..
Tak lama kemudian Anggi mengabari Jeffro bahwa ia dan Arina sekarang di kantin dan menyuruhnya agar bisa menyusul mereka ke sana. Namun Jeffro tak bisa kesana, sebab dia sudah ada janji dengan seseorang diluar sehingga sehabis ujian tadi dia langsung balik.
"Lagi chat-an sama siapa nggi" tanya Arina memantau Anggi yang selesai memainkan handphone nya sedari tadi.
Anggi pun menoleh dan tersenyum kepada Arina.
"Ini si Jeffro, aku ajakin kesini tapi dianya nggak bisa" jawab Anggi
Arina mengangguk. " Yaudah pulang aja yuk" ajak Arina
"Yaudah yuk, udah bosen aku" jawab Anggi
Arina beranjak keluar dari kantin sedangkan Anggi sedang membayar makanan yang mereka pesan tadi.
Saat keluar kantin tak sengaja ia berpapasan dengan seseorang yang sudah lama tak bertemu, mereka saling menatap malu namun tak saling menyapa.
"Zen, sendiri aja kekantin" pekik Anggi yang selesai membayar makanan nya.
"Iya Gino masih dibelakang, nanti juga dia nyusul" jawab Zen
Zen menatap Arina yang mengalihkan pandangannya ke depan, gadis itu tak menganggap Zen disana dan memilih mengajak Anggi pulang secepatnya.
Zen pun heran dengan kelakuan Arina hari itu, tak biasanya Arina bersikap dingin kepadanya.
"Yaudah Zen, kita pulang dulu ya" pamit Anggi tersenyum kepada Zen, dan sebaliknya.
"Tadi lo papasan sama Arina kan? Kok nggak Lo ajak makan sih" ujar Gino
Zen tersenyum saja tak menjawabnya. Seraya mengaduk minuman yang ia pesan, padahal minuman sudah habis setengah.
"Ehh diajak ngomong kok malah senyum-senyum" kesal Gino
"Apa yang harus gue jawab" ucap Zen yang akhirnya mau membuka suara. Dan memilih pergi meninggalkan Gino yang masih menyantap makanan nya. Tak lupa ia membayar.
"Aneh lama-lama tu anak" pekik Gino
..
Sesampainya di rumah Arina dikejutkan dengan ucapan bundanya bahwa nanti malam ada tamu papanya ke rumah, sehingga Arina harus mempersiapkan membantu bundanya.
Ia berfikir bahwa baru kali ini papanya mengundang rekan kerja nya kerumah dan makan malam. Karena biasanya mereka bertemu diluar, Arina hanya bisa berpikir positif. Meskipun ia takut akan terjadi hal-hal yang nggak ia duga.
"Rin, kamu hari ini nggak usah kemana-mana ya...dirumah aja" pinta bunda Hanik
"Iya Bun..." jawab Arina
Gadis itu langsung kembali ke kamar dan masih terfikirkan yang aneh-aneh dengan hari ini.
Terdengar suara dari balik pintu kamarnya ia memutuskan untuk membuka pintunya, dan ternyata bundanya membawa sesuatu dalam sebuah kotak yang sudah dibungkus cantik sedemikian rupa tapi itu bukan kado ulang tahun, karena ulang tahunya akan datang 1 bulan lagi. Arina penasaran dan menanyakan kepada sang Bunda.
"Bun apaan ini" tanya Arina membawa kotak tersebut dan melihat sisinya yang masih tertutup rapat.
" Ini baju nanti malam dipakai ya" pinta bunda Hanik
Arina semakin penasaran kenapa harus pakai baju yang bunda beri padahal masih banyak baju yang lainnya yang biasa Arina pakai.
"Yaudah bunda mau siap-siap dulu " ujar bunda Hanik
Arina hanya mengangguk dan masih terlihat kebingungan. Ia berfikir nanti malam juga ia akan tau, meskipun ia masih dihantui rasa kecurigaan nya.
"Papa udah pulang" ucap Arina yang sedang mencuci piring
"Iya kan nanti malam ada acara di rumah" jawab papanya
Ini saatnya Arina bertanya kepada sang papa, jika bundanya tak akan memberitahu papa nya pasti akan memberi tahunya.
Arina mengendip-ngendip menghampiri papanya di ruang tamu saat papanya sedang duduk santai setelah kerja, ia takut sang bunda akan melihatnya.
"Pa- " tak sempat menanyakan nya terdengar suara bundanya diatas memanggilnya, sehingga ia mengurungkan niatnya untuk bertanya dengan sang papanya.
"Iya Bun, bentar" jawab Arina beranjak ke atas menemui sang Bunda
Krekkk
Pintunya terbuka memperlihatkan bundanya yang sedang berada didepan kaca membawa 1 set dress cantik.
"Kenapa Bun?" Tanya Arina memasuki kamar sang bunda.
"Sini bantu bunda milih baju untuk nanti malam" pinta bunda Hanik
Arina semakin penasaran sehingga ia akan memberanikan diri untuk menanyakan soal nanti malam.
Sebelum itu ia akan membantu bundanya memilih baju.
"Ini bagus nggak Rin" tanya bunda Hanik memegangi dress yang terlihat sangat anggun, cantik dan formal dress warna Lilac dengan aksen Payet dan brokat menghiasi dress cantik itu.
"Bagus Bun" jawab Arina
Gadis itu melihat salah satu dress cantik yang menggantung di lemari bundanya yang terbuka, dress itu sangat indah kalau bundanya itu memakai dress itu akan terlihat seperti putri dari kayangan.
Arina mengambil dress itu dan memperlihatkan kepada sang bunda.
"Ini juga bagus Bun" saran Arina dengan memperlihatkan dress itu.
"Bagus, tapi itu untuk simpanan aja" jelas bunda Hanik
'kenapa harus tanya Arina kalau ujung-ujungnya milih sendiri' gumam Arina dalam hati kecilnya
"Yaudah bunda pakai yang ini aja deh..." ujar bunda Hanik
Arina tersenyum dan mengangguk, ini saatnya ia mulai bertanya kepada bundanya.
"Buu-nn" ucap Arina gugup suaranya lirih dan terputus-putus.
"Iya, kenapa Rin?" Tanya bunda Hanik seraya membereskan sisa-sisa baju yang selesai ia pilih dan memasukkan nya kembali ke lemari.
"A-rina mau tan-nya" jawab Arina yang masih gugup
"He-em mau tanya apa" balas bunda Hanik
"Kalau boleh tau emang nanti malam ada apa sih Bun?" Tanya Arina langsung to the poin.
Bunda Hanik menghentikan gerakannya dan menoleh ke arah anaknya itu.
Arina menatap bundanya, saat ditatap balik Arina takut sehingga ia menunduk ia takut ia salah menanyakan ini kepada Bundanya.
..
Jangan lupa tinggalin jejak kalian vote coment 🤗
See you next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu untuk zen
Novela JuvenilIni cerita pertama ku, maaf jika ada kesalahan. Semoga kalian semua suka dengan cerita ku . . . [Follow sebelum baca] .. .. Happy reading Merindu dengan seorang laki-laki sholeh yang alim punya banyak teman cewek yang menjadikan nya dikenal dengan c...