Tigapuluh Empat

23 4 17
                                    

Happy reading
..

Mulai malam ini Arina akan bergadang di rumah sakit, untuk menjaga menemani neneknya, ketika sedang duduk  di kursi tunggu teras, tiba-tiba ada pesan masuk dari hp Arina, lalu gadis itupun langsung membukanya.

Setelah dilihat ternyata notif pesan dari Zen masuk.

'Gimana kabarmu'

'baik'

'bunda, ayah gimana ?'

'baik'

'kamu kenapa'

'nggak apa-apa'

'kok kayak sedih, cerita dong'

'nggak apa-apa'
'kamu masih dirumah?'

'iya, insyaallah besok aku balik ke asrama'
'gimana kangen?'

'nggak'

..

"Rin, dipanggil nenek, masuk gih" pinta Hanik

Gadis itu langsung menutup hp nya dan beranjak kedalam menemui sang nenek.

Arina tak tega melihat keadaan neneknya sekarang, kanan kiri dipasangi oleh infus oksigen dan ditambah wajah neneknya yang pucat tak berdaya.

"Nek,
Nenek yang sembuh ya.. Arina sama bunda disini nungguin nenek, cepat sembuh ya nek, nanti Arina masakin kesukaan nenek deh, nenek suka semur jengkol kan" ujar Arina sambil membelai rambut nenek dan mengelus tangan neneknya.

Hanik yang melihat dan mendengar nya pun bertambah sedih, terharu sang anak menjanjikan sesuatu kepada ibunya.

"Cucu nenek udah besar, dulu masih kecil"
"Makasih ya Rin, nenek doakan saja cepat sembuh, nanti kita bareng-bareng makan semur jengkol buatan kamu" ujar sang nenek

Arina  tak ingin menetes kan air mata didepan neneknya tapi  menahannya pun sulit sudah diujung  tanduk, sehingga air matanya pun jatuh sedikit membasahi pipinya, lalu ia pun langsung cepat-cepat menghapusnya agar tak terlihat oleh neneknya.

Arina terus memegangi tangan neneknya dan juga sesekali mencium punggung tangan neneknya.

" Nenek sembuh ya..kami semua disini menemani nenek" lirih Arina

"Kamu disini ya..temani nenek, nenek sangat ingin ditemani kamu, nenek sangat rindu sekali cucu nenek ini" lirih sang nenek

"Iya nek, Arina disini" jawab Arina dan langsung membaringkan kepalanya disisi sang nenek

Ternyata gadis itu sudah tertidur di samping neneknya yang saat itu juga sudah tidur, lalu ia terbangun dan melihat ke arah sofa disana bunda sudah tertidur lelap, terlihat sangat kecapean.

Arina pun langsung pergi ke musholla di rumah sakit untuk menunaikan sholat malam, saat membuka pintu ternyata Om Andi tidur diluar, ia pun membangun kan pamannya itu supaya pindah ke dalam.

..

Di musholla Arina berdoa agar neneknya segera sembuh dan berkumpul kembali dengan keluarganya.

Rindu untuk zenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang