Limapuluh Dua

8 1 0
                                    

..

"Sabar Mah... pelan-pelan aku akan bicara sama dia." bujuk Jeffro yang gelisah karena didesak oleh sang Mama.

"Mama harap kamu secepatnya Jeff...takutnya ada sesuatu kedepannya." Pinta Sarah

'Mama memang belum tau kalau sebenarnya Arina saat ini sedang menjalin hubungan dekat dengan orang lain.' gumam Jeffro dalam hati.

Kemudian pria itu langsung pergi kekamarnya, dan meninggalkan sang Mama yang mendesak untuk segera berbicara tentang masa depannya dan merencanakannya.

"Dibilangin kok malah pergi" grutu Sarah kesal

"Jeff, Jeffro" teriak Sarah memanggil manggil anaknya itu, tanpa ada jawaban dari nya.

'elo si nggak gercep'

'mau gercep gimana, dianya aja nolak terus'

'yaudah sabar aja'

'enaknya bilang sabar nih tante Lo nyuruh gue cepet-cepet lagi'

'sabar aja'

..

Seperti biasa setiap Jum'at sore diadakan kajian sore, Zen sudah bersemangat dan terlihat sudah sehat. Sangking sehatnya orang pertama kali datang kekajian yaitu dia, sedangkan yang lainnya masih bersiap ada yang masih antri mandi dan ada juga yang masih tidur siang termasuk Gino.

"Udah duluan aja Zen" ujar Haikal yang baru datang

Zen mengangguk tersenyum senang.

"Gino mana nggak kelihatan" tanya Haikal yang tak melihat Gino di sana

"Masih molor" jawab Zen

"Gimana sih tu anak" ujar Haikal

Menunggu kajian dimulai, Zen dan yang lainnya menyiapkan ruangan untuk kajian nanti seperti menyiapkan microfon, kursi, dan tak ketinggalan minuman hangat. satu persatu para santri pun sudah berdatangan namun tak terlihat Gino datang ke sana melainkan ustadz yang mengisi kajian hari ini yang sudah datang.

Semua santri terdiam saat ustadz Yusuf masuk keruangan.

Sudah setengah kajian ini dimulai namun Gino tak nampak keberadaan nya, atau bisa jadi pria itu berangkat dibelakang.

"Astaghfirullah Gino" pekik Zen keheranan dan kesal melihat Gino

"Gin, bangun udah malam" ujar Zen yang membangunkan Gino dari tidur lelapnya.

Tak ada jawaban dari temannya itu, Zen pun keluar untuk mengambil sesuatu agar Gino terbangun dari tidurnya.

Pria itu mengendus-ngendus dan merasa keganggu dengan barang kecil yang Zen bawa.

"Ba-u banget sih, apaan sih itu" gumam Gino masih dalam tidurnya.

"Woi bangun" pekik Zen

Pria itu akhirnya terbangun setelah mencium aroma yang ia rasa bau busuk dari atas hidungnya.

"Apaan sih Zen" kesal Gino

"Apaan sih Gin" titah Zen meniru gaya ucapan Gino sehabis bangun tidur

"Gue ngerasa hidung gue ini yang mancung mencium aroma busuk deh..jangan-jangan Lo belum mandi ya..." ujar Gino

"Sembarangan kalo ngomong, itu juga elo yang belum mandi" sindir Zen

Sebenarnya Zen membawa kaos kaki milik teman kamar sebelahnya yang sudah lama tak dicuci. Pria itu mengambil secara diam-diam saat temannya ke kamar mandi, jika ia izin maka temannya itu tidak akan mengizinkan nya.

Rindu untuk zenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang