REIZO 08

7.6K 500 86
                                    

Happy Reading!!

"Main-main dulu lah, ya gak guys?" Tanya Vio menatapnya menyeringai.

Kei mundur selangkah. Tangannya mencengkram kuat sisi jaket yang membalut tubuhnya.

"Kenapa Kei? Takut?" Zafran maju mempertipis jaraknya dengan Kei yang saat ini menunduk menatap sepatunya.

"Hm?" Jari Zafran menggapai dagu Kei, kemudia mengangkat wajah itu sampai bisa menatapnya. Sedetik kemudian mencengkram kuat pipi Keisha.

"Awss.." Kei meringis merasakan kuku-kuku Kakak kelasnya menusuk pipinya.

"Lo gemesin kalo ketakukan gini, dan gua benci itu." Desis Zafran yang hanya bisa di dengar oleh keduanya. Setelahnya menghempaskan wajah Kei, membuat wajah gadis itu berpaling ke kiri.

"Bawa dia," Perintah Zafran menatap dingin Keisha.

"Lepasin!! Kak Please!!" Keisha memberontak sekuat tenaga melepaskan cekalan Bara dan Damar yang menariknya menuju gudang sekolah.

"Teriak aja, bahkan semut pun gak sudi menolong sampah." Gumam Damar menyeringai ditelinga Kei.

☠☠

Re berdecak kesal saat panggilannya tidak kunjung tersambung. Alis tebalnya menekuk dengan mata menatap lurus kedepan. Tangannya sibuk mendial nomor El.

Nomor yang anda tuju sedang berada diluar jangkau--TUT.

Re melempar ponselnya ke kursi samping kemudi. Tangannya mengetuk-ngetuk stir mobil, menciptakan alunan suara ditengah heningnya suasana.

Lidahnya bermain dalam rongga mulutnya, sesekali berdecak menunggu. Tatapan matanya sedari tadi sudah menahan gejolak amarah.

Sudah terhitung 35 menit ia menunggu di depan sekolah. Tapi El tidak kunjung datang. Bahkan ponsel gadis itu tidak dapat dihubungi. Biasanya El tidak pernah menyia-nyiakan waktu. Kemana gadis nakal itu.

Sekolahnya tidak membutuhkan waktu lama dari sekolah El. Apa terjadi sesuatu pada perempuan itu?

Arrgghh!! Re berteriak dalam hati karena belenggu kekhawatiran itu membuncah.

Drrt.. Drrt..

Re mengambil ponselnya yang bergetar, panggilan dari Abi. Re berdecak namun mengangkat panggilan itu.

"El beliin jajan ya!" Pinta Abi dari seberang sana.

"Permen gua," Imbuh Kasa terdengar.

Re memutar bola mata malas mendengarnya.

"Oh ya Bos, Nitip sempak ya di IndoMei. Ilang semua simpenan gua!" Itu suara Lava.

Saat ingin membuka suara, atensinya berpindah mendengar kaca mobil diketuk dari luar. Re buru-buru membuka kunci, membuat seseorang berbalut jaket dan kupluk itu memasuki mobilnya.

"Iya nanti gua beli." Re langsung mematikan sambungan dari Abi.

Kini ia memfokuskan diri pada orang disampingnya.

"Fyuh melelahkan." El membuka penutup kepalanya kemudian menata  rambutnya yang tergerai berantakan.

"Fuck." Re mengumpat dan langsung menarik wajah El, memeriksa luka di sudut bibir dan pelipis gadis itu.

REIZO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang