Pak Bondan

390 7 0
                                    

+62....
[ Adik kesayangan temen lo ada ditangan gue, kalau mau adek temen lo selamat,lo harus dateng sendiri jangan bawa temen kurcaci lo itu! ]

Jareda yang membaca tersebut dengan nomor asing tertera di atas nya, terdiam sejenak memikirkan siapa orang tersebut. Tidak lama kemudian ia baru sadar bahwa adik temannya yang dimaksud adalah adalah Jeani, dengan emosi yang memuncak ia segera beranjak mengambil kunci motor dan jaketnya.

"Justin!" gumam jareda dengan mata elangnya tangannya mengepal dengan kuat.

"Woy Lo mau kemana? Gajadi bikin anaknya?" pekik Rayna dengan suara keras, dengan niatan meledek Nathan.

"Tunda dulu bentar, ada yang lebih penting dari ini..." jawab Nathan dengan sorot mata tajam membuat Rayna bergidik ngeri.

"Gue bencana jan di Seriusly!"

"Tamatin dulu ngomong lo itu, blepotan banget,dah gue pergi dulu, dandan yang cantik buat gue nantik, okey sayang?" goda Nathan sebelum pergi meninggalkan Rayna, yang membuat gadis itu cemberut.

"Dandan ala-ala wewe gombel mampus lu..." gumam Rayna.

                                       ***
Seorang gadis lari dengan terburu-buru dengan tas yang berada dipunggung nya, ia benar-benar merasa hari ini adalah hari yang terburuk untuknya, karena lupa memasang Alaram membuatnya menjadi kambing gila di pagi hari seperti ini, dengan kaki yang terus berlari menuju kelasnya, bagaimana nasibnya nanti ketika harus berhadapan dengan guru yang super duper menyebalkan di matanya.

Siall... Hari ini benar-benar sangat buruk, langkah gadis itu mulai memelan, ketika ia sudah tiba didepan pintu kelasnya,ia meneguk salivannya dengan susah payah, bagaimana tidak? Suara guru sudah terdengar jelas di telinganya, yang menandakan keadaannya tidak baik-baik saja saat ini, perlahan tangannya memegang handle pintu dan memutarnya pelan, perlahan ia memasukan kepalanya untuk melihat kondisi kelas saat ini.

Betapa terkejutnya ia ketika mendapati pak Bonda yang sudah berdiri tegak didepan pintunya yang membuatnya menampilkan deretan gigi putih nya.

"Pagi pak," sapa Rayna begitu sudah masuk kedalam kelas.

"Ini ni muka-muka calon juara kelas," ujar Pak Bondan dengan tersenyum kesal, para siswa siswi yang lain hanya menahan tawa mereka,terkecuali Bella yang menatap Rayna dengan tatapan sulit di mengerti.

"Ahh bapak bisa aja, jangan ngomong gitu dong pak Aye jadi malu," ujar Adiba dengan tersenyum malu-malu, dengan tangan yang menyelipkan poninya dibelakang daun telinga nya.

"Dari mana kamu Rayna? Jam segini baru datang, habis jagain kucing bertelur?" tanya Pak Bondan yang masih setia berdiri di hadapan Rayna.

"I-itu pak Rayna lupa Hidupin Alaram,"

"Emang kamu gabisa bangun kalau gaada Alaram? Se canggih apasih Alaram kamu sampai bisa bangunin kamu yang tipekal tidur mati suri gini,?" tanya pak Bondan dengan berkacak pinggang.

"Yaa kan saya pakek Alaram Fir'aun pak, makanya kebangun," ujar Rayna yang membuat teman-temannya tertawa mendengarnya.

"Oh iya ya, tiba-tiba bunyi langsung kebangun, soalnya ngira lagi bersanding sama Fir'aun, hahaha kocak kocak," ujar pak Bondan dengan di iringi tawanya.

"Hahahah iya gitu pak, lucu kan?" tanya Rayna dengan tersenyum.

"Nggak," raut wajah pak Bondan berubah seketika,yang membuat yang lainnya menghentikan tawa mereka.

"Kamu tetap dikatakan telat, jadi tugas kamu sekarang,harus berdiri didepan kelas sambil megang kedua teling, sekalian kakinya dinaikin satu," tegas pak Bondan dan kembali mengambil buku yang tergeletak di atas meja untuk kembali melanjutkan materi yang sempat tertunda.

Nikah Saat SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang