REIZO 02

10.9K 735 153
                                    

Happy Reading!!

"IBAMM!!!"

Ibam menambah kecepatan berlarinya sesekali menoleh kebelakang. "EL UDAH!!" Teriaknya sambil terus berlari.

"YA MAKANYA BALIKIN!!" Teriak El kesal.

Keadaan Markas sudah seperti habis terkena ledakan nuklir. Bantal sofa berserakan. Sampah snak dan kaleng minuman berhamburan. Dan kedua anak manusia berbeda gender tengah berlarian memutari seisi ruangan lantai 1 itu.

Ibam mengganggu El dengan cara mengambil paper bag yang baru saja diantar kurir. El yang tidak terima langsung berlari mengejar manusia jahil seperti Ibam. Jadilah aksi kejar-kejaran dalam markas dengan teriakan membahana.

Abi yang sedari tadi menjadi penonton bertepuk tangan heboh dengan keripik kentang di pangkuannya.

"SEMANGAT EL!! LO PASTI BISA!!"

Entahlah sekacau apa keadaan markas saat tidak ada yang mengawasi ketiganya seperti saat ini.
Re, Kasa, dan Vino berada di lantai 3, tepatnya di ruangan komputer. Entah sedang apa, tadi Kasa berpesan untuk tidak mengganggu mereka sampai mereka turun sendiri. Sedangkan Lava, pemuda itu tengah kembali kerumah untuk bersiap balapan malam nanti.

"Balikin Bam.." Rengek El berdiri diatas sofa. Wajah gadis itu memerah. Antara gerah dan kesal menjadi satu.

Ibam yang berjarak 5 meter dari El memicingkan matanya pada paper bag  ditangan kanan nya yang membuat pemuda itu penasaran.

El tidak membawa bom untuk meratakan markas kan?

"Emang ini apaan sih?" Tanya nya bersiap membuka.

El yang melihat itu, langsung berlari dan merampas paper bag itu sebelum Ibam sempat melarikan diri.

"DAPET!!" Sorak gadis itu gembira.

"Siapa yang berantakin ini semua?"

Baik Ibam, El maupun Abi langsung terdiam. Ketiganya sama-sama menoleh dan mendapati ketiga pemuda berpostur tinggi dan tampan menuruni anak tangga.

El buru-buru menunjuk Ibam sebelum Re kembali bersuara.

"Ibam, Re!" Tuduhnya.

"El Juga, Re!"

"Boong! Ngaku lo!" Tunjuk El.

"Elo ya!"

"Lo!"

"Lo, El!"

"Pokoknya lo!"

"L-"

"Stop!" Kasa melerai keduanya.

Laki-laki dengan tatapan datarnya itu melangkah kesofa, dan duduk di samping Abi yang fokus makan.

"Beresin." Titahnya dengan mulut tersumpal permen gagang.

El dan Ibam sama-sama mendengus dan mengerucutkan bibirnya. Kesal.

REIZO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang