Duapuluh dua

28 6 10
                                    

Happy reading
..
..
Jangan lupa tinggalin jejak kalian vote, coment biar aku nya semangat update nya🤗

..

Pagi yang cerah dengan matahari seolah-olah senyum memancarkan sinarnya seperti arina pagi ini ia merasakan badannya kembali pulih dan ia siap kembali beraktivitas disekolah dengan hati yang bahagia.

Melihat sahabatnya saat itu kelihatan bahagia Anggi pun merasa heran.

"Wah ada yang lagi seneng banget nih" canda Anggi disamping gadis itu

" Enggak kok, biasanya juga gini" jawab arina

"Oh gitu,nggak mau jujur nih.." pekik Anggi

"Enggak,gue gini karena badan gue udah mendingan,gitu aja"balas arina

"Massakk" pekik Anggi sambil memberi ancang-ancang untuk menggelitiki sahabatnya itu

" Jawab nggak" tambahnya dan mengkode jarinya bersiap siap

Ditempat lain Zen dan Gino baru sampai ke sekolah.

"Rindu" panggil Zen

Sekali dua kali tidak menoleh,setelah 3 kali gadis itu baru menoleh.

Arina pun menoleh kebelakang dan melihat Zen berjalan menuju kearahnya,dengan senyum-senyum tipis diantara keduanya.

"Kok rindu" tanyanya Anggi ke arina

"Gini nih, susahnya punya temen playboy undang sana undang sini" pekik Gino yang ditinggal Zen

"Hadueh" tambahnya pasrah

"Rin,udah sembuh" tanya Zen didepannya

"Alhamdulillah iya" jawab arina

"Oh ya makasih ya nggi" ucap Zen

"Lho makasih apanya" tanya Anggi

"Itu nomernya" jawab Zen pelan

" Iya, sama-sama" balas Anggi

Gino pun menghampiri Zen yang saat itu sedang mengobrol dengan arina dan juga Anggi

"Gini nih, ciri-ciri orang yang nggak setia kawan" ujar Gino

" Maaf gin, kelupaan kalau ada Lo tadi" ujar Zen dengan senyum meringis

"Iya gue tau, kalau Lo udah ketemu yang namanya cewek cantik,wahh langsung gercep " celetuk Gino

Mereka disitu pun menahan tawanya mendengar celetuk gino.

"Udah,kalau mau ketawa,ketawa aja nggak usah di tahan"celetuk gino

"Udahlah mending gue kekantin aja dulu makan,timbang jadi nyamuk disini" tambahnya

"Ayo nggi pergi" ajak gino sambil menggandeng tangan gadis itu
Anggi pun merasa kaku dan kaget tangannya ditarik oleh Gino

"Ih kalau ke kantin,kekantin aja sendiri,jijik gue " teriak Anggi yang sudah jauh meninggalkan arina dengan zen, namun masih saja teriakan Anggi terdengar mereka.

Rindu untuk zenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang