Assalamualaikum semuanya
Semoga kalian sehat-sehat semuanya, salam dari aku😘--00--
Hanik menghampiri anaknya di kamar saat jam makan malam, karena sedari tadi ia sudah menunggu di bawah Arina belum saja turun untuk makan malam, ia mendengar sesuatu dari dalam kamar Arina, begitu menghayati anaknya dalam melafalkan satu demi satu bait puisi.
Krekkk..
Pintu terbuka menampakkan wajah Bundanya, sehingga membuat Arina sedikit terkejut saat Bundanya datang."Maaf ya, Bunda langsung masuk aja"
Arina tersenyum kearah bundanya dan kelihatan memegang sesuatu yang disimpan dibelakang punggungnya, sehingga Hanik penasaran dan menanyakan sesuatu apa yang di sembunyikan anaknya itu.
Namun Arina mengelak bahwa ini hanya sebuah kertas berisi tugas sekolah yang ia baru saja tulis lalu salah jawaban, sehingga ia mengepal-ngepal dan membuangnya disampah.
Tapi Bundanya itu tak percaya, anaknya sudah membohongi nya, namun untuk apa anaknya itu membohongi nya, ia hanya bisa berharap tak ada sesuatu yang disembunyikan oleh Arina.
" Yaudah,makan malam udah siap, mau makan sekarang apa nungguin papah?"
"Nanti dulu Bun, Arina harus ngerjain Pr tadi" jawab Arina
Lalu Hanik keluar tak lupa menutup kembali pintu nya, Arina pun bernafas lega lalu gadis itu mengambil kertas tadi di tempat sampah, untung saja kertasnya masih jelas.
..
"Lo udah siapin buat lomba nanti "
"Iya insyaallah sudah siap"ucap Arina
Alin melihat kedatangan Arina bersamaan dengan kedatangan Zen kearah yang sama, kalau mereka bertemu maka rencananya akan gagal, lalu ia pun bertindak.
Sontak Alin langsung berlari kearah Zen dan menghadang nya untuk tidak lewat depan kelas IPS, sebab ada masalah disana, sehingga tidak bisa lewat disana.
Zen tak percaya, kenapa gadis itu tiba-tiba menghalangi nya, karena ia akan kekelas IPS untuk menemui Rindu apakah ia sudah berangkat hari ini, namun gagal gadis itu menghalangi jalannya dan sesekali Alin melihat kearah Arina yang semakin dekat kearah mereka berdiri.
Alin menarik tangan Zen membuat pria itu memberontak terhadap kelakuan Alin. Gadis itu bernafas lega, ia sudah membawa Zen pergi jauh dari Arina.
"Apaan sih maksud Lo" bentak Zen
"Temanin aku makan ya, aku belum makan pagi ini Zen" pinta Alin
"Yeee, salah Lo sendiri" pekik Zen
Alin memegang tangan Zen dan merangkul tangannya supaya pria itu tidak pergi meninggalkan nya.
Zen berusaha melepas tangannya dari rangkulan Alin namun gadis itu memegang nya sangat kuat, namun ia bisa saja memaksa dengan kasar tapi jika itu terjadi otomatis Alin akan kesakitan dan orang-orang akan melihat, agar tidak terjadi masalah dengan Alin maka Zen hanya pasrah.
Alin menikmati sarapannya dan masih memegang tangan Zen, saat pria itu pergi untuk membelikan minuman buat Alin yang menyuruhnya, segera ia mengabari Angel dan Amel untuk segera kekantin dan menjalankan rencananya.
"Makasih ya Zen" ucap Alin
"Sekarang gue pergi" pekik Zen
Segera Alin menarik tangan Zen kembali dan menyuruh nya duduk kembali dengan alasan ia tak membawa uang sehingga pria itu harus membayarnya, menunggu gadis itu selesai makan barulah pria itu akan membayar.
Sesekali Alin menoleh kebelakang, namun Angel dan Amel tak kunjung datang, sehingga membuatnya khawatir kalau saja mereka tidak datang entah apa yang akan gadis itu lakukan buat sahabat nya itu.
Tak butuh waktu lama mereka datang dan langsung menjalankan rencananya, setelah selesai mereka langsung pergi.
"Hah, udah kenyang nih..udah sana bayarin" pinta Alin
"Tapi itu masih banyak lho mie nya, mubazir dibuang" pekik Zen
Sengaja Alin tak menghabiskan makanan nya karena sebenarnya ia sudah kenyang tadi sebelum berangkat ia sudah makan nasi goreng, dan ini hanya tipu daya untuk Zen agar pria itu bisa dekat dengannya.
"Makasih ya Zen, Lo udah nemenin aku makan, dan bayarin lagi" ujar Alin
Pria itu langsung melepas tangannya pergi tak menggubris Alin, ia ingin kembali ke kelas IPS untuk memastikan namun tidak bisa karena bel masuk sudah berbunyi mengharuskan ia masuk ke kelasnya, dan mengurungkan niatnya.
Alin buru-buru balik kekelas dengan geng nya itu, mereka bersorak bahagia rencananya lancar.
Dikelas Alin terus saja tersenyum bahagia, saat tiba QNA, Alin di tunjuk untuk menjawab soal yang akan dibacakan seorang guru didepan.
"Alin?" Panggil guru itu
Gadis itu terkejut saat mengetahui didepannya sudah ada guru yang berdiri tegak dihadapannya dengan kedua tangan berada di pinggangnya, siap memarahinya, gadis itu gelagapan malu, apakah guru itu sudah berada dihadapannya sedari tadi,sungguh ia tak menyadari keberadaannya.
Lalu Alin pun meminta maaf kesalahan nya melamun saat jam pelajaran, guru itu langsung menyuruhnya berdiri dan berjalan kedepan diikuti oleh guru itu dari belakang.
Semua murid dikelas itu melihat nya, semua mata tertuju pada Alin, begitupun Anggi yang terlihat senang musuhnya hari ini dihukum juga di depan teman-temannya, menurut Anggi ini peristiwa yang sungguh memalukan.
Bel pulang berbunyi semua murid dikelas itu bersiap untuk pulang, Alin kelihatan marah sedari tadi ia memendam amarah nya didepan guru itu agar ia tidak di skorsing lagi karena ulahnya, namun kesabarannya habis ia marah tapi kemarahan nya tertuju pada gadis berjilbab itu.
Alin dan geng nya itu menghadang Arina saat ia akan pulang, disaat itu Anggi dan Jeffro tak sedang disampingnya karena mereka berdua harus pulang lebih dulu karena urusan keluarga dan memutuskan untuk meninggalkan Arina.
Alin menyidak Arina, gadis itu terus saja menunduk dihadapan Alin dan gengnya itu, meskipun dulu Arina pernah sedekat saudara dengan Alin, namun sekarang dunia sudah berubah menurut Alin itu kesalahan terbesar bisa kenal dengan perempuan tak tau diri itu, perempuan egois, perempuan tak mau membela sahabat nya sendiri, apa arti sahabat kalau tidak ada pembelaan disaat sahabat nya sedang ada masalah, begitulah pertanyaan Alin yang ditujukan oleh Arina didepan gadis itu langsung. Ia menanyakan hal itu sedikit mata memerah.
Arina hanya menunduk ia dikelilingi oleh Alin, Angel, dan Amel sedangkan ia berada ditengah mendengarkan semua ucapan Alin , yang membuat telinganya mungkin panas.
"Apa-apaan ini" ucap Zen yang saat itu sedang lewat kelas IPS
Segera Alin dan gengnya itu menutupi keberadaan Arina ditengahnya, kemudian Alin keluar dari barisannya lalu mengajak Zen menjauh dari kelas nya, kalau tidak rencananya akan hancur.
Zen memberontak kembali saat tangannya di tarik oleh Alin, yang tak tahu maksud gadis itu terus saja menarik tangannya sedari tadi.
Di kelas Angel dan Amel menarik tangan Arina dan menyuruhnya pulang sebelum ketahuan dengan Zen, mereka mengantarkan Arina sampai ia mendapatkan taksi dan juga memastikan Zen tidak akan tahu.
Setelah Arina mendapatkan taksi itu akhirnya Angel dan Amel bernafas lega, segera ia mengabari Alin bahwa keadaan sudah aman dan juga mereka akan izin pulang lebih dulu.
Alin senang rencananya tidak berantakan, lalu ia melepas tangan Zen dan menyuruhnya pulang beristirahat cukup untuk mempersiapkan hari esok.
"Dari tadi kayak gini kek, nyusahin orang mulu" celetuk Zen
Gadis itu tersenyum kerah pria itu,"Bye bye Zen sayang, jangan lupa istirahat cukup ya.." pekik Alin yang membuat Zen risih dengan ucapan Alin barusan.
--00--
Jangan lupa tinggalin jejak kalian
Votemu semangat ku 🤗
See you next part
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu untuk zen
Fiksi RemajaIni cerita pertama ku, maaf jika ada kesalahan. Semoga kalian semua suka dengan cerita ku . . . [Follow sebelum baca] .. .. Happy reading Merindu dengan seorang laki-laki sholeh yang alim punya banyak teman cewek yang menjadikan nya dikenal dengan c...