Tak se iman

528 18 0
                                    

"Lo kenapa hm?" tanya Jareda sembari mengusap kepala Rayna dengan lembut, membuat gadis tersebut nyaman di dalam pelukan nya.

"Kak kenapa sih orang yang Rayna sayang ninggalin Rayna?" tanya Rayna dengan suara serak nya.

"Apa Rayna nggak pantas untuk bahagia?" tanya Rayna ia mendongakkan kepala nya menatap wajah Jareda dengan mata berkaca-kaca.

"Lo berhak bahagia bersama laki-laki yang tepat," ucap Jareda membelai wajah Rayna, membuat gadis tersebut mengalirkan air matanya.

"Gue nggak tau apa yang akan terjadi setelah ini, Ya Allah jika ini memang takdir mu, tolong izin kan Rayna untuk bahagia bersama laki-laki pilihan Papa," batin Rayna, menatap wajah Jareda dengan sendu.

"Rayna lelah...." lirih Rayna, Jareda menatap wajah Rayna dengan prihatin, kemudian ia memeluk tubuh gadis tersebut dengan erat.

"Lo kalau lelah gue siap jadi punggung untuk lo bersandar,lo jangan sedih ada gue disini," ucap Jareda.

Di lain sisi dimana keempat anak Graventas dan kedua sahabat Rayna yang melihat Rayna di pelukan Jareda hanya diam mematung.

"Kasian banget Rayna,gue nggak bisa bayangin gimana sakitnya jadi Rayna yang ditinggalin sama orang yang dia sayang, gue harap Kak Jareda bisa menyembuhkan luka di hati Rayna," lirih Angelica air matanya ikut mengalir.

"Rayna gadis yang kuat, gue yakin setelah hujan pasti ada pelangi," ucap Novea sembari mengusap air matanya dengan kasar.

"Lebih baik kita pergi aja dari sini, jangan ganggu Rayna," ucap Angelica, mereka semua pun menganggukkan kepala mereka, dan pergi meninggalkan tempat tersebut.

"Kak boleh anterin Rayna pulang?" tanya Rayna Jareda pun menganggukkan kepala nya.

Di dalam Mobil tidak ada yang berani membuka suara, Jareda yang pokus menyetir dan Rayna yang melihat kedepan dengan tatapan kosong.

Beberapa puluh menit kemudian akhirnya mereka pun sampai di Rumah Rayna, Jareda pun memarkirkan mobil nya, dan turun dari mobil bersama Rayna.

"Nggak mampir dulu Kak ketemu sama Papa?" tanya Rayna menatap wajah tampan Jareda yang nyaris sempurna.

"Emang Om udah pulang dari Kantor?" tanya Jareda.

"Biasanya sih udah pulang, mau masuk nggak?" tanya Rayna lagi.

"Emm boleh."

Akhirnya Rayna dan Jareda pun masuk ke dalam rumah, dan melihat Rita dan Aciel sedang duduk sembari menikmati Teh hangat, mereka belum menyadari keberadaan anaknya itu.

"Ma Pa," panggil Rayna yang duduk di sofa.

"Loh Ray teman-teman kamu mana? Kok kamu pulang bareng Nathan?" tanya Rita mengernyitkan keningnya.

"Om Tante," sapa Jareda sembari mencium tangan Rita dan Aciel yang sebentar lagi akan menjadi mertua nya itu.

"Tadi Nathan ketemu sama Rayna di Mall jadi kita pulang bareng Tant," jelas Nathan sembari tersenyum

"Ooo gitu," ucap Rita sembari menganggukkan kepala nya.

"Kak mau minum apa?" tanya Rayna, Nathan pun mengalihkan pandangan ke Rayna.

"Air putih aja," ucap Nathan sembari tersenyum, yang membuat Rayna salah tingkah,Rayna yang tidak mau kelihatan bahwa dirinya salting gara-gara laki-laki yang di sampingnya ini memilih untuk cepat-cepat ke dapur.

"Nathan nanti setelah kamu menikah dengan Rayna,Om mohon jaga dia, lindungi dia, sayangi dia seperti om menyayangi dia," ucap Aciel dengan serius membuat Jareda diam mematung.

Nikah Saat SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang