Duapuluh Lima

22 4 13
                                    

Happy reading
..

Sepulang dari sekolah arina langsung masuk ke kamar dan ganti baju, mungkin ia kecapean dan tak sempat untuk bertemu dengan bundanya yang sedang masak untuk makan siang.

Setelah ganti baju gadis itu langsung beranjak ke tempat tidur untuk sejenak meluruskan punggung dan beristirahat.

Tok tok tok
Suara dari balik pintu kamar arina.

"Rin, yuk makan dulu, bunda udah siapin makan siang dibawah" pinta bunda hanik

Tak terdengar balasan dari anaknya,bunda hanik langsung masuk kedalam, untung saja pintu kamarnya tak dikunci, untuk memastikan anaknya itu baik-baik saja, Karena sepulang sekolah tadi arina langsung masuk ke kamar nya.

" Rin bangun dulu yuk..bunda udah siapin makan siang nih.." ucap bunda hanik sambil mengelus rambut arina yang saat itu tertidur lelap.

"Maaf bunda, arina tadi ketiduran jadi nggak denger bunda ketuk pintu kamar arina" ujar arina bangun dari tidurnya

"Iya nggak apa-apa nak..
Kamu kenapa? Kecapean?" Tanya bunda

Gadis itu terdiam sejenak.

"Nggak Bun,arina cuma ketiduran tadi" jawab arina

"Yaudah kalau gitu makan dulu nanti tidur lagi" balas bunda

..

Malam ini arina harus membantu bundanya untuk membuat adonan kue yang akan dibuat oleh bundanya, karena bosan Bunda hanik selalu menyibukkan diri dengan pekerjaannya, maka dibukanya pemesanan kue2 itu.

Arina sangat bangga kepada kedua orang tuanya, mereka bekerja keras untuk anak-anak nya supaya anaknya bisa sekolah dan sukses, tapi keluarga arina adalah keluarga yang berkecukupan sebelum usaha bundanya ini maju.

" Rin,kalau kamu kecapean tidur aja gih" suruh hanik

" Nggak kok bun..arina semangat" jawab arina

" Yaudah kamu mixer aja adonan ini sambil duduk Rin" pinta hanik

" Iya bund" jawab arina menyiapkan adonan yang akan dimixer

Pesanan 5 kue brownies dari ibu-ibu pengajian dikompleksnya yang akan diberikan besok pagi sekali, karena pengajian dimulai pukul 08.00 wib pagi sehingga membuat gadis itu tidur sangat larut sekitar pukul 24.00  wib sampai menunggu matangnya kue itu.

<<<

Menelisik kebelakang dulu juga arina pernah membeli roti sebelum ia pulang karena saat itu dirumah kedatangan teman bundanya dan anaknya yang sekarang sahabatnya.

Karena bunda hanik dulu belum kepikiran untuk membuat usaha sampingan ini, usaha bundanya ini di rintis baru minggu-minggu ini.

Atas kepercayaan dari ibu-ibu yang lain dan suport keluarga, promosi dan promosi lagi, akhirnya pesanan demi pesanan datang.

..

Pagi hari sebelum arina berangkat ia mengantarkan kue yang dibuatnya dan bundanya tadi malam untuk di serahkan kepada ibu-ibu pengajian di masjid.

"Bunda, arina berangkat sekarang ya.. takutnya telat" pamit arina

"Iya hati-hati"
"Oh ya bilangin sama Bu Elis uangnya nanti aja kalau bunda udah sampai di pengajian" suruh bunda hanik

"Okeyy" balas arina

Kayuhan sepeda pelan milik arina menuju masjid kompleknya, ternyata disana sudah ada Sasa yang ikut dengan mamanya untuk membantu pengajian nanti.

Rindu untuk zenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang