REIZO 34

4K 385 160
                                    

Happy Reading!!

Entah sejak kapan, langit yang semula cerah dengan terik matahari yang membakar, kini berubah menjadi rintikan hujan yang semakin lama semakin deras membasahi Bumi.

Gabriel mencengkram kuat pisau berlumur darah dan air hujan. "Kau akan mencapai nerak terlebih dahulu, Jovanka." Gumamnya menatap Jovanka yang meringkuk dibawah derasnya hujan dengan tangan memegangi perutnya.

Melihat sesuatu mengalir di sela jemari Jovanka, El tersenyum puas.

"ARGGHH!! DAMN!! FUCK YOU GABRIEL!!" Jovanka berteriak keras dengan mata merah menghunus Gabriel. Wajahnya luka-luka dan penuh dengan air hujan.

El tersenyum miring dengan wajah yang basah dan rambutnya lepek berantakan. "Aku sangat menantikan datangnya hari ini." Suaranya samar karena terhalang hujan. Namun Jovanka masih bisa mendengar nya dengan jarak sedekat ini.

"Hari dimana, awal kehidupan baru akan dimulai."

"Dan kehancuranmu tiba." Lanjutnya.

Jovanka menggeram dalam ketersiksaan ini. Matanya menjalar mencari seseorang. "L-lava.. help me." Tangan Jovanka terulur mencoba untuk menggapai seseorang yang tengah berbaring di tengah-tengah sana.

"Jangan bodoh!" El menendang tangan Jovanka sampai gadis itu kembali tersungkur di tanah.

"Damn!" Umpat Jo memukul tanah dengan sisa tenaganya. Dia tak bisa melawan Gabriel.

Racun yang ada ditubuh Jovanka sudah bereaksi. Sejak awal bertarung dengan El, Jo sudah mulai lemah karena pengaruh racun mematikan itu. Dengan mudah, El memberi banyak luka ditubuh gadis itu.

Jovanka salah jika mengira bisa menahan racun milik Gabriel lebih lama. Semua ini sudah terancang dalam otak El sejak awal. Untuk mengalahkan musuh yang licik, dia harus lebih licik lagi.

"Kalian penjahat akan selamanya penjahat! Dunia tidak akan menerima kalian!!" Hardik Jovanka mulai terbatuk dan mengeluarkan cairan bening.

Luka tusuk di perutnya mulai membesar ditambah guyuran air hujan yang semakin deras. Inikah akhir dari seorang Jovanka? Mati di tangan target nya sendiri.

Apa semudah ini untuk Gabriel menang?

Suara gemuruh dilangit serta petir yang menyambar seakan mengamuk diatas sana. Darah ratusan orang ikut mengalir menyatu dengan air hujan. Sungguh sebuah pemandangan mengerikan dipinggir hutan yang rimbun.

"Nyatanya, kalian tidak ada bedanya dengan kami." Balas Gambriel berjongkok dan menjambak rambut pendek Jovanka sampai gadis itu mendongak menatapnya.

Apanya yang pemberantas kejahatan?!
Apanya yang melindungi dunia?!
Apanya yang pemburu kriminal?!!

"KARENA KALIAN, KAMI KEHILANGAN ORANG-ORANG TERSAYANG YANG KAMI MILIKI!! DASAR ANJING!!"

El mengeraskan jambakan rambut Jovanka bersamaan dengan emosi yang semakin meledak.

"Kita sama Jovanka. Kami pembunuh, kalian juga membunuh." Kini El mencengkram pipi Jovanka untuk membuat gadis itu semakin menatapnya.

REIZO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang