"Ini handuk dan baju yang bisa kamu pake. Kamar mandinya di situ."
Kevin baru saja kembali dari ruang laundry setelah mengambilkan handuk baru dan baju ganti untuk Jasmine. Ia menyerahkan kain-kain itu pada Jasmine dan gadis yang membutuhkan pertolongan itu tak banyak bicara. Ia hanya pasrah dan menerima barang pemberian Kevin. Setelah handuk dan baju ganti itu berada di tangannya, Jasmine pun pergi ke kamar mandi untuk membasuh dirinya. Dan selagi Jasmine membenah diri, Kevin memanfaatkan kesempatan ini untuk pergi ke dapur, membuatkan Jasmine minuman hangat agar dia merasa lebih baik.
Jasmine kembali ke ruang tamu untuk menemui Kevin setelah membilas dirinya dengan air hangat dan berganti pakaian piyama Kevin—yang sebenarnya terlalu besar untuknya. Kevin sendiri sedang duduk di sofa dan memberi isyarat pada Jasmine untuk bergabung dengannya agar mereka bisa menyelesaikan masalahnya saat ini.
"Jasmine duduk dulu di sini biar kita cari jalan tengahnya!" titah Kevin.
Jasmine hanya bisa melakukan apa yang diinstruksikan manajernya. Ia lalu duduk di sebelah Kevin dan pria itu memberinya segelas teh lemon madu panas untuk menghangatkan tubuhnya.
"Ini diminum dulu," ujar Kevin.
Jasmine mengambil gelas yang diberikan Kevin dengan hati-hati. Namun pandangannya tertuju pada tangan Kevin yang melepuh. Jasmine mengernyitkan alisnya dan itu pun disadari oleh Kevin.
"Ah, ini ... tadi saya masak terus gak sengaja kena panasnya," ucap Kevin menjelaskan apa yang terjadi.
"Oh..."
Setelah teh ada di tangannya, Jasmine menyesap minuman itu perlahan. Kevin yang ingin menjamu Jasmine kemudian bertanya apakah gadis itu sudah makan malam atau belum.
"Kamu sudah makan malam?" Tanya Kevin.
"Sudah kok, Mas—kruk!"
Baru saja Jasmine mau bilang dia sudah makan kepada Kevin, perutnya tidak bisa diajak berkompromi. Sejujurnya, Jasmine memang belum makan malam karena dia baru mau masak setelah belanja. Namun kesialan ini membuatnya tidak lagi memikirkan makan malam, yang ada di pikirannya saat ini adalah bagaimana bisa dia malam ini masuk ke huniannya.
"Tunggu, ya, saya ambilin makanan dulu buat kamu."
"Mas, ga usah repot-repot," tolak Jasmine tak enak hati.
Kevin itu atasannya dan kini dia merepotkan bosnya sendiri. Bagaimana bisa dia tenang bekerja setelah ini? batinnya.
"Gak repot, kok. Tunggu, ya!"
Pada akhirnya Kevin berjalan ke dapur untuk menyiapkan makan malam buat Jasmine. Untungnya, Kevin memasak pasta berlebih karena dia pikir Brian akan makan banyak. Namun, karena mereka harus menghabiskan burger yang dibeli Brian, pastanya tersisa banyak dan Kevin menyimpannya di lemari es. Sisa pasta itulah yang akan Kevin hangatkan untuk Jasmine.
"Maaf, ya, cuma ada ini di rumah saya, saya gak tau ini cocok atau engga di lidah kamu."
Kevin menyodorkan pasta carbonara gochujang buatannya tadi kepada Jasmine. Terlihat gadis itu sedikit kebingungan saat melihat wujud dari pasta yang diberikan oleh Kevin. Namun, berhubung ini bukan waktunya untuk pilih-pilih makanan, Jasmine pun dengan senang hati menerima makanan dari Kevin dan langsung dia cicipi di hadapan kokinya.
"Kaya korean food gitu ya, Mas, rasanya." Jasmine berkomentar setelah merasakan sesuap pasta unik Kevin.
"Iya, kebetulan saya pakein sambal korea jadinya kaya korean food gitu, deh!" jawab Kevin.
"Enak kok, Mas," puji Jasmine.
Tidak bohong. Jasmine merasa pasta buatan Kevin enak dimakan. Padahal Jasmine sendiri jika membuatnya spaghetti carbonara masih hit and miss karena sulit menakar rasa agar enak dan tidak bikin eneg.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU TURN ME ON
Romance"Menurut saya, love is love. Saya ga peduli mau kamu perempuan atau laki-laki, yang terpenting sekarang I am in love with you. Apa saya salah?" Lika-liku kehidupan Jasmine di Jakarta tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Jasmine yang mengira hanya a...