Limapuluh Tujuh

6 2 0
                                    

Allo 👋yuk baca kelanjutan part kemarin, jangan lupa selalu tinggalkan jejak kalian,:)
..

Hari ini Arina bersiap keluar dengan Jeffro, ia akan pergi kerumah kakek Samat.

"Bunda, Arina pergi dulu ya ada urusan penting" pamit Arina yang sudah rapi dengan baju casual warna Oren dengan rok kotak-kotak coklat dibalut hijab pashmina yang membuat aura kecantikannya terlihat hari ini.

"Iya hati-hati, sama siapa?" Tanya Bunda Hanik

"Heem, sama Anggi" balas Arina

Tin tin
Suara klaksonan mobil Jeffro.

Arina bergegas keluar dan berangkat kerumah kakek Samat.

"Sudah?" Tanya Jeffro

Arina mengangguk tak sabar ingin bertemu dengan kakek itu dan bicara perihal keadaan yang sebenarnya.

..

Sesampainya di rumah sederhana minimalis sudah tua tapi bersih dan masih terlihat ada orang yang merawatnya. Rumah itu terlihat sangat sepi dan pintu tertutup rapat seperti tak ada orang didalamnya.

"Assalamualaikum kek" salam Arina diikuti ketukan pintu tiga kali.

Setelah beberapa kali ketukan dan salam tapi tak ada sahutan sama sekali dari dalam rumah itu.

"Rumahnya sepi banget Rin" ujar Anggi yang ikut mengamati dengannya kerumah kakek Samat.

"Coba dibelakang" pinta Jeffro yang menelisik kebelakang rumah.

Sedangkan Arina masih mengetuk pintu dan memanggil kakek Samat  namun masih tak ada jawaban.

"Gimana ada nggak?" Tanya Arina dan Anggi

"Nggak ada, semuanya sepi" jawab Jeffro setelah melihat keadaan dibelakang.

Setelah berfikir sejenak ide pun muncul dari pikiran Anggi.

"Apa jangan-jangan kakek itu dirumahnya Angel" tebak Anggi spontan.

Jeffro tak yakin kakek itu ada disana, dia tahu betul kakek samar nggak bakal diterima di rumah Angel.

"Mungkin lagi jualan" tebak Arina yang berfikir positif.

"Iya sih...yaudah kita cabut aja yuk, coba keliling jalan aja kali aja ketemu dijalan" ajak Anggi

Mereka pun meninggalkan rumah itu, dan mencoba mencari diluar.

Krekkk

Suara dorongan pintu tua dari rumah itu menampakkan kakek tua yang mereka cari, setelah mereka pergi dari sana.

"Maafkan kakek nak..." Ujarnya yang ternyata didalam rumah.

..

Meskipun sudah menyusuri jalanan tempat biasa kakek samat berjualan namun mereka tak menemukan, keberadaan nya. padahal kakek itu dirumah dan  berpura-pura tak bersuara tadi sehingga Arina dan temannya mengira kakek itu tak ada didalam rumah.

Rindu untuk zenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang