"DOKKK TOLONG TEMAN SAYA DOK!!!!" teriak Julian dengan suara lantang yang membuat orang-oramg disekitarnya refleks melihat kearah mereka.
Seorang Dokter dan beberapa Suster lainnya pun mulai menghampiri Julian dengan mendorong sebuah Corridor gurney,dan mereka pun mulai mengangkat tubuh Edgar dengan telaten dan membawa nya ke ruang UGD.
"Maaf dek, tolong biarkan kami untuk menangani pasien dengan tenang,silahkan menunggu diluar," ucap seorang suster ketika melihat Jeane ingin ikut masuk kedalam ruangan tersebut, suster yang berparas cantik itu yang melihat Jeane sedikit mundur beberapa langkah pun mulai menutup pintu yang bernuasa putih itu.
"Hikss... Kak Edgar...... Jeane mohon kak, bangun kak bangun hikss...." Jeane menangis di depan pintu ruangan tersebut dan melihat sang kakak terbaring lemah di atas Brankar.
"Jeane....." panggil Julian dengan lembut, namun gadis itu tidak menggubris ucapan Julian sama sekali.
Julian melangkahkan kakinya mendekati Jeane yang menangis di lantai.
"Heii percaya sama gue, kakak lo nggak akan kenapa-kenapa, kakak lo kuat, lo jangan nangis Okey?" Julian menghapus air mata Jeane dengan lembut, yang membuat gadis itu terdiam menatapnya dengan tatapan berkaca-kaca.
"Butuh pelukan?" tanya Julian dengan tersenyum, Jeane pun menganggukkan kepalanya dan memeluk tubuh Julian dengan erat, menumpahkan semua air matanya di dada bidang Julian.
"Oh iya gue lupa...." gumam Julian seraya merogoh saku celananya dan mengambil Handphone nya, ia mulai mencari kontak salah satu inti Graventas dan menelpon nya, dengan tangan yang masih setia mengelus pucuk kepala Jeane yang masih menangis sesegukan.
"Hallo Nath susul gue di rumah sakit Saraswati gue tunggu lo dan anak-anak lainnya...." ucap Julian to the poin dan langsung mematikan sambungan telepon nya.
Dilain sisi dimana kedua insan sedang duduk di atas kasur dengan tangan yang terus berpegangan senyum yang terus terukir diwajah keduanya seakan-akan dunia milik berdua begitu mendapatkan panggilan telepon dari sahabatnya itu terpaksa acara mesra-mesraan mereka harus berakhir sampai disini wkwk.
"Kenapa?" tanya Rayna menatap raut wajah Nathan yang tampak cemas.
"Ray gue harus ke rumah sakit, tadi Julian nelpon gue dan gue nggak tau siapa yang sakit, lo gue tinggal nggak pa-pa kan?" tanya Nathan seraya mengambil jaket kulitnya, dan mengambil kunci motor miliknya, baru saja ia ingin memegang Handle pintu tangannya sudah terlebih dahulu ditarik oleh Rayna, refleks ia pun menatap wajah gadis itu.
"Kenapa hem?" tanya Nathan memegangi pipi Rayna dengan lembut.
"Ikut...." rengek Rayna yang membuat Nathan tampak berfikir untuk membawa Rayna apa tidak.
"Beneran lo mau ikut?" tanya Nathan menyakinkan.
"He'em," Rayna menganggukkan kepala nya dengan tersenyum menggemaskan dimata Nathan.
"Ganti dulu bajunya, masa lo mau keluar pakai baju pendek gini?"
"Iya-iya tunggu bentar," ucap Rayna dan langsung pergi meninggalkan Nathan.
Sembari menunggu Rayna berganti pakaian Nathan pun mengambil Handphone nya dan mulai mencari Grup geng motor mereka di Whattsapnya dan melakukan panggilan grup, tidak membutuhkan waktu lama mereka yang ada di grup tersebut pun mengangkat panggilan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Saat SMA
Teen FictionRayna Jelita Cassandra Argawijaya.Adalah seorang gadis yang masih berumur 17 tahun, ia memiliki dua orang sahabat yang selalu menemaninya dikala susah maupun senang. Novea Valencia adalah sahabat Rayna yang memiliki sifat humoris, periang, baik hat...