Sikap Julian yang aneh

532 14 0
                                    

"Siappp komandan!!!" ucap Aglero tidak kalah tegasnya.

***

"Sorry gue telat," ucap Nathan yang baru datang dengan nafas ngos-ngosan refleks semua mata tertuju kepada nya yang menggenggam tangan Rayna dengan erat.

"Loh Rayna?" tanya Emilio dengan ekspresi bingung sama halnya dengan Inti Graventas yang lain.

"Siapa yang sakit?" tanya Nathan mengalihkan pembicaraan.

"Lo jangan ngalih pembicaraan deh Jar," ucap Emilio mendekat ke arah Nathan.

"Pertanyaan lo nggak penting," balas Nathan tanpa ekspresi.

"Siapa yang sakit?" tanya Nathan mengulangi pertanyaannya dengan penuh penekanan.

"Edgar," sahut Julian dengan mata menatap lurus kedepan.

"Edgar?" tanya Nathan menyakinkan.

"Iya, tadi Jeane nelpon gue untuk ke rumah nya, dan tibanya gue disana gue liat Jeane nangis dikamar Edgar, dengan keadaan Edgar yang dilumuri darah," jelas Julian.

"Maksud lo Edgar coba bunuh diri?" tanya Devian berdiri dari duduk nya.

"Gue juga nggak tau kejadiannya gimana," jawab Julian mengangkat kedua bahunya.

"Supaya jelas nanti kita liat CCTV dirumah Edgar," ucap Cesarlo.

Julian yang melihat Jeane yang terdiam termenung pun mendekati gadis itu dan duduk disampingnya yang membuat mereka semua refleks menatap ke arah mereka berdua.

"Jeane......" panggil Julian dengan lembut selembut sutra,namun tidak mendapat balasan dari Jeane yang membuatnya menghela nafasnya pelan.

"Gue antar lo pulang mau?" tanya Julian namun Jeane masih tidak bergeming.

"Jeane..." sudah ketiga kalinya Julian mencoba mengajak Jeane untuk berbicara, namun tidak mendapat balasan sama sekali dari gadis itu, yang membuat Julian menahan kekesalan yang mendalam, namun matanya tertuju pada bibir ranum milik gadis itu yang terlihat begitu menggoda dimata nya.


Cup...

Julian mengecup bibir Jeane dengan lembut yang membuat gadis itu terperanjat kaget, baru saja Jeane ingin mendorong tubuhnya namun kedua tangannya di genggam erat oleh Julian, dan ditaruh didada bidang lelaki itu.

1 detik....

2 detik....

3 detik.....

Julian mencium bibir Jeane dengan lembut, yang membuat gadis itu menjatuhkan air matanya, semurah itukah dirinya? Apakah dirinya hanya dijadikan bahan pemuas nafsu laki-laki? Apa dirinya layak di permalukan di depan orang banyak seperti saat ini? Pikir nya.

"Ya Tuhan semurah inikah diriku?" batinnya dengan air mata tidak henti-hentinya mengalir, namun Julian tidak menghiraukannya, lelaki itu masih sibuk dengan bibir ranumnya seakan-akan bibir itu Seperti candu baginya.

"Jul!!! Lo gila? Liat dia ketakutan woy!!!!" Emilio mendorong tubuh Julian dengan paksa yang membuat lelaki itu mengepalkan kedua tangannya.

Nikah Saat SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang