REIZO 32

4.5K 420 179
                                    

Lancar ya puasanya.

Happy Reading!!

Vio dengan terburu-buru memasukan secara asal pakaiannya kedalam koper. Gadis itu berjalan bolak-balik dengan tergesa dan terseok-seok karena kaki yang terluka akibat anak panah El yang menancap betis nya beberapa saat lalu.

"G-gue harus pergi. Pergi jauh." Gumamnya sembari mengawasi keadaan sekitar dengan was-was. Terpancar ketakutan yang amat besar dimata gadis itu. Takut-takut El akan datang dan menggagalkan rencananya.

Kamarnya sudah tidak layak huni lagi. Vio tidak peduli dengan itu semua. Yang ada di otaknya saat ini adalah pergi jauh dari jangkauan gadis psikopat gila yang mengincar hidupnya.

Dengan tertatih, Vio keluar kamar dan menarik serta koper besarnya. Dia akan keluar Negeri dan menjadi orang lain di sana. Tidak akan ada ketakutan akan Gabriel. Ya, tidak ada.

Kehidupan baru sudah menantinya.

Setelah susah payah menarik koper besar dengan keadaan kaki yang terluka, Vio sampai di lantai dasar rumahnya.

Sepi dan sunyi. Keluarga dan pekerja rumahnya sudah dibantai habis tanpa sisa.

Secercah harapan muncul memenuhi rongga hatinya melihat tidak ada orang-orang suruhan El atau semacamnya yang dia kira ada untuk mengawasinya.

Apakah El bodoh membiarkan mangsanya bebas begini?

Senyum nya terbit tanpa bisa dicegah. Saat ingin membuka pintu rumahnya, seseorang dari luar lebih dulu membuka pintu, membuat Vio terkesiap.

Cklek.

Vio menahan nafas, "D-DAMAR?!!" teriaknya tanpa bisa menyembunyikan keterkejutan nya saat melihat Damar berdiri di hadapan nya.

Damar menatap koper milik Vio dengan alis terangkat. Melihat keadaan Gadis itu yang terdapat kantung mata besar dan mata pandai yang jelas terlihat. Beberapa luka di bagian tubuhnya yang terlihat serta perban yang membalut betis kirinya, membuat Damar harus mengakui bahwa El, benar-benar merubah penampilan Vio 180%.

She's danger.

"Mau kemana?" Tanya Damar menatap mata Vio yang tertumpuk ribuan kecemasan dan ketakutan. Siapapun bisa langsung melihatnya hanya dengan sekali tatap.

"K-kabur? Hehe, mau lari." Jawab Vio terkekeh tanpa arti.

"Lo juga harus pergi Mar. Pergi yang jauh!" Vio mencoba meyakinkan Damar untuk ikut kabur sepertinya.

"Why?" Tanya Damar masih santai seakan nyawanya tidak terancam oleh apapun.

Vio menatap keluar rumahnya dengan pandangan berpencar. "D-dia, mau..." Vio menggantung ucapan nya membuat Damar menunggu.

"Bunuh kita."

Damar memainkan lidahnya dalam rongga mulut. Vio mulai Depresi. Pengaruh El benar-benar kuat kepada gadis itu. Sungguh malang nasib temannya ini.

"Lo ikut gue." Ajaknya tanpa menunggu lama langsung menarik tangan Vio yang bebas.

"Kalo lo ikut dan nurut sama gue, Dia gak akan bisa bunuh lo." Cerca Damar membuat Vio menatap punggung laki-laki itu dengan lekat.

REIZO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang