bahan ini cukup?" Jenny sedang memisahkan beberapa bahan makanan dari pendingin makanan untuk di taruh di atas meja. Mereka menyiapkan segala bumbu dan sayuran yang tersisa di dalam pendingin untuk pesta dadakan hari ini. Bibinya melirik semua bahan makanan yang berhasil dikumpulkan.
"Kemarin bibi baru belanja, harusnya cukup. Tapi coba hubungi Jae Hyun lagi, minta dia untuk membeli beberapa ikat daun selada. Sepertinya daun selada kita tinggal sedikit." Bibi memberi arahan. Jenny menurut dan mulai mengetik beberapa kata dalam kolom pesan kakao talk untuk Jae Hyun.
[Jenny: Kak, Bibi bilang tolong belikan beberapa ikat daun selada.]
Jae Hyun membalas.
[JHyun : Terlambat, aku sudah di depan.]
"Bibi, Kak Jae Hyun sudah di depan, biar aku saja yang membelinya ke mini market di depan." Jenny bergegas meraih jaket yang sebelumnya ditaruh di atas sofa, sampai sebuah notifikasi kembali muncul di ponselnya.
[JHyun : Aku akan ke mini market di depan. Tunggu saja, dagingnya sebentar lagi sampai.]
Jenny mengerutkan dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Supremacy of Love
ChickLitApa yang kau lakukan jika ayahmu yang baru saja ditinggal mati ibumu empat bulan lalu, memperkenalkan pacar barunya dan mengatakan bahwa mereka akan menikah bulan depan? Kalau Jenny,gadis itu memilih untuk kabur. Terimakasih pada Michael, ayah Jenn...