Daksin, Chandrika, dan Erlangga sedang kalut. Bagaimana tidak, mereka baru saja mendapatkan kabar dari Gaja yang mengatakan, bahwa Arima dan Erawati ada di tangannya. Jika mereka ingin menyelamatkan dua bersaudari itu, maka Chandrika dan Daksin sendirilah yang harus datang menjemput. Mereka bertiga sadar betul kalau ini hanyalah pancingan, satu cara yang dilakukan Gaja dan Katriyani untuk menghancurkan Keluarga Mandraguna sekaligus menguasai Nusantara. Di sini, hanya Pitaloka dan Nilam yang masih belum tahu kabar ibu mereka masing-masing. Mereka masih di sekolah. Dan kemungkinan mereka akan tahu lebih terlambat. Pasalnya mereka berencana pergi ke kediaman Keluarga Warastra untuk meminta bantuan.
Keadaan ini benar-benar memermainkan pikiran dan hati Chandrika sebagai wredhavadika Keluarga Mandraguna. Di satu sisi, dia sebagai ibu harus menyelamatkan dua putrinya. Di lain sisi, dia sebagai mahavadika harus melepaskan urusannya demi menjaga keselamatan vadika lainnya. Sebab, jika sampai dia mati, maka vadika-vadika lain pun akan mati satu demi satu. Musuh tidak hanya Katriyani dan Gaja, masih ada musuh-musuh lain yang lebih kuat dan lebih kejam.
Erlangga yang berapi-api menyarankan agar mereka langgsung menyerbu Gaja dan Katriyani saja. Toh, sekarang mereka punya senjata yang akan menghabisi Gaja. Belati yang sudah direndam dengan darah Ayam Sangga Bhuwana. Chandrika tak setuju, karena keselamatan Arima dan Erawati yang jadi taruhannya. Buntu. Chandrika pun memutuskan untuk samadi seorang diri di mandir. Singkat cerita, Chandrika telah menyelesaikan samadinya. Dia sudah mendapatkan pencerahan dari sang ibu, Dyah Mandraguna, dan sang nenek, Dyah Manasa. Dia mengutarakan rencananya itu kepada Daksin dan Erlangga.
***
Tepat setelah matahari terbenam, Chandrika memutuskan untuk pergi ke hutan Gandamayu, tempat yang akan menjadi pertemuannya dengan Gaja dan Katriyani. Di sana pulalah dia akan menjemput Arima dan Erawati. Chandrika merubah dirinya menjadi burung hantu dan terbang ke hutan Gandamayu. Dia pergi seorang diri. Daksin yang semula ingin ikut justru diperintahkan dengan tegas agar tetap tinggal dan melindungi Nilam serta Pitaloka. Daksin tak dapat menolak perintah kakaknya, dia pun tinggal.
Sesampainya di hutan Gandamayu, burung hantu perwujudan Chandrika turun ke tanah dan berubah kembali menjadi manusia. Tidak lama, kemudian dia berubah menjadi sangat kecil, sekecil kelingking. Dia berjalan menyusuri hutan tanpa takut ketahuan. Sampailah dia di tempat perjanjian. Chandrika melihat dua buah tiang panjang yang masing-masing terdapat Arima dan Erawati yang terikat dan tak sadarkan diri. Ada kayu bakar yang mengepung mereka. Sudah jelas Gaja dan Katriyani berusaha memusnahkan dua putri Chandrika itu.
Chandrika mulai memikirkan cara. Dia harus membebaskan Arima dan Erawati tanpa harus menyerahkan semua kekuatannya kepada manusia-manusia biadap itu. Dengan jelas, Chandrika mendengar bahwa Katriyani marah-marah, karena orang yang dia tunggu tak kunjung datang. Padahal tanpa dia sadari, Chandrika sudah di sana dan terus mengawasi. Katriyani kesal dan memutuskan untuk membakar umpan mereka, yaitu Arima dan Erawati. Dia pikir kalau dua wanita itu dibakar, pasti Chandrika akan datang karena jeritan kesakitan putrinya. Chandrika mulai panik, dia harus segera bertindak.
Katriyani membaca mantra. Dari mulutnya mengeluarkan api, dari matanya juga memancarkan api. Api-api itu membakar kayu bakar yang mengelilingi tiang pancang. Kayu bakar langsung terbakar. Arima dan Erawati tba-tiba sadarkan diri. Mereka panik. Api mengepung mereka. Keduannya menjerit memanggil-manggil nama Chandrika. Mahavadika tak tinggal diam. Masih dalam ukuran tubuhnya yang seukuran kelingking, Chandrika menghisap semua api itu ke dalam mulutnya. Arima dan Erawati selamat, setidaknya untuk saat ini. Chandrika langsung muncul dalam wujud yang sebenarnya. Arima dan Erawati senang sekaligus khawatir.
"Sebenarnya aku sudah tahu kalau kau ada di situ dengan ukuran mini. Aku hanya memermainkanmu. Kalau tidak kubakar dua putrimu, kau tidak akan muncul seperti ini." Ternyata Katriyani memang sengaja membuat Chandrika merasa khawatir dengan keselamatan putrinya, sehingga dia pun menunjukkan wujud aslinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANDRAGUNA
Fantasy"Saat purnama mengembang di langit malam, datanglah ke tanah lapang. Tanggalkan ketakutan dan keraguan dalam hatimu. Jangan takut pada kegelapan, sebab ada Sang Dewi di sana."